TGH. Ahyar Abduh, (lahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 20 Oktober 1960; umur 57 tahun) adalah Wali Kota Mataram periode 2010-2015 dan 2016-2021. Sebelum menjadi pejabat publik, pria yang akrab dipanggil Abduh ini memiliki karier sebagai Ketua DPRD Kota Mataram 2004-2005.
Kepastian bakal calon Gubernur NTB, TGH. Ahyar Abduh, akan menggandeng figur Bima sebagai kandidat Wakil Gubernur (Wagub), Mori Hanafi, SE, M. Comm, yang akan maju pada kancah Pilkada NTB 2018-2023 mendatang, terjawab sudah. Mori Hanafi, di sela-sela kegiatan Reses di Kota Bima, Minggu (4/6), mengakui bahwa dirinya resmi akan berpasangan dengan TGH Ahyar Abduh, balon Gubernur NTB.
Diakuinya, pinangan dari TGH. Ahyar Abduh yang juga Walikota Mataram itu, dia terima dengan rasa bangga dan terharu, yakni sebagai kandidat Wakil Gubernur NTB. Untuk itu, kata dia, secara khusus dirinya berharap dukungan dari masyarakat Kabupaten Bima dan Kota Bima dalam kancah Pilkada NTB mendatang.
Beredar foto Wali Kota Mataram TGH Ahyar Abduh menendang personel Satpol PP di media sosial. Kepala Satpol PP Mataram Bayu Pancapati mengungkap cerita di balik kejadian itu. Foto tersebut lantas menimbulkan persepsi beragam. Tak sedikit yang mengkritik aksi di dalam video itu. Aksi Wakil Wali Kota Mataram melakukan aksi tendang ini juga viral di media sosial. Videonya beredar luas.
Bayu menyebut aksi itu merupakan bagian dari latihan fisik semata. Menurut Bayu, anggota Satpol PP memang diwajibkan memiliki fisik yang prima. Bayu menjelaskan peristiwa yang ramai dibahas itu terjadi ketika ia dilantik menjadi Kepala Satpol PP pada 17 Januari 2018 di kantor Wali Kota Mataram, Jl Pejanggik, Mataram, NTB. Setelah menyematkan tanda jabatan dan memberikan komando, Ahyar memberikan instruksi kepada anggotanya.
Komandan peleton Pol PP yang bernama Sulihadi menyatakan siap untuk dites fisik. Menurut Bayu, Ahyar sebenarnya enggan untuk meladeni permintaan tersebut. Bayu menjelaskan anggota Satpol PP yang menjalani tes fisik itu memang sudah dipersiapkan sebelumnya. Sebagai pembeda, barisan ini mengenakan kaus di barisan upacara. Bayu pun menegaskan atraksi itu merupakan bentuk keakraban Satpol PP dengan Ahyar sebagai pembina mereka. Ia pun menampik atraksi itu sebagai pembiaran kekerasan.