Meski latar belakang pendidikan Otis tidak terkait langsung di bidang penyiaran, namun daya tarik dunia penyiaran membuat Otis tertantang untuk menggeluti pekerjaan di dunia tersebut. Kepiawaiannya di bidang finansial membuat Otis jago menganalisa data dan informasi, hal yang sangat dibutuhkan dalam merancang program TV. Baginya, dunia penyiaran sangat dekat dengan angka dan data, sebagai dasar untuk pengambilan keputusan pemilihan program yang mampu merebut hati pemirsa secara presisi.
Pada tahun 2008, Otis membuat gebrakan baru di dunia pertelevisian Indonesia yakni melakukan peluncuran ulang terhadap stasiun televisi Lativi menjadi tvOne tepat pada 14 Februari 2008. Dengan mengusung tema sebagai televisi berita, olahraga, dan hiburan (secara selektif), Otis berhasil menjadikan tvOne sebagai referensi utama pemirsa Indonesia dalam mencari informasi teraktual serta disajikan secara lebih atraktif dibandingkan pendahulunya, Metro TV. Sukses menjadikan tvOne sebagai televisi berita nomor satu di Indonesia, Otis pun ditugaskan oleh Visi Media Asia untuk melakukan pembenahan kinerja dan reposisi pasar pada stasiun televisi ANTV terhitung sejak Oktober 2013.
Target pasar utama ANTV diubah dari yang semula menyasar kalangan remaja (yang identik dengan tayangan musik dan olahraga khususnya Liga Indonesia), menjadi televisi hiburan keluarga dengan penekanan pada pemirsa wanita (khususnya ibu rumah tangga) dan anak-anak. Pada tahun 2017, Otis memberikan kejutan di ranah pertelevisian dengan menghidupkan kembali program hiburan di layar kaca tvOne yang sempat mati suri serta peningkatan intensitas penayangan program olahraga di stasiun televisi yang sama, setelah tvOne sempat terlalu terfokus pada program berita sepanjang tahun 2013 hingga 2016 (di luar penayangan Indonesia Super League, Piala Dunia 2014, serta beberapa turnamen FIFA lainnya).