Ananda Sukarlan (lahir di Jakarta, 10 Juni 1968; umur 49 tahun) adalah pianis asal Indonesia yang menetap di Spanyol. Namanya lebih dikenal di kalangan musik klasik. Ia menjadi satu-satunya orang Indonesia dalam buku "The 2000 Outstanding Musicians of the 20th Century", yang berisikan riwayat hidup 2000 orang yang dianggap berdedikasi pada dunia musik. Saat ini Ananda Sukarlan dikenal sebagai pianis,komponis, pendidik, penulis dan aktivis kebudayaan Indonesia. Ia juga telah bekerjasama dengan Fundacion Musica Abierta untuk membuat musik bagi anak-anak cacat (disabled).
Apa yang telah ia pelajari di periode itu kini ia usahakan untuk diwujudkan di Indonesia, antara lain lewat yayasan yg didirikannya bersama beberapa rekan yang lain, Yayasan Musik Sastra Indonesia/YMSI. YMSI bergerak di bidang pendidikan dan pengembangan musik klasik di Indonesia. Salah satu programnya adalah ‘Children In Harmony’ (CHARM), yaitu memberikan pendidikan musik klasik gratis (beasiswa) kepada anak-anak usia muda untuk belajar musik klasik di Jakarta. Selain CHARM juga ada program ‘Music For Humanity’, yaitu program music klasik melalui konser atau seminar musik untuk membantu sesama, melalui penggalangan dana ataupun berpartisipasi dalam kegiatan berbagi untuk kemanusiaan dan perdamaian.
Bekerjasama dengan Chendra Panatan, mereka berhasil mempagelarkan tari Kecak yang pertama kalinya di Spanyol, yang kemudian menginspirasi banyak komponis untuk mempelajarinya. Komponis Jesus Rueda memasukkan elemen ini di karyanya, Sonata "Kecak" yang dipersembahkan untuk Ananda. Karya terbesar dari asimilasi kebudayaan sampai saat ini antara lain Simfoni no. 2 "Nusantara" untuk piano dan orkes, oleh komponis Spanyol David del Puerto. Sebagai penulis, ia sering diminta menulis artikel mengenai musik di berbagai majalah budaya di Spanyol dan Australia serta Indonesia . Tahun 2013 ia menerima Penghargaan Diaspora RI, dan tahun 2015 ia menerima Anugerah Kebudayaan RI.
#Lihat pula : Derianto Kusuma - CTO & Co-Founder Traveloka