Piky Puspitasari, seorang anggota Resimen Mahasiswa Universitas Gajah Mada (Menwa UGM) meninggal dunia diduga karena kelelahan saat mengikuti latihan. Sementara itu, jenazah Piky disemayamkan di rumah duka Tegal Piyungan, Srimartani, Piyungan, Bantul, pada siang ini. Keluarga Piky masih enggan berkomentar.Berdasarkan informasi yang diperoleh, Piky dan beberapa anggota Menwa UGM lainnya mengikuti latihan pendidikan dasar sejak Minggu (18/1/2015). Sehari setelahnya, Senin (19/1/2015), mahasiswi angkatan 2014 jurusan Fisika, Fakultas MIPA UGM, itu berangkat ke Jembatan Babarsari Sleman untuk latihan meluncur dengan tali bersama anggota lainnya.
Saat melakukan pemanasan sebelum meluncur dari atas jembatan, Piky tiba-tiba jatuh pingsan. Mahasiswi angkatan 2014 ini pun segera dilarikan ke RS Sadewa Babarsari Sleman. Namun, nyawanya tidak tertolong. "Itu latihan hari kedua. Jadi saat pemanasan tiba-tiba jatuh. Piky langsung dilarikan ke RS Sadewa Babarsari, Sleman," ujar Kepala Humas UGM, Wijayanti, Selasa (20/1/2015).
Salah satu peserta Pelatihan Dasar Anggota Baru Unit Kegiatan Mahasiswa Resimen Mahasiswa (UKM Menwa) Universitas Gadjah Mada, Piky Puspitasari, meninggal dunia pada Senin siang, 19 Januari 2015. Mahasiswa Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UGM angkatan 2014 itu diduga meninggal akibat kelelahan.
Piky dimakamkan di pemakaman dekat kediamannya di Dusun Duwetgentong RT 02, Desa Srimulyo, Piyungan, Kabupaten Bantul, pada Selasa, 20 Januari 2015. Dia sempat dirujuk ke Rumah Sakit Sadewa, Babarsari, Sleman, tapi tidak tertolong dan meninggal dunia pada pukul 14.30 Senin siang. Juru bicara UGM, Wijayanti, mengatakan, setelah meninggal, jenazah Piky memang tidak divisum karena keluarganya tidak mengizinkan.
Salah satu kerabat orang tua Piky, yang merupakan anggota kepolisian, sebenarnya mempertanyakan kondisi fisik mahasiswa 19 tahun itu saat meninggal dunia. "Tangannya kebiru-biruan, tapi itu belum jelas sebabnya," kata Wijayanti. Menurut dia, pihak UKM Menwa UGM melaporkan ke Rektorat UGM bahwa tidak ada tindak kekerasan terhadap peserta latihan. Mereka memastikan semua kegiatan anggota baru hanya berupa latihan fisik, sama seperti yang berlangsung pada periode-periode sebelumnya.