Showing posts with label Seniman. Show all posts
Showing posts with label Seniman. Show all posts

Profil Sule atau Entis Sutisna Pelawak Kota Cimahi

Biografi Sule - Entis Sutisna Ulang TahunEntis Sutisna (lahir di Kota Cimahi, Jawa Barat, 15 November 1976; umur 37 tahun) atau lebih dikenal dengan nama Sule adalah pelawak, penyanyi, aktor, dan pemain sinetron Indonesia. Ia dikenal karena kemampuan membuat lelucon spontan yang responsif dan kreatif. Sule mulai dikenal setelah memenangi API 1 (bersama Ogi Suwarna dan Obin Wahyudin dalam grup lawak SOS) pada tahun 2005 dan Superstar Show bersama Jaja. Karirnya semakin meningkat setelah perannya dalam acara Opera Van Java di Trans7 dan sinetron Awas Ada Sule di Global TV. Anak pertamanya yang bernama Rizky, kini mulai aktif mengikuti jejaknya dilayar kaca.

Sule semakin hari semakin cemerlang. Dia menjadi salah satu pelawak termahal dengari penghasilan Rp 1 miliar setiap bulannya. Padahal beberapa tahun lalu, ayah empat anak ini hanya sebagai penjual jagung rebus keliling kampung, pedagang ayam goreng dan kebaya. Karier pria kelahiran Cimahi, 15 November 1976 ini, mulai bersinar setelah sukses memenangi lomba Audisi Pelawak TPI (API) bersama grup Lawak SOS. Hanya setahun setelah itu, nama Sule mulai diperhitungkan. Namanya terus melambung ke jajaran pelawak papan atas yang penghasilannya melebihi pelawak papan atas lain seperti Komeng dan sebagainya. Penghasilannya lebih dari Rp 1 miliar sebulan didapat dari beberapa stasiun TV antara lain hasil dari acara Opera Van Java di Trans7, Awas Ada Sule di Global TV, juga melalui berbagai macam iklan yang dimainkan oleh Sule.

Sule yang pernah dibimbing pelawak senior Kang Ibing ini sudah memiliki bakat melawak sejak kelas 3 SD. Kala itu Sule kecil sering tampil di acara Agustus-an. Ayah dari Rizki, Putri, Rizwan, dan Ferdinan ini selain melawak juga dikenal pintar menyanyi dan pandai membanyol atau melucu. Alumni STSI Bandung ini juga memiliki kekhasan dalam penampilan yakni rambutnya yang panjang warna pirang sehingga bisa melengkapi karakternya.

Kini Sule sudah menjadi miliarder dengan hartanya berupa lima rumah di Bandung dan Jakarta, dua mobil serta dua sepeda motor. Sule pun tidak lupa untuk selalu bersyukur karena Tuhan telah memberi jalan. Siapa sangka, kata dia, dulu saat baru menikahi Lina pada tahun 1997, dia tinggal di rumah kontrakan petak. Penghasilannya dari melawak hanya Rp 20 ribu sehari, sehingga agar dapurnya bisa tetap ngebul, Sule nyambi berdagang ayam goreng dan berjualan kebaya. Masa-masa sulit bagi Sule tinggal kenangan. Kini pelawak yang serba bisa ini sudah menjadi miliarder.

Opera Van Java adalah salah satu acara yang menghasilkan banyak uang bagi Sule. Dari acara ini sekali tampil Sule memperoleh penghasilan Rp 50 juta atau naik dibanding sebelumnya yang Rp 20 juta - Rp 40 juta. Pemilik rambut gondrong dan pirang ini terkenal dengan gaya khasnya yakni kalau mendengar musik jaipongan langsung reflek joget sehingga sering mengundang orang tertawa. Rupanya gaya khasnya itu lalu menjadi tambahan karakter Sule.

Nekat ke Jakarta beberapa waktu lalu, Sule mengaku bercita-cita menjadi pembawa acara berita televisi sehingga nekat pindah dari Jawa Barat ke Jakarta. Berbekal keahlian menari dia mencoba mengadu nasib di Ibu Kota. Alumnus STSI Bandung ini kemudian berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya di Jakarta. Kesempatan mengikuti API (Audisi Pelawak Indonesia) di TPI bersama Ogi Suwarna dan Obin Wahyudin adalah jalan pintas menuju sukses Sule. Tidak sampai setahun setelah menjuarai Superstar Show, sebuah acara duet selebriti di Indosiar karier Sule pun terus menanjak. Namanya pun masuk dalam jajaran pelawak papan atas. Tahun 2009 dan 2010 adalah tahun-tahun keemasan bagi Sule.

Kini Sule sudah layak disejajarkan dengan Tukul Arwana, Komeng, Eko Patrio, Parto, maupun Olga Syahputra yang sempat dinobatkan sebagai 5 pelawak termahal Indonesia. Seperti Komeng, Sule punya kemampuan spontanitas lelucon yang tergolong sangat responsif, cepat, kreatif dan bagus.

Dalam tampilan di panggung juga punya kemampuan blocking yang lumayan. Sule termasuk salah satu pelawak yang punya karakter melucu yang kuat dan unik. Bakat melawak Sule ini berasal dari ayahnya yang penjual bakso keliling. Ayahnya selalu membanyol dan membuat para pembeli baksonya tertawa. Akan tetapi Sule mengawali naik panggung bukan dengan lawakan, melainkan sebagai pemain musik. Meski sudah sangat terkenal, Sule masih memendam cita-cita yaitu go international walau tak pandai bahasa Inggris. Kendati telah bergelimang harta, Sule tidak mau hidup bermewah-mewah dan mengaku ingin tetap hidup sederhana. Kini Sule pun sudah memiliki bisnis di Bandung berupa salon, warnet, toko baju, ponsel dan studio musik.

Pria pencetus ucapan "prikitiw" itu tetap betah menempati tempat tinggalnya terdahulu, sebuah kamar kos di kawasan Jakarta Selatan. Sebagai seorang pelawak, Sule memang tak ada matinya. la selalu bercanda dan tertawa lepas saat berada di lokasi shooting dan sering mengagetkan banyak orang dengan ulahnya yang konyol untuk menghibur. Sule tetap ingat saudaranya dan membagi-bagi rejeki juga untuk adik-adiknya. Sule merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Setelah 5 tahun di Opera Van Java, pada 28 April 2014, Sule resmi mengundurkan diri dari acara yang telah membesarkan namanya. Sule pergi bukan tanpa alasan melainkan dia tidak lagi memperpanjang kontraknya dengan alasan padatnya jadwal yang harus dijalaninya dan tentu itu sangat menguras waktu dan tenaga. Sule kebanyakan berangkat pagi dan pulang hingga dini hari, kondisi ini sangat membutuhkan kebugaran juga kesehatan yang prima serta pengertian dari pihak keluarga. Waktu untuk bersama keluarga hampir bisa dikatakan hanya 2 jam per hari, sementara dia juga ingin merasakan kebahagiaan bersama keluarganya.

Biography Georges Seurat - Pelukis Pointillism Prancis

Biografi Profil Biodata Georges Seurat Pelukis Prancis Pointillism Wikipedia IndonesiaGeorges Seurat (lahir, 2 Desember 1859 di Paris, Prancis - meninggal, 29 Maret 1891 di Paris) adalah seorang pelukis Prancis yang terkenal dengan menggunakan teknik gambarnya, yang bermain pada cahaya dan juga kontras warna yang sekarang dikenal sebagai Pointillism, dengan menggunakan teknik ini, ia menciptakan komposisi besar dengan kecil, yang memisahkan warna murni dari yang terkecil secara bertahap hingga membentuk kontras warna yang indah dan tampak bersinar. 

Seurat berasal dari keluarga pemilik properti, ayahnya bernama Antoine-Chrisostome Seurat, berasal dari Champagne, dan Ernestine Faivre. Ayahnya memiliki kepribadian tunggal yang merupakan petugas pengadilan dan menghabiskan sebagian besar waktunya di Le Raincy. Pada masa mudanya Seurat tinggal bersama ibunya, saudaranya Emile, dan adiknya Marie-Berthe. Seurat menempuh pendidikannya di Ecolo des Beaux-Arts. 

Sebagai mahasiswa, Seurat bekerja di sekolah pematung Justin Lequien, selama kurang dari satu tahun selama 1878-1879, Selama tahun ini Seurat mengembangkan rasa yang mendalam untuk patung antik dan lukisan Renaissance. Seurat sangat mengagumi lukisan JAD Ingres, kemudian membuat studi yang cermat terhadap tradisi lanskap baru yang telah dimulai dengan sekolah Barbizon dan memuncak dalam impresionisme.

Georges Pierre Seurat (2 December 1859 – 29 March 1891) was a French post-Impressionist artist. He is best known for devising the painting techniques known as chromoluminarism and pointillism. While less famous than his paintings, Seurat's conté crayon drawings have also garnered a great deal of critical appreciation. Seurat's artistic personality combined qualities that are usually thought of as opposed and incompatible: on the one hand, his extreme and delicate sensibility, on the other, a passion for logical abstraction and an almost mathematical precision of mind. His large-scale work A Sunday Afternoon on the Island of La Grande Jatte (1884–1886) altered the direction of modern art by initiating Neo-impressionism, and is one of the icons of late 19th-century painting.

Helena Modjeska Biography Helena Modrzejewska

Biografi Profil Biodata instagram ig Wikipedia IndonesiaHelena Modrzejewska yang lahir di Polandia 12 Oktober 1840 dan dikenal secara profesional sebagai Helena Modjeska adalah seorang aktris Polandia terkenal yang mengkhususkan diri dalam Shakespeare. Pada awal karir aktingnya di Polandia, Dia membuat debut panggungnya pada tahun 1861 sebagai Helena Modrzejewska. Kemudian ketika berakting di luar negeri, ia menggunakan versi sederhana dari namanya yaitu Modjeska yang lebih mudah diucapkan oleh penonton berbahasa Inggris. 

Pada 1868 dia mulai muncul di Warsawa selama delapan tahun di sana, dan mengkonsolidasikan statusnya sebagai bintang teater. Saudara tirinya Józef dan Feliks Benda juga merupakan aktor yang dihormati di Polandia. Pada salah satu pertunjukan Modrzejewska di Warsawa, tujuh belas siswa sekolah menengah menghadiahinya karangan bunga yang diikat dengan pita dalam warna nasional Polandia merah-putih. Para murid dituduh oleh otoritas Kekaisaran Rusia melakukan demonstrasi patriotik. Mereka dikeluarkan dari sekolah mereka dan dilarang masuk ke sekolah lain.

Pada 12 September 1868, Modjeska menikah dengan seorang bangsawan Polandia, Karol Bożenta Chłapowski. Pada saat pernikahan mereka, Chłapowski dipekerjakan sebagai editor surat kabar nasionalis liberal. Modjeska menulis bahwa rumah mereka menjadi pusat dunia seni dan sastra. Penyair, penulis, politisi, seniman, komposer, dan aktor lain sering mengunjungi salon Modjeska. Pada Juli 1876, setelah menghabiskan lebih dari satu dekade sebagai diva yang berkuasa di teater nasional Polandia.
Karena alasan pribadi dan politik, Modjeska dan suaminya memilih untuk beremigrasi ke Amerika Serikat. Di Amerika Serikat ia mengadopsi nama panggung "Count Bozenta" sebagai taktik untuk mendapatkan publisitas. Bozenta lebih mudah diucapkan oleh audiens yang berbahasa Inggris daripada Chłapowski. Pada 20 Agustus 1877 Modjeska memulai debutnya di Teater California di San Francisco dalam versi bahasa Inggris. Dia kemudian menghabiskan tiga tahun di luar negeri terutama di London untuk meningkatkan bahasa Inggrisnya sebelum kembali ke panggung di Amerika. Terlepas dari aksen dan penguasaan bahasa Inggrisnya yang tidak sempurna, dia mencapai kesuksesan besar. 

Selama karirnya, ia memainkan sembilan pahlawan Shakespeare. Pada tahun 1883 dia memperoleh kewarganegaraan Amerika. Pada tahun 1880-1890, ia memiliki reputasi sebagai pemeran wanita terkemuka Shakespeare di panggung Amerika. Modjeska melakukan tur selama dua tahun dan mengakhiri karir aktingnya dan setelah itu hanya muncul secara sporadis untuk mendukung tujuan amal. Modjeska meninggal di California pada 8 April 1909 dalam usia 68 tahun. Jenazahnya dikirim ke Kraków untuk dimakamkan dekat keluarga.

Biografi Pak Tino Sidin - Gemar Menggambar TVRI

Biografi Profil Biodata Pelukis Pak Tino Sidin - Wikipedia - Gemar Menggambar TVRIPelukis Pak Tino Sidin - Gemar Menggambar TVRITino Sidin (lahir di Tebingtinggi, Sumatra Utara, 25 November 1925 – meninggal di Jakarta, 29 Desember 1995 pada umur 70 tahun) adalah seorang pelukis dan guru gambar yang terkenal dengan acaranya di stasiun TVRI era 80-an, yaitu Gemar Menggambar. Dalam acara ini "Pak Tino" mengajar anak-anak bahwa menggambar itu mudah, dan merupakan perpaduan dari garis-garis lurus dan garis-garis lengkung. Pada akhir setiap acara ia menunjukkan gambar-gambar yang dikirim oleh pemirsanya dan kemudian menambahkan komentar yang sangat dikenal, "Bagus!"  
Pak Tino, sosok guru gambar itu sangatlah terkenal pada masanya. Lelaki yang lahir dari pasangan Sidin dan Tini di Tebing Tinggi, Sumatera Barat itu memang memiliki bakat menggambar sejak kecil. Bakat "ajaibnya" ini pun secara tidak sengaja ditemukan oleh tentara Jepang ketika menggambar di pasir pada masa pemerintahan Dai Nippon di Indonesia. Tino Sidin kemudian kemudian diangkat sebagai pembuat poster propaganda Jepang dengan jabatan Kepala Bagian Poster Jawatan Penerangan di Tebing Tinggi pada 1944. Dari sinilah kemudian kiprah Tino Sidin bermula lewat perjalanan hidupnya yang berliku-liku.
Setelah Indonesia merdeka, selain sebagai anggota Polisi Tentara Divisi Gajah Dua Tebingtinggi, Tino Sidin sempat menjadi guru menggambar di SMP Negeri Tebing Tinggi. Dia bersama Daoed Joesoef dan Nasjah Djamin kemudian mendirikan Kelompok Angkatan Seni Rupa Indonesia di Medan. Tahun 1946, bersama kedua temannya Tino Sidin merantau ke Yogyakarta. Di kota pelajar ini Ia mulai melukis atau membuat sketsa, hingga membuat propaganda anti Belanda di Seniman Muda Indonesia. Dia juga bekerja sebagai pegawai bagian kesenian di Kementerian Pembangunan Pemuda (1946-1948) dan bergabung dengan Tentara Pelajar Brigade 17 (1946-1949). 

Tino Sidin kembali ke Tebing Tinggi pada tahun 1951, untuk mempersunting Nurhayati dan menjadi guru olahraga di Taman Dewasa (SMP) Tamansiswa, setahun kemudian mereka pindah ke Binjai. Di kota inilah karier melukis Tino Sidin mulai dikenal dengan nama Tino’S. Setelah satu dekade berjalan, Tino Sidin kembali ke Yogyakarta ketika ia mendapat tawaran beasiswa di Akademi Seni Rupa Indonesia. Setahun kemudian, istri dan anak-anak beliau boyong ke Yogyakarta. Dalam acara Gemar Menggambar yang dimulai di TVRI Yogyakarta sejak 1969 ini, ia kemudian berpindah ke TVRI pusat mulai 1979 hingga 1989. 

Buku karyanya tentang menggambar bagi anak-anak seperti Gemar Menggambar Bersama Pak Tino Sidin (Kanisius, 1975), Ayo Menggambar (Balai Pustaka), dan Menggambar dengan Huruf (Karya Unipress, 1992) yang menjadi buku paling efektif dalam pola pengajaran menggambar di Indonesia. Setelah bertahun-tahun memajukan dunia seni anak lewat menggambar, karena sakit, akhirnya Pak Tino wafat di umur 70 tahun pada 29 Desember 1995 di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta. Guru legenda gambar Indonesia ini dimakamkan di Makam Kwaron, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul tidak jauh dari Taman Tino Sidin, Yogyakarta.

Biografi Ki Seno Nugroho Dalang Wayang Kulit

Biografi Profil Biodata ki seno meninggal karenaKi Seno Nugroho yang lahir di Yogyakarta, 23 Agustus 1972 – meninggal di Sleman, Yogyakarta, 3 November 2020 pada umur 48 tahun adalah seniman dan dalang wayang kulit berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal secara luas sebagai dalang melalui pergelaran wayang kulit yang memadukan antara gagrag Surakarta dan gagrag Yogyakarta. Kekhasan lainnya yang membuat terkenal adalah saat menampilkan panakawan (Semar, Garèng, Pétruk, Bagong) dengan guyonan yang spontan, kontekstual, aktual, dan lucu. Selain mendalang di Indonesia, Seno Nugroho juga pernah diundang tampil di negara Belanda dan Belgia. Seno Nugroho lahir di Yogyakarta, 23 Agustus 1972. Mulai menggeluti dunia pedalangan sejak usia 10 tahun, dan mengawali kariernya sebagai dalang pada usia 15 tahun, saat masih duduk di Sekolah Menengah Kesenian Yogyakarta. Kekagumannya terhadap sosok Ki Manteb Soedharsono yang membuat dia tertarik pada pedalangan dan terus menggelutinya. Hingga akhir hayatnya, Seno belum mempunyai sanggar pedalangan sendiri, tetapi sesekali beberapa orang dari mancanegara belajar mendalang padanya. Dia juga mempunyai kelompok karawitan sendiri yang diberi nama Wargo Laras dengan jumlah anggotanya kurang lebih 50 orang. Pada tanggal 3 November 2020, Seno Nugroho dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 22.15 WIB di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Yogyakarta.

Biodata Soimah Pancawati - Suami Anak dan Keluarga

Biografi Profil Biodata Aksa Uyun Dananjaya Anak Soimah Pancawati SuamiSoimah Pancawati yang lahir di Pati, 29 September 1980 adalah penyanyi dan pembawa acara berkebangsaan Indonesia. Tak hanya ahli dalam bidang kesenian Jawa, ia juga seorang rapper dan rocker.

Artis multitalenta ini merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara pasangan Hadinarko dan Kasmiyati. Ia menikah dengan Herwan Prandoko (koko) pada 27 Desember 2002 dan dikaruniai dua orang putra yaitu, Aksa Uyun Dananjaya (7 Mei 2003) dan Diksa Naja Naekonang (15 September 2006).

Bakat seni telah mengalir dalam diri Soimah. Tantenya, M. M. Ngatini, adalah istri dari kerabat padepokan tari Bagong Kussudiardjo yang ada di Jogjakarta. Tantenya tersebut lah yang selalu menyarankan agar Soimah bergaul dengan berbagai komunitas seni. 

Setelah lulus SMP, Soimah memutuskan melanjutkan pendidikan di SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) jurusan karawitan. Kemampuan vokal Soimah menjadi alasan dia sering memenangkan lomba kesenian seperti Juara 1 lomba nyanyi Bintang Karaoke Dangdut se Jateng-DIY, Juara 1 Bintang Televisi dan Juara Dara Ayu.

Karier Soimah sebagai sinden semakin melambung ketika dirinya bergabung dengan Jogja Hip Hop Foundation. Bersama komunitas seni tersebut, Soimah menjalani tur dunia untuk yang pertama kalinya, pada 14 Mei 2011. Dari situlah ia memulai karier di dunia hiburan Indonesia. Karier pertamanya di dunia pertelevisian terjadi di ANTV. Saat itu ia menjadi penyanyi latar di acara Seger.

Sosok Soimah tidak hanya terkenal karena suaranya. Pembawaan kocak artis ini membuatnya seringkali didapuk menjadi komedian. Selain itu, kepiawaiannya dalam melawak juga membuatnya mendapat program talk show pribadinya, @Show Imah. Ia juga sering muncul di televisi pada beberapa acara seperti Indonesia Mencari Bakat, Comedy Project dan Opera Van Java.

Oskar Fischinger - Animator Seniman Jerman

Biografi Profil Biodata Oskar Fischinger Animator Seniman JermanOskar Wilhelm Fischinger (lahir di Gelnhausen, 22 Juni 1900 - meninggal di Los Angeles, 31 Januari 1967 pada umur 66 tahun) adalah seorang animator abstrak, pembuat film, dan pelukis berdarah Jerman-Amerika asal Gelnhausen, Jerman saat ini. Ia dikenal karena karyanya di bidang animasi musik abstrak beberapa dekade sebelum munculnya komputer grafis dan video musik yang lazim digunakan saat ini. 

Salah satunya, Fischinger terlibat dalam karya efek khusus dalam film panjang Woman in the Moon karya Fritz Lang yang tayang pada tahun 1929, salah satu film fiksi ilmiah bertema luar angkasa yang diproduksi pada zamannya. Total ia menghasilkan lebih dari 50 film pendek, menciptakan sekitar 800 karya lukis dalam kanvas yang di antaranya sudah masuk ke dalam banyak museum di seluruh dunia.

Karyanya yang paling besar adalah film pendek berjudul Motion Painting No. 1 (1947), sebuah film pendek yang menggabungkan musik klasik berjudul Brandenburg Concerto no. 3, BWV 1048 oleh Johann Sebastian Bach dengan gabungan gambar-gambar yang membentuk gerak henti dalam tumpukan kaca akrilik. Karya ini pun masuk ke dalam salah satu arsip di Pendaftaran Film Nasional milik Perpustakaan Kongres Amerika Serikat dengan alasan "secara kultural, historis, atau estetis signifikan".

Gugum Gumbira - Seniman Jaipongan Sunda

Biografi Profil Biodata Gugum Gumbira Meninggal Dunia Wafat Seniman asal SundaDr. Gugum Gumbira Tirasondjaja (sering dikenal sebagai Gugum Gumbira lahir di Bandung, 4 April 1945; umur 74 tahun) adalah komposer Sunda, pemimpin orkestra, koreografer, dan pengusaha dari Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Gugum Gumbira menikah dengan Euis Komariah, yang bernyanyi Orkestra Jugala. Putri mereka, Mira Tejaningrum (lahir 4 Maret 1969), adalah penari dan koreografer untuk kelompok tari Jugala. Studio Jugala Gugum Gumbira di Bandung berfungsi sebagai dasar untuk orkestra Jugala itu sendiri dan kelompok tari, telah menciptakan dan merekam beberapa musisi lainnya, termasuk Sabah Habas Mustapha dan The Residents. Orkestra Jugala termasuk instrumen gamelan Sunda, drum, rebab dan suling, memainkan jaipongan dan musik degung kontemporer.

Kabar duka menyelimuti dunia seni Tanah Air. Maestro Jaipongan Gugum Gumbira, mengembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (4/1/2020). Melalui press realease, dikabarkan Gugum Gumbira meninggal pada pukul 01.59 WIB. Sebelum meninggal dunia, Gugum Gumbira didiagnosis rumah sakit memiliki penyakit komplikasi. Ia menderita jantung, Stroke, dan infeksi paru-paru. Gugum Gumbira, sempat tidaksadarkan diri setelah terjatuh pada Selasa (31/12/2019) lalu. Ia pun langsung dilarikan ke IGD Rumah Sakit Santosa. Selama perawatan di Rumah Sakit Santosa, Gugum masuk dalam Cardio Vascular Care Unit (CVCU). Selama dua hari, Gugum mengalami penurunan kesadaran. Bahkan, setelah pindah ruang rawat inap, ia sudah tidak sadarkan diri dan kondisi kesehatan semakin menurun.

Pada tahun 1961, Presiden Indonesia, Sukarno melarang musik rock and roll dan genre barat lainnya dan musisi Indonesia tertantang untuk menghidupkan kembali seni pribumi. Gugum Gumbira pun mengambil tantangan, belajar tari pedesaan dan festival musik selama dua belas tahun. Jaipongan, atau Jaipong, adalah hasil yang paling populer dari studinya yang memperbarui musik ritual desa bernama ketuk tilu dengan gerakan dari Pencak Silat, seni bela diri Indonesia, dan musik dari tarian teater bertopeng, Topeng Banjet, dan teater Wayang Golek. Dalam ketuk tilu asli, kelompok biasanya terdiri dari pot-gong ketuk tilu, gong kecil lainnya, rebab, drum barel, dan seorang perempuan penyanyi-penari (ronggeng) yang sering juga melacur, mengajak laki-laki untuk menari dengannya secara sensual. Gugum memperluas bagian drum sebagai bagian dari gamelan perkotaan, mempercepat musik, mendefinisikan ulang penyanyi hanya sebagai penyanyi (sinden), dan datang dengan nama onomatope yang menarik. Banyak pendengar menganggap bahwa musik ini sangat kompleks dengan irama yang dinamis.

Jaipongan memulai debutnya pada 1974 ketika Pak Gugum beserta gamelan dan penari pertamanya tampil di depan umum. Pemerintah sporadis berupaya untuk menekan ini karena amoralitas yang dirasakan (mewarisi beberapa sensualitas ketuk tilu) yang hanya membuatnya lebih populer. Tarian ini selamat bahkan setelah larangan resmi Indonesia pada musik pop asing selama beberapa tahun, dan menggila pada 1980-an. Pada pertengahan 1980-an, Jaipongan sebagai tarian sosial telah memudar, tapi tetap populer sebagai tari panggung, dilakukan oleh perempuan, pasangan campuran atau sebagai solo. Album Jaipongan yang paling banyak tersedia di luar Indonesia adalah Tonggeret oleh Idjah Hadidjah dan Gugum Gumbira Jugala orkestra, yang dirilis pada tahun 1987 dan kembali dirilis sebagai Jawa Barat: Jaipong Sunda dan Musik Populer lainnya]] oleh Nonesuch / Elektra Records.

Biografi Djaduk Ferianto - Bagong Kussudiardja

Biografi Profil Biodata Djaduk Ferianto Meninggal DuniaDjaduk Ferianto atau Gregorius Djaduk Ferianto (lahir di Yogyakarta, 19 Juli 1964 – meninggal di Yogyakarta, 13 November 2019 pada umur 55 tahun) adalah seorang aktor, sutradara dan musikus berkebangsaan Indonesia. Ia adalah putra bungsu dari Bagong Kussudiardja, koreografer dan pelukis senior Indonesia, serta adik kandung dari Butet Kartaredjasa, aktor dan pemain teater asal Indonesia. Dalam bermusik, dia lebih berkonsentrasi pada penggalian musik-musik tradisi. Djaduk adalah salah satu anggota dari kelompok musik Kua Etnika, musik humor Sinten Remen, dan Teater Gandrik. Selain bermusik, dia juga menyutradarai beberapa pertunjukan teater dan menggarap ilustrasi musik untuk sinetron di televisi. Djaduk meninggal dunia pada usia 55 tahun di Bantul, Yogyakarta.

Djaduk lahir di Yogyakarta dari pasangan mastro tari Bagong Kussudiardja dan ibunya, Soetiana. Sejak tahun 1972, Djaduk sering menggarap illustrasi musik sinetron, jingle iklan, penata musik pementasan teater, hingga tampil bersama kelompoknya dalam pentas musik di berbagai negara. Ia bersama kelompoknya terkenal dengan eksplorasi berbagai alat dan benda sebagai instrumen musiknya. Terlahir dengan nama Guritno, pemberian pamannya. Ayahnya, Bagong Kussudiardjo mengganti namanya dengan Djaduk yang artinya unggul. Ia selalu ditemani radio yang sering menyiarkan pertunjukan wayang. Tidak lupa juga buku cerita wayang yang selalu ada di sampingnya. Kemudian ia bercita-cita menjadi dalang, bahkan pernah belajar mendalang. Lingkungan masa kecilnya di Tedjakusuman, Yogyakarta yang dekat dengan kesenian sangat mendukung kariernya di bidang musik, juga teater.

Djaduk pernah mendirikan Kelompok Rheze yang tahun 1978 pernah dinobatkan sebagai Juara I Musik Humor tingkat Nasional, mendirikan Kelompok Musik Kreatif Wathathitha. Pada tahun 1995, bersama dengan kakaknya, Butet Kertaradjasa dan Purwanto, mendirikan Kelompok Kesenian Kua Etnika, yang merupakan penggalian atas musik etnik dengan pendekatan modern. Pada tahun 1997, Djaduk mengolah musik keroncong dengan mendirikan Orkes Sinten Remen. Salah satu hal yang pernah mengganjal Djaduk adalah label lokal dan nasional. Ia mengalami diskriminasi itu sejak 1979. Djaduk baru bisa masuk industri (nasional) tahun 1996, setelah muncul di acara Dua Warna RCTI. Maka ketika Djaduk banyak menerima job tingkat nasional, ia tetap bertahan sebagai orang lokal. Tak akan menetap atau berdomisili Jakarta, meski frekuensi tampil di ibu kota sangat tinggi. Djaduk dan kelompoknya tetap berada di Yogya.

Biography Alexandra Grant Seniman Amerika

Biografi Profil Biodata Alexandra Grant Biography Keanu ReevesAlexandra Grant (lahir 1973) adalah seniman Yahudi Amerika yang tinggal di Los Angeles. Dia menggunakan bahasa dan pertukaran dengan penulis sebagai sumber untuk pencitraan dalam patung, melukis, menggambar, dan video. Grant lahir di Fairview Park, Ohio. Pada tahun 1994, Grant lulus dari Swarthmore College dengan gelar BA dalam bidang sejarah dan seni studio. Pada tahun 2000, Grant lulus dari California College of the Arts San Francisco dengan MFA dalam menggambar dan melukis. Pameran tunggal pertama Grant di sebuah museum adalah pada tahun 2007, yang diselenggarakan oleh kurator Alma Ruiz, di Museum Seni Kontemporer, Los Angeles (MOCA). Katalog dari pameran ini menampilkan karya-karya Grant dalam skala besar di atas kertas, sebuah esai tentang karya Grant oleh Ruiz, dan sebuah esai yang mengilhami Grant oleh Hélène Cixous, penulis dan filsuf Prancis. Grant dikenal sebagai 'kolaborator radikal' - pertukaran terpanjangnya dengan penulis perintis fiksi hypertext, Michael Joyce. Lukisan dan pahatan berdasarkan teks Joyce (menggunakannya sebagai skor atau skrip untuk ditafsirkan daripada diikuti) telah menjadi subjek setidaknya tiga seri: Ladder Quartet (diperlihatkan di MOCA pada 2007), Six Portals (ditampilkan di Honor Fraser galeri pada 2008), dan Bodies (ditampilkan di galeri Honor Fraser pada 2010).

Pada 2013, Grant berkolaborasi dalam serangkaian pameran kembar dengan Cixous, berdasarkan buku penulis Filipina. "Forêt Intérieure / Interior Forest" berlangsung pertama kali di 18th Street Arts Center di Santa Monica, dan di Mains d'Oeuvres di Saint-Ouen, Prancis.1 Ratusan orang bergabung dengan Grant dalam menciptakan gambar berskala besar novel Cixous, yang menyentuh pada banyak tema termasuk telepati dalam karya Cixous, Jacques Derrida, dan Sigmund Freud. Grant dan Cixous berbicara tentang hubungan telepati mereka pada 2013 sebagai bagian dari percakapan dari Mains d'Oeuvres ke Nottingham Contemporary [2] pada tahun 2016, 18th Street Arts Centre menerbitkan “Forêt Intérieure / Interior Forest” untuk berterima kasih kepada banyak peserta dalam proyek , katalog yang mencakup foto-foto dari kedua pameran, dan esai oleh Cixous, Grant, kurator Pilar Tompkins Rivas, Robert Nashak, dan transkripsi percakapan 2013 dengan Cixous.

Grant melanjutkan evolusi gaya pada tahun 2013, ketika ia mulai menunjukkan karya-karya dari karya-karya "Century of the Self", pertama kali di Museum Nelayan USC pada tahun 2013 "Drawn to Language," di Lora Reynold's Gallery di Austin, TX pada 2014, [3] di 2015 di pameran “Kita Harus Menghadapi Kegembiraan: 20 Seniman dari Los Angeles” di Venice Biennial dan dalam sebuah pameran dua orang dengan Steve Roden di Museum Seni California Pasadena “Bahasa-Bahasa yang Ditentang Carnation.” Karya-karya ini adalah terinspirasi oleh film dokumenter "Century of the Self" oleh dokumenter BBC Adam Curtis.

Pada 2015, Grant mulai memamerkan dirinya saat ini dalam melukis "Antigone 3000" yang terinspirasi oleh mitos Yunani, dan secara khusus ungkapan dalam permainan Sophocles di mana Antigone berhadapan dengan pamannya Creon — raja — dan berkata, “Aku dilahirkan untuk tidak mencintai untuk membenci. ”Karya-karya dari Antigone 3000 telah diperlihatkan di Barnsdall Art Center, ketika Grant memenangkan Penghargaan Artis Tengah Karir Kota Los Angeles (COLA) pada tahun 2015 dan yang terbaru pada tahun 2017 di Museum Seni Daerah Los Angeles (LACMA) ) sebagai bagian dari pameran “LA Kegembiraan: Hadiah Terbaru oleh Artis. "

Gareng Semarang Seniman Angga Ardiyanta

Biografi Profil Biodata gareng semarang salatiga meninggalGareng Semarang atau gareng Salatiga adalah Seniman Ketoprak yyang bernama asli Angga Ardiyanta. Kecelakaan maut di Tol Ngawi-Kertosono pada Rabu (14/8/2019) pagi sekitar pukul 04.30 WIB menewaskan seniman ketoprak Angga Ardiyanta (31) atau dikenal dengan nama Gareng Semarang atau Gareng Salatiga.

Gareng Semarang meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan medis di RSI At-Tin Husada, Ngawi pada Kamis (15/8/2019) dinihari sekitar pukul 03.00 WIB. Gareng mengalami kecelakaan di Tol Ngawi-Kertosono, KM 569.800 jalur B, tepatnya masuk Desa Jengrik, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Rabu (14/8/2019) pagi sekitar 04.30 WIB. Mobil Daihatsu Terios bernopol H-8853-WL yang dikemudikan adiknya, Adine Angga (21) warga Pabelan, Semarang, menabrak truk tronton bernopol K-1493-OF yang dikemudikan Yogo Pangesti Eko Putro (23), warga Jebres, Surakarta.

Kanit Laka Lantas Polres Ngawi, Iptu Cipto Utoyo, saat dikonfirmasi mengatakan, saat itu Gareng duduk di kursi depan di samping sopir. Kendaraan yang ditumpanginya melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Surabaya menuju Semarang. Cipto menuturkan, dari pengakuan sopir, pada saat itu sopir Adine Angga, mengaku ngantuk sehingga kurang berkonsentrasi saat mengemudi. Hingga akhirnya, mobil yang dikemudikannya menabrak truk tronton yang melaju searah di jalur sebelah kiri. Mobil Terios yang dikemudikan oleh adik Gareng menabrak bagian bak truk sebelah kanan, hingga bagian mesin mobil ringsek separo pada bagian sebelah kiri.

Omar Khayyam Penyair Karya Puisi Rubaiyat

Biografi Profil Biodata Omar Khayyam BiographyUmar Khayyām (18 Mei 1048 – 4 Desember 1131, dalam bahasa Persia عمر خیام), dilahirkan di Nishapur, Iran. Nama aslinya adalah Ghiyātsuddin Abulfatah 'Umar bin Ibrahim Khayyāmi Nisyābūri (غياث الدين ابو الفتح عمر بن ابراهيم خيام نيشابوري). Khayyām berarti "pembuat tenda" dalam bahasa Persia. Pada masa hidupnya, ia terkenal sebagai seorang matematikawan dan astronom yang berhasil mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar, seperti yang dilakukan oleh Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender yang telah diperbaiki Aloysius Lilius (meskipun Britania Raya baru beralih dari Kalender Julian kepada kalender Gregorian pada 1751, dan Rusia baru melakukannya pada 1918).

Dia pun terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran. Pada 1073, Malik-Syah, penguasa Isfahan, mengundang Khayyām untuk membangun dan bekerja pada sebuah observatorium, bersama-sama dengan sejumlah ilmuwan terkemuka lainnya. Akhirnya, Khayyām dengan sangat akurat (mengoreksi hingga enam digit di belakang koma) mengukur lamanya satu tahun sebagai 365,24219858156 hari. Ia terkenal di Persia dan dunia Islam karena observasi astronominya. Ia pernah membuat sebuah peta bintang (yang kini lenyap) di angkasa.

Filsafat Umar Khayyām agak berbeda dengan dogma-dogma umum Islam. Tidak jelas apakah ia percaya akan kehadiran Allah atau tidak, namun ia menolak pemahaman bahwa setiap kejadian dan fenomena adalah akibat dari campur tangan ilahi. Ia pun tidak percaya akan Hari Kiamat atau ganjaran serta hukuman setelah kematian. Sebaliknya, ia mendukung pandangan bahwa hukum-hukum alam menjelaskan semua fenomena dari kehidupan yang teramati. Para pejabat keagamaan berulang kali meminta dia menjelaskan pandangan-pandangannya yang berbeda tentang Islam. Khayyām akhirnya naik haji ke Mekkah untuk membuktikan bahwa ia adalah seorang muslim.

Omar Khayyám kini terkenal bukan hanya keberhasilan ilmiahnya, tetapi karena karya-karya sastranya. Ia diyakini telah menulis sekitar seribu puisi 400 baris. Di dunia berbahasa Inggris, ia paling dikenal karena The Rubáiyát of Omar Khayyám dalam terjemahan bahasa Inggris oleh Edward Fitzgerald (1809-1883). Orang lain juga telah menerbitkan terjemahan-terjemahan sebagian dari rubáiyátnya (rubáiyát berarti "kuatrain"), tetapi terjemahan Fitzgeraldlah yang paling terkenal. Ada banyak pula terjemahan karya ini dalam bahasa-bahasa lain.

Aneka ragam

Kehidupan Omar digambarkan dalam film tahun 1957 Omar Khayyam dibintangi oleh Cornel Wilde, Debra Page, Raymond Massey, Michael Rennie, dan John Derek.
Tampil sebagai salah satu tokoh utama dalam novel Samarcande oleh Amin Maalouf.
Baru-baru ini hidupnya digambarkan oleh sutradara Iran-Amerika Kayvan Mashayekh dalam "The Keeper: the Legend of Omar Khayaam" yang diputar di independent theaters sejak Juni 2005
Sebuah kawah bulan Omar Khayyam dinamai sesuai dengan namanya pada 1970.
Sebuah asteroid 3095 Omarkhayyam dinamai sesuai namanya pada 1980.

Ruth Aiko Asawa - Seniman Patung Amerika

Biografi Profil Biodata Ruth Aiko Asawa - Seniman Patung AmerikaRuth Aiko Asawa (27 Januari 1926 - 5 Agustus 2013) adalah seorang pematung Amerika. Karya Asawa dipamerkan dalam koleksi Museum Solomon R. Guggenheim dan Museum Seni Amerika Whitney di New York. Lima belas patung kawatnya dipajang secara permanen di menara Museum de Young San Francisco di Golden Gate Park. Asawa adalah seorang pendukung pendidikan seni dan pendorong penciptaan Sekolah Seni San Francisco, yang dinamai Sekolah Seni Ruth Asawa San Francisco pada tahun 2010 untuk menghargai namanya.

Pada tahun 1950-an, Asawa bereksperimen dengan pahatan - pahatan kawat kaitan bentuk abstrak yang muncul sebagai gambar garis tiga dimensi. Dia belajar teknik dasar saat di Toluca, Meksiko, di mana penduduk desa menggunakan teknik serupa untuk membuat keranjang dari kawat galvanis. Meskipun teknik membuat patung menyerupai tenun, dia tidak belajar menenun atau menggunakan bahan serat. Patung-patung kawat Asawa membuatnya menonjol pada 1950-an, ketika karyanya muncul beberapa kali dalam pameran tahunan di Whitney Museum of American Art dan pada 1955 São Paulo Art Biennial.

Pada tahun 1968, Asawa menciptakan karya representasional pertamanya, air mancur putri duyung di Ghirardelli Square di tepi pantai San Francisco. Dekat Union Square (di Stockton Street, antara Post dan Sutter Streets), ia menciptakan air mancur yang ia gunakan untuk memobilisasi 200 anak sekolah untuk membuat ratusan gambar kota San Francisco dalam adonan, yang kemudian dilemparkan ke dalam besi. Selama bertahun-tahun, ia terus merancang air mancur publik lainnya dan dikenal di San Francisco sebagai "wanita air mancur". The Estate of Ruth Asawa diwakili oleh galeri David Zwirner. Pameran debutnya bersama David Zwirner, Ruth Asawa, berlangsung dari 13 September - 21 Oktober 2017.

Johann Sebastian Bach Komponis Musik Klasik

Biografi Johann Sebastian Bach BiographyJohann Sebastian Bach (lahir di Eisenach, Jerman, 21 Maret 1685 – meninggal 28 Juli 1750 pada umur 65 tahun) adalah seorang komponis Jerman. Ia menggubah musik untuk alat musik organ, harpsichord, clavichord, dan juga untuk orkestra. Ia telah menggubah lebih dari 1000 lagu. Set lagu oleh Bach Brandenburg Concertos, lagu gereja Mass in B minor, adalah yang paling terkenal.

Gaya irama musik Eropa Barat tentu saja berbeda-beda. Yang satu begini, yang lain begitu. Johann Sebastian Bach penggubah besar Jermanlah yang berhasil memadukan semuanya itu, bagai berbagai bunga dirangkum dalam satu pot. Dia jumput yang terbaik dari Italia, Perancis, dan musik tradisi Jerman, dia berhasil memperkaya dalam satu paduan yang indah. Di masa hidupnya Bach tidaklah begitu kesohor, bahkan hampir tidak digubris orang selama lima puluh tahun sesudah kematiannya. Tetapi, ketenarannya menanjak secara meyakinkan pada saat seratus lima puluh tahun terakhir ini, dan kini dia terkenal dan tergolong salah satu dari dua atau tiga musikus terbesar sepanjang jaman. Malahan, menurut sementara orang, dialah yang terbesar dari yang terbesar.

Bach dilahirkan tahun 1685 di kota Eisenach, Jerman. Dasar untungnya dia dilahirkan di suatu lingkungan di mana bakat musik dikagumi orang dan hasil karya ciptaan musik mendapat penghargaan. Memang famili Bach tergolong orang-orang yang dikenal di dunia musik bertahun-tahun sebelum Bach lahir. Ayahnya seorang penggesek biola yang boleh, kedua pamannya penggubah-penggubah termasyhur, dan banyak sepupunya juga termasuk orang-orang yang dihormati di dunia musik.

Bunda Bach meninggalkan dunia fana tatkala umurnya sembilan tahun dan dia jadi yatim-piatu tatkala umurnya sepuluh tahun. Sebagai anak belasan, dia peroleh beasiswa masuk sekolah St. Michael di Luneburg, sebagian karena suaranya bagus, sebagian karena alasan kebutuhannya. Dia tamat dari sekolah itu tahun 1702 dan di tahun berikutnya dia dapat posisi jadi penggesek biola pada suatu rombongan musik kamar. Lebih dari dua puluh tahun dia pegang rupa-rupa kerjaan. Selama masa hidupnya Bach terutama terkenal sebagai pemain organ yang luar biasa, walau berbarengan dengan itu dia seorang penggubah, guru dan pemimpin orkes. Tahun 1723 tatkala umurnya mencapai dua puluh tujuh tahun dia dapat jabatan jadi pemimpin rombongan penyanyi gereja St. Thomas di Leipzig. Jabatan ini dipegang selama dua puluh tahun sisa hidupnya. Dia meninggal dunia tahun 1750.

Kendati Bach selalu dapat kedudukan bagus dan bisa memelihara keluarganya, dia tidaklah semasyhur Mozart dan Beethoven selama dia hidup (bahkan tak semasyhur Frederich Chopin dan Franz Liszt). Tak semua pembantu Bach insyaf atas kegeniusannya. Di Leipzig, dewan kota ingin memperkerjakan seorang "musikus kelas wahid." Baru sesudah mereka tak berhasil memperolehnya, jabatan itu ditawarkan kepada Bach dengan ogah-ogahan! (Di lain pihak, beberapa tahun kemudian, ketika dia kepingin berhenti dari jabatan selaku pemain organ dan pemimpin konser di istana di Weimar supaya bisa pindah kerja baru, sang Pangeran enggan meloloskan keinginannya dan Bach dijebloskan ke dalam penjara. Bach meringkuk lebih dari tiga minggu di bui sebelum akhirnya Pangeran melembut).

Bach menikah dengan sepupunya ketika umur dua puluh dua tahun. Tak kurang dari tujuh anak lahir dari perkawinan itu, tetapi isterinya meninggal ketika Bach berumur tiga puluh lima tahun. Dia kawin lagi tahun berikutnya. Sang isteri kedua ini bukan saja mengasuh dan membesarkan ketujuh anak-anak itu, tetapi dia juga melahirkan tiga belas anak. Cuma tujuh anak Bach yang hidup hingga Bach meninggal,tetapi empat diantaranya menjadi musikus terkenal atas hasil usahanya sendiri. Betul-betul famili yang berbakat!

Bach seorang musikus yang produktif. Hasil karyanya meliputi sekitar 3000 "contants" (musik pendek yang dinyanyikan oleh sebuah paduan suara dan seorang soloist); seperangkat 48 "figures" atau komposisi musik yang membawakan lebih dari satu tema dan suara yang ganti-berganti kemudian diulangi dalam bagan yang sulit, dan "prelude" atau pemula yang membentuk gubahan "The Well-Tempered Clavier"; paling sedikit 140 "prelude" lainnya; lebih dari 100 komposisi alat harp; 23 "concertos" atau komposisi musik untuk satu atau lebih instrumen solo didukung oleh sebuah orkestra; 4 "overtures" atau komposisi musik pendahulu opera; 33 "sonata" atau komposisi musik untuk satu alat misalnya piano; 5 "masses" atau kumpulan orkes yang main berbareng; 3 "oratorios" atau komposisi musik keagamaan; dan banyak lagi yang lain-lain. Pendek cerita, Bach mencipta lebih dari 800 musik serius selama hidupnya.

Dia seorang penganut Luther, dan teramat taat beragama. Dia ingin musiknya melayani kepentingan gereja, dan sebagian terbesar hasil karyanya memang musik-musik keagamaan. Dia tidak punya gelagat mencoba menemukan sesuatu bentuk musik baru, melainkan sekedar meninggikan mutu musik yang sudah ada saja. Dalam tempo setengah abad sesudah kematiannya, musik Johann Sebastian Bach umumnya disepelekan. (Perlu dicatat, meski begitu, para musikus terbesar pada saat itu --Haydn, Mozart, dan Beethoven-- menganggap Bach itu seorang genius). Gaya baru musiknya berkembang, dan gaya kuno Bach mengendur. Tetapi, sesudah tahun 1800 ada semacam kebangkitan kembali pada Bach, dan sejak itu dia naik terus reputasinya. Di jaman sekuler seperti sekarang ini Bach lebih populer ketimbang di jamannya sendiri. Ini memang ganjil! Komponis yang dianggap kuno 200 tahun yang lalu, baik kuno gaya maupun kuno isi masalah, sekarang justru dikagumi orang. Kenapa bisa begitu? Apa sebab-musabab reputasinya yang dahsyat?

Pertama, Bach umumnya dianggap secara teknis merupakan "tukang" terbaik dari semua komponis-komponis besar. Dia amat akrab dan kenal baik semua sumber musik pada jamannya dan dia bisa menggunakan dengan teramat sempurna. Misalnya, tak ada seorang komponis pun saat itu yang mampu menandingi apalagi mengalahkan penguasaan Bach atas apa yang disebut "counter point", yaitu teknik memainkan dua atau lebih melodi serempak pada saat yang sama. Tambah pula, karya-karyanya dikagumi karena logis dan keberagamaan penampilan orkestranya, dikagumi kemantapan argumentasinya atas tema, dikagumi irama-iramanya yang ekspresif.

Bagi para mahasiswa di bidang musik yang serius, kedalaman dan keruwetan struktur komposisi Bach menyuguhkan mereka daya tarik yang tahan lama ketimbang karya komponis lain yang mudah dipahami. Banyak peminat musik menganggap Bach seorang komponis yang sukar, tetapi dapat pula dibuktikan bahwa para pengikutnya tidaklah terdiri dari kelompok kecil elite musik semata. Rekaman-rekamannya mungkin lebih laku terjual dibanding karya komponis-komponis lain kecuali Beethoven. (Tentu saja, secara jangka panjang karya Bach atau Beethoven lebih banyak didengar dan disimak orang ketimbang karya komponis yang "populer" yang kalau baru muncul "manyala," tetapi kepopulerannya cepat memudar).

Di mana urutan Bach mesti ditempatkan dalam buku ini? Jelas, dia kudu diletakkan dibawah Beethoven; bukan saja karena karya Beethoven lebih masyhur, tetapi dia seorang pembaharu yang berani yang mempengaruhi jalannya sejarah dunia musik ketimbang Bach. Juga tampaknya pantas menempatkan Bach di bawah Michelangelo, tokoh terkemuka di bidang seni visual, dan jauh di bawah Shakespeare, sastrawan genius besar. Tetapi, ditilik dari popularitas yang langgeng dari musik Bach dan pengaruhnya terhadap komponis-komponis yang datang belakangan, sudah semestinya menempatkan di urutan lebih atas dari tokoh sastrawan dan seniman lainnya.

Biografi Fahrelnissa Zeid Seniman Lukis Turki

Biografi Profil Biodata Fahrelnissa Zeid BiographyFahrelnissa Zeid ( Bahasa Arab : الأميرة فخر النساء زيد ) Fakhr un-nisa atau Fahr-El-Nissa (7 Januari 1901–5 September 1991) adalah seorang seniman Turki yang terkenal dengan lukisan abstrak berskala besar dengan pola kaleidoskopik. Juga menggunakan gambar, litograf, dan patung, karyanya memadukan unsur-unsur seni Islam dan Bizantium dengan abstraksi dan pengaruh lain dari Barat. Zeid adalah salah satu wanita pertama yang pergi ke sekolah seni di Istanbul. Ia tinggal di berbagai kota dan menjadi bagian dari adegan avant-garde di Istanbul, Berlin sebelum perang dan Paris pasca perang.

Karyanya telah dipamerkan di berbagai lembaga di Paris, New York, dan London, termasuk Institut Seni Kontemporer pada tahun 1954. Pada 1970-an, ia pindah ke Amman, Yordania, tempat ia memulai sekolah seni. Pada 2017, Tate Modern di London mengorganisir retrospektif utama dari seniman dan memanggilnya "salah satu artis wanita terbesar abad ke-20." Karya terbesarnya yang akan dijual di pelelangan, Towards a Sky (1953), dijual dengan harga di bawah satu juta pound pada 2017. Pada 1930-an, dia menikah dengan keluarga kerajaan Hashemite di Irak, dan merupakan ibu dari Pangeran Ra'ad bin Zeid dan nenek dari Pangeran Zeid bin Ra'ad.

Biography Pelukis Bartolomé Esteban Murillo

Biografi Profil Biodata Biography Pelukis Bartolomé Esteban MurilloBartolomé Esteban Murillo (lahir pada akhir Desember 1617, dibaptis pada 1 Januari 1618 – 3 April 1682) adalah seorang pelukis Barok Spanyol. Selain ia paling dikenal karena karya-karya bertemakan keagamaannya, Murillo juga menghasilkan sejumlah lukisan wanita dan anak-anak. Murillo lahir dari pasangan Gaspar Esteban dan María Pérez Murillo. Ia lahir di Sevilla atau Pilas, sebuah kota kecil di Andalusia. Murillo mulai belajar kesenian di bawah pengarahan Juan del Castillo di Sevilla.

Murillo memiliki banyak murid dan pengikut. Tiruan tiruan dari lukisannya memastikan reputasinya di Spanyol dan terkenal di seluruh Eropa, dan sebelum abad ke-19 karyanya lebih dikenal daripada artis Spanyol lainnya. Artis yang dipengaruhi oleh gayanya termasuk Gainsborough dan Greuze. Museo del Prado di Madrid; Museum Hermitage di Saint Petersburg, Rusia; dan Koleksi Wallace di London adalah salah satu museum yang menyimpan karya-karya Murillo. Lukisan Kristus di Salib ada di Museum Seni Timken di San Diego. Kristus Setelah Pembulatan berada di Museum Seni Krannert, Champaign, Illinois. Karyanya juga ditemukan di Mabee-Gerrer Museum of Art di Shawnee, Oklahoma, dan di Meadows Museum di Southern Methodist University di Dallas, Texas.

Shamsur Rahman - Penyair Jurnalis Bangladesh

Biografi Profil Biodata Shamsur Rahman - Penyair Jurnalis BangladeshShamsur Rahman (Bangla: শামসুর রাহমান Shamsur Rŭhman) (lahir 23 Oktober 1929 – meninggal 17 Agustus 2006 pada umur 76 tahun) adalah seorang penyair, kolumnis dan jurnalis Bangladesh. Rahman menulis lebih dari enam puluh buku puisi dan dianggap sebagai figur yang penting dalam sastra Bengali. Tema utama yang diangkat dalam karyanya adalah humanisme liberal, hubungan antar manusia, peristiwa di Bangladesh dan oposisi terhadap fundamentalisme agama.

Shamsur Rahman (23 October 1929 – 17 August 2006) was a Bangladeshi poet, columnist and journalist. Rahman, who emerged in the latter half of the 20th century, wrote more than sixty books of poetry and is considered a key figure in Bengali literature. He was regarded as the unofficial poet laureate of Bangladesh. Major themes in his poetry and writings include liberal humanism, human relations, romanticised rebellion of youth, the emergence of and consequent events in Bangladesh, and opposition to religious fundamentalism.

Buku puisi Shamsur Rahman yang pertama, Prothom Gaan Dwityo Mrittyur Agey (Lagu Pertama Sebelum Kematian Kedua) diterbitkan pada tahun 1960. Dia harus melalui turbulensi politik tahun 60-an dan 70-an yang juga tercermin dalam puisinya dengan jelas. Dia menulis puisi terkenalnya Asader Shirt yang ditulis sehubungan dengan pemberontakan massal tahun 1969 yang dipimpin oleh Maulana Bhasani. Selama Perang Pembebasan Bangladesh dia menulis sejumlah puisi berdasarkan perang. Puisi-puisi ini begitu menginspirasi sehingga dibacakan di kamp-kamp pejuang kemerdekaan.

Belakangan puisi-puisi ini diterbitkan di Bondi Shibir Theke (Dari Pengurungan di Wilayah Musuh) pada tahun 1972. Kemudian ia melanjutkan menulis puisi di Bangladesh yang merdeka dan tetap sebagai penyair yang puisi-puisinya mencerminkan sejarah bangsa. Selama gerakan historis melawan Irsyad, ia menerbitkan bukunya Buk Tar Bangladesher Hridoy yang menunjukkan pengorbanan besar dari Nur Hossain.

Biography Oskar Schlemmer - Pelukis Jerman

Biografi Profil Biodata Biography Oskar Schlemmer - Pelukis JermanOskar Schelmeer adalah seorang pelukis, pembuat patung, koreografer dan desainer panggung asal Jerman. Setelah kematian orang tuanya ia tinggal bersama kakaknya di Goppingen dan di Stuttgart (1903-1905). Ia melanjutkan pendidikannya melalui beasiswa di Kunstakademie (Akademi Stuttgart) pada tahun 1906-1911 di bawah pelukis lanskap Christian Landenberger (1862-1927) dan Friedrich von Keller (1840-1914).

Pada tahun 1911-1912 ia tinggal di Berlin. Di sana ia menghasilkan lukisan seperti Hunting Lodge, Grunewald dan Self-portrait di bawah pengaruh kubisme. Setelah kembali ke Stuttgart, ia belajar teori piktorial dengan Adolf Holzel dan menjadi pelopor dalam seni abstrak. Lalu, ia bersama Willi Baumeister dan Hermann Stenner merancang mural untuk ruang utama pameran Deutscher Werkbund di Cologne pada 1914.

Saat Perang Dunia I, ia menjadi sukarelawan medis yang melayani Angkatan Darat. Setelah mengalami luka pada tahun 1916, ia kembali ke Stuttgart. Di sana Oskar Schlemmer mulai melukis Divided Figure dan Composition on Pink. Pada musim gugur 1916 Schlemmer menjadi bagian dalam misi pengintaian sebagai juru kartografi. Beberapa minggu sebelum akhir perang ia dikirim untuk mengikuti pelatihan perwira di Berlin, tempat terjadinya Revolusi November.

Biografi Dwiyanto - Seniman Gareng Rakasiwi

Biografi Profil Biodata Dwiyanto Meninggal Seniman Gareng RakasiwiDwiyanto atau yang dikenal dengan nama Gareng Rakasiwi (lahir di Sleman, DIY, Indonesia, 20 April 1967 – meninggal di Banguntapan, Bantul, DIY, Indonesia, 9 Februari 2018 pada umur 50 tahun) adalah seorang pelawak serta pelawak tunggal Indonesia. Gareng termasuk salah satu pelawak yang populer di Yogyakarta dan dikenal sebagai personel Trio GAM yang merupakan singkatan Guyonan Ala Mataram bersama Wisben dan Marsudi[1]. Selain melawak berkelompok, Gareng pernah mengikuti kompetisi Stand Up Comedy Indonesia yang diselenggarakan oleh Kompas TV di tahun 2011. Gareng adalah lulusan IKIP Yogyakarta angkatan tahun 1987 jurusan Elektronika.

Gareng mulai terjun ke dunia kesenian sejak 1993. Meskipun tidak berasal dari keluarga seni, kesenangan Gareng pada lawakan Basiyo telah membawanya menjadi pelawak yang kondang saat ini. Selain menjadi pelawak, ia juga menjadi penyiar di beberapa radio seperti RB FM Yogyakarta dan MB FM. pada awalnya Gareng menekuni lawak karena desakan ekonomi, namun akhirnya ia menjadikan lawak sebagai jalan hidup karena kecintaannya terhadap kesenian. Selama menjalani dunia lawak, Gareng tak pernah berpikir untuk berubah minat. Itu yang menyebabkan seluruh tempat di Indonesia telah ia lawati, bahkan bersama Didik Nini Thowok ia pentas di London untuk yang pertama kali. Pentas luar negerinya yang kedua adalah di Kaledonia.

Gareng yang juga bisa memainkan beberapa alat musik ini ternyata bisa juga melakukan lawakan tunggal atau stand up comedy. Terbukti dengan keikutsertaannya di kompetisi Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV (SUCI) yang pertama pada tahun 2011. Bersama dengan Wisben yang hingga saat ini menjadi rekan sesama pelawak dari Yogyakarta, Gareng tampil maksimal dalam menghibur penonton. Gareng merupakan kontestan SUCI pertama yang membawa alat musik untuk tampil ber stand up comedy yang kemudian dilanjutkan oleh pelawak tunggal dari Surabaya, Dodit Mulyanto tiga tahun setelahnya. Gareng sering memparodikan lagu dengan berbagai bahasa daerah dalam materi lawaknya. Meskipun pada akhirnya terhenti di 9 besar, cintanya pada seni lawak tidak pernah pudar dan ia makin aktif melawak baik di tempat asalnya Yogyakarta hingga tampil di luar kota bahkan luar negeri. Pada tanggal 9 Februari 2018, Gareng meninggal dunia di Rumah Sakit Adelia Tamanan, Banguntapan, Bantul, DIY pada pukul 03.30 WIB akibat serangan jantung.

Biography Hannah Höch - Pencetus Photomontage

Biografi Profil Biodata Hannah Höch - Pencetus PhotomontageHannah Höch ( bahasa Jerman: [hœç] ; 1 November 1889 - 31 Mei 1978) adalah seorang seniman Jerman. Dia terkenal karena pekerjaannya pada periode Weimar, saat dia menjadi salah satu pencetus photomontage. Photomontage, atau fotomontage, adalah jenis kolase di mana item yang disisipkan adalah foto aktual, atau reproduksi fotografi yang ditarik dari media cetak dan media yang diproduksi secara luas lainnya. Karya Höch dimaksudkan untuk membongkar dongeng dan dikotomi yang ada dalam konsep "Wanita Baru": seorang wanita yang energik, profesional, dan androgin, yang siap menggantikan tempatnya sebagai orang yang setara. Minatnya terhadap topik ini adalah bagaimana dikotomi disusun, dan juga siapa yang menyusun peran sosial. Tema utama lainnya dalam karya Höch adalah androgini, wacana politik, dan pergeseran peran gender. Tema-tema ini semua berinteraksi untuk menciptakan wacana feminis seputar karya-karya Höch, yang mendorong pembebasan dan agensi perempuan di Weimar Jerman dan hari ini.

"Fotomontras Höch menampilkan kekacauan dan pembakaran budaya visual Berlin dari perspektif perempuan" (Makholm). "Höch bukan hanya wanita langka yang tampil menonjol di bidang seni di awal abad ke-20 - yang hampir unik sebagai wanita yang aktif dalam gerakan Dada yang bersatu di zamannya - dia juga secara sadar mempromosikan gagasan tentang wanita yang bekerja. secara kreatif lebih umum di masyarakat. Dia secara eksplisit berbicara dalam karya seni perintisnya dalam bentuk photomontage isu gender dan sosok wanita dalam masyarakat modern "(The Art Story). Dalam montase ini, Höch mengumpulkan gambar dan teks dari bentuk media yang populer, seperti koran dan majalah, dan menggabungkannya dengan cara yang seringkali tak biasa, yang mampu mengekspresikan sikapnya pada masalah sosial penting pada masanya. Fakta bahwa gambar yang dia masukkan ke dalam potongannya ditarik dari surat kabar dan majalah saat ini yang memberinya pesan validitas.

Kekuatan karya berasal dari pemotongan dan rekonstruksi gambar yang disengaja. Ini menyinggung gagasan bahwa isu terkini dapat dilihat melalui berbagai lensa. Teknik ini pada mulanya dianggap sangat kiri dan revolusioner, namun pada tahun 1930an, teknik ini menjadi mode desain yang sesuai dengan modernitas dan konsumerisme. Dengan demikian mulailah gagasan bahwa budaya massa dan seni rupa bisa digabungkan dengan cara yang berarti. Ketidakjelasan dalam pekerjaannya merupakan bagian integral dari cara dia membahas masalah gender. Konstruksi gender yang rumit ini memungkinkan wanita untuk merangkul atribut maskulin dan feminin mereka. Hal ini menyebabkan rasa individualisme meningkat. Photomontage adalah bagian besar dari warisan Höch sebagai seniman.