Biografi Sejarah Tokoh Sultan Jodha Akbar India

Biografi Sejarah Tokoh Raja Sultan Jodha Akbar IndiaJalāl ud-Dīn Muhammad Akbar juga dikenal sebagai Shahanshah Akbar-e-Azam atau Akbar yang Agung (lahir 23 November 1542 – meninggal 27 Oktober 1605 pada umur 62 tahun) adalah Sultan Mogul ke-3. Ia adalah keturunan Dinasti Timurid, putra dari Sultan Humayun dan cucu dari Sultan Mogul Zaheeruddin Muhammad Babur, penguasa yang mendirikan dinasti Mugol di India. Pada akhir pemerintahannya pada tahun 1605, kesultanan Mugol mencakup sebagian besar bagian utara dan tengah India. Ia paling dihargai karena memiliki pandangan liberal untuk semua agama dan kepercayaan, selama pemerintahannya seni dan budaya mencapai puncak dibandingkan dengan pendahulunya.

Akbar berusia tiga belas tahun ketika ia naik tahta Mogul di Delhi (Februari 1556) setelah kematian ayahnya, Humayun. Selama masa pemerintahannya, ia menyingkirkan ancaman militer dari keturunan Pashtun yang paling berkuasa, Sher Shah Suri, dan di Pertempuran Panipat ia mengalahkan raja Hindu, Hemu. Ini membutuhkan waktu hampir dua dekade lebih untuk mengukuhkan kekuatannya dan membawa semua bagian utara dan tengah India menjadi wilayah kekuasaannya. Saat pemerintahannya, ia mempengaruhi seluruh subkontinen India. Sebagai seorang sultan, Akbar mengukuhkan kekuasaannya dengan mengejar diplomasi bersama kasta Hindu yang sangat kuat, Rajput dan dengan menikahi putri Rajput.

Pemerintahan Akbar secara signifikan mempengaruhi seni dan budaya di negeri ini. Ia adalah seorang pendukung besar seni dan arsitektur. Ia memiliki minat besar dalam lukisan dan dinding istananya dihiasi dengan mural. Selain mendorong perkembangan lukisan Mogul, ia juga mendukung gaya lukisan Eropa. Ia menyukai sastra dan memiliki beberapa karya Sanskerta yang diterjemahkan ke dalam bahasa Persia dan kitab suci Persia diterjemahkan dalam bahasa Sanskerta. Selama tahun-tahun awal pemerintahannya, ia menunjukkan sikap tidak toleran terhadap Hindu dan agama lainnya, tetapi kemudian mengaplikasikan toleransi terhadap agama non-Islam dengan memutar kembali sebagian hukum syariah yang ketat.

Pemerintahannya meliputi sejumlah tuan tanah, courtier dan jenderal militer Hindu. Ia memulai serangkaian debat agama saat ulama Muslim akan memperdebatkan masalah agama dengan Hindu, Jainisme, Zoroastrianisme dan Katolik Roma Portugis, Yesuit. Ia memperlakukan para pemimpin agama dengan perhatian besar, terlepas dari keyakinan yang dianut dan menghormatinya. Ia tidak hanya memberikan tanah dan uang untuk masjid tapi juga sejumlah candi Hindu di utara dan tengah India, gereja Kristen di Goa dan menghibahkan lahan untuk keyakinan Sikhisme yang baru saja lahir sebagai pembangunan tempat ibadah. Kuil Emas yang terkenal di Amritsar, Punjab dibangun di tempat yang sama.

Mariam-uz-Zamani, juga dikenal sebagai Heer Kunwari, Jodha Bai, Hira Kunwari atau Harka Bai, (1 Oktober 1542 – 19 Mei 1623) adalah seorang permaisuri Kekaisaran Mughal. Ia adalah istri dari Kaisar Mughal Akbar. Ia adalah istri kepala Rajput pertamanya, dan ibu dari Kaisar Mughal berikutnya, Jahangir, dan nenek dari Kaisar Mughal selanjutnya Shah Jahan. Mariam-Uz-Zamani disebut sebagai Ibu Ratu Hindustan, pada masa pemerintahan Mughal yang Agung, Kaisar Akbar. Ia adalah Permaisuri Hindu Mughal yang menjabat paling lama. Masa jabatannya, dari 6 Februari 1562 sampai 27 Oktober 1605, memiliki rentang waktu 43 tahun. Sekarang kisah Mariam-uz-Zamani(Jodha) dapat kita saksikan dalam film JodhaAkbar di ZeeTv (India)

Tahun-tahun terakhir pemerintahan Akbar diwarnai dengan kesedihan karena putera-putera baginda. 2 di antaranya meninggal dunia semasa masih kecil, dan seorang lagi, Salim, yang kemudian dikenali sebagai maharaja Jahangir, selalu cekcok dengan ayahandanya sehingga tercetus beberapa pemberontakan yang dipimpinnya. Asirgarh, sebuah kubu pertahanan di pegunungan Deccan, menjadi tempat terakhir yang ditaklukkan sultan. Pada tahun 1599 sultan menuju ke utara untuk menghadapi pemberontakan anaknya. Akbar amat tidak tenteram dengan tantangan ini, sehingga mempercepat mangkatnya sultan karena kejadian ini. Sultan Akbar mangkat di Agra pada 15 Oktober 1605, dan dimakamkan di Sikandra, berdekatan Agra.