Kim Yo-Jong kelahiran Pyongyang, 26 September 1987 merupakan adik perempuan pemimpin korea utara Kim Jong-Un dari ibu yang sama, yaitu Ko Yong-hui, penari kelahiran Jepang yang menjadi istri ketiga Kim Jong-il yang resmi dan dijuluki Ibu Pyongyang.
Kim Yo-jong menempuh pendidikan di Kota Berne, Swiss, dari 1996 sampai 2000. Setelah kembali ke Pyongyang, perempuan itu melanjutkan studinya di dua universitas, yaitu di Universitas Militer Kim Il-sung dan menempuh studi ilmu komputer di Universitas Kim Il-sung.
Sampai 2010, Yo-jong tak pernah menunjukkan diri di muka publik. Kemunculan pertamanya adalah pada Konferensi Partai Pekerja di tahun tersebut. Tahun-tahun selanjutnya, Yo-jong sering terlihat bersama beberapa pejabat penting Korut. Saat ayahnya meninggal dunia pada Desember 2011 lalu, Yo-jong nampak berdiri di samping Jong-un.
Media Korut sendiri baru menyebut nama Yo-jong secara resmi pada 2014 usai dirinya mendampingi Jong-un saat pemilihan Majelis Tinggi. Selanjutnya Kim Yo-jong kerap menemani kakaknya dalam pertemuan dengan pemimpin dunia, termasuk ketika bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Yo-jong sempat mengambil alih urusan dalam negeri Korut, saat Jong-un absen karena sakit pada 2016 lalu. Dalam setiap kemunculannya, Yo-jong mudah dikenali dengan pakaian berwarna hitam, sepatu hak tinggi dan menguncir rambut panjangnya. Dia murah senyum dan selalu nampak ceria.
Ditunjuk menjadi anggota politbiro, Yo-jong adalah perempuan kedua setelah Kim Kyong-hui yang memegang peranan tinggi di pemerintahan Korut. Kyong-hui merupakan bibi dari Jong-un dan Yo-jong. Namun, dia tak pernah terlihat setelah suaminya Jang Song-thaek dieksekusi mati pada 2013 atas tuduhan pengkhianatan.
Yo-jong berpeluang lebih dari 90 persen menggantikan Kim Jong-un karena dia memiliki ‘darah kerajaan’ di 'negara dinasti' ini. Namun, meski peluang Yo-jong menggantikan Kim Jong-un cukup besar, dia sulit jadi pemimpin karena Korut dikenal mengedepankan maskulinitas.
Penunjukan Yo Jong adalah untuk menggantikan Kyong-hui. Posisi Yo-jong bisa berbahaya jika Jong-un meninggal dunia karena dipastikan banyak pihak yang berebut ingin mengambil alih tongkat kepemimpinan. Kondisi itu seperti yang terjadi pada istri pemimpin China Mao Zedong.