Emmy Hafild menamatkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor pada tahun 1982. Dia memulai karirnya di Sekretariat Kerjasama Konservasi Hutan (Skephi) Pada tahun 1982. Emmy menerima beasiswa Fulbright untuk belajar Master of Science dalam Studi Lingkungan di University of Wisconsin pada tahun 1994. Dia adalah Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) serta Forum Lingkungan Hidup Indonesia dari tahun 1996 sampai 2001.
Meski sejak 2015, ia memilih keluar dari Greenpeace meski telah menduduki jabatan penting, namun kepeduliannya terhadap lingkungan tak pernah berhenti. Ia senantiasa mengajak semua pihak untuk peduli akan lingkungan sekitarnya. Jiwa perlawanannya terhadap ketidakadilan yang merugikan alam dan masyarakat rela mengorbankan posisinya di Greenpeace dulu.
Lulusan Agronomi IPB dan Universitas Wisconsin, AS, dalam bidang Ilmu Lingkungan pada tahun 1994 ini memutuskan total di dunia aktivis lingkungan sejak lulus dari IPB, saat umurnya menginjak 24 tahun. Ia masuk di Yaysan Indonesia Hijau selama 2 tahun berkarir. Karirnya di lembaga swadaya masyarakat melesat cepat, ia masuk ke Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). Ia menjadi Direktur Walhi selama dua periode.
Pada tahun 1998 saat masih tergabung dalam WALHI, ia juga terlibat dalam pembentukan gabungan LSM antikorupsi. Bahkan dia juga tercatat pernah melawan Presiden Soeharto. Ia juga mendapat perhatian dari AS dan menjadi orang asing pertama yang beraksi di depan Senat urusan dana bantuan luar negeri dan lingkungan.