Daniel Johan dilahirkan di Jakarta, 10 April 1972. Ia tinggal di daerah Pekojan yang dikenal sebagai perkampungan Arab di masa kolonial Belanda. Tjong Nyuk Hao adalah generasi ke-4 sejak leluhurnya meninggalkan Moyan, Guangdong. "Himbauan" almarhum Jenderal Soeharto agar orang-orang Tionghoa memiliki "nama Indonesia" membuat Nyuk Hao memiliki identitas tambahan. Sekarang ia dikenal dengan nama Daniel Johan. Ia adalah Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa sekaligus Direktur Institute of National Leadership and Public Policy (INLAPP).
Pendidikan
Yayasan Tri Ratna
Universitas Tarumanegara
Perjalanan Politik
Pendiri dan Anggota Dewan Pengurus Prokader (2006-sekarang)
Pendiri dan Anggota Forum Kebangsaan Pemuda Indonesia - FKPI (1998)
Pendiri dan Anggota Indonesian Interfaith Youth - Gemari (1999)
Pemimpin Umum dan Redaktur Senior Majalah Hikmahbudhi (1995-sekarang)
3 Maret 2016 - Menurut Daniel saat ini banyak Peraturan Menteri (Permen) yg bertentangan dengan UU. Mewakili Fraksi PKB, Daniel berpendapat bahwa Pasal 77 dalam RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, serta Petambak Garam tetap harus ada. Daniel menyampaikan bahwa Fraksi PKB menyetujui RUU ini untuk dibahas lebih lanjut pada tingkat Paripurna.
Pada 11 Februari 2015 - Daniel mengingatkan bahwa ada surat dari Menteri Kehutanan sebelum ibu Siti Nurbaya yang membuat masyarakat tidak terlindungi hutannya. Daniel berharap MenLHK segera melakukan revisi terhadap surat tersebut. Daniel juga menghimbau untuk KemenLHK meningkatkan program yang dekat dengan rakyat dan konservasi.