Kesebelasan Gen Halilintar: My Family My Team. Buku ini ditulis oleh Lenggogeni dan diterbitkan oleh Perusahaan mereka sendiri. Buku ini berkisah tentang perjalanan mereka sekeluarga ke berbagai negara di lima benua, mulai dari Finlandia di Eropa Utara, Afrika, Amerika Serikat, Australia, negara-negara di Asia, sampai Uzbekistan.
Pasangan suami istri (pasutri) berdarah Minang, Halilintar (44) dan Lenggogeni Faruk (42), yang dikaruniai berkeliling 11 orang anak yakni 6 putra dan 5 putri. Ternyata selama proses melahirkan, membesarkan dan mendidik anak mereka dilakukan tanpa pengasuh, tanpa pembantu, dan baby sitter. Semua anak merasakan kasih sayang orangtuanya tanpa bantuan pihak ketiga, suatu hal yang sulit, apalagi pasangan ini juga pasangan yang tinggal di ibukota dan punya beberapa bisnis yang dikelola. Namun mereka berhasil membuktikannya.
Bukan hanya itu ke 11 anak yang bernama, ternyata punya talenta masing-masing yang berbeda, dan berkembang dengan baik, sebut saja Atta Halilintar, anak pertama meraka yang kini memiliki usaha tour operator. Muntaz Halilintar (6) senang berbahasa Inggris bahkan mengatakan dirinya adalah seorang presenter, Dia bahkan pernah mewawancarai duta besar Indonesia untuk Uzbekistan.
Sementara shohwa memiliki usaha di bidang fashion, usaha kuliner, dan lainnya. Sebagian besar idenya didapat saat melakukan perjalanan. Bahkan anaknya juga terbiasa mandiri di rumah dan bekerja sesuai manajemen hotel. Misalkan setiap anak memiliki tugas masing-masing. Seperti dituturkan Lenggogeni, keluarganya ibarat sebuah hotel. Ada yang berperan sebagai operator, chef, laundry, dan sebagainya. Sehingga setiap anggota keluarga memahami tanggung jawabnya masing-masing dan tidak manja
Perempuan cerdas akademis dengan semangat yang gigih Lenggogeni bukan perempuan biasa, dia juga menuntaskan kuliahnya hingga menyelesaikan. Ibu 11 anak ini menyelesaikan Ph. D nya di universitas Selangor dengan kondisi hamil. Luar biasa. Hal ini menjadi motivasi begitu pentingnya ilmu dan terus belajar sepanjang hayat. Bahkan saat hamil pun, Lenggogeni tetap melakukan perjalanan di dalam maupun luar negeri. Negara pertama yang disinggahi adalah Malaysia. Sebagian anaknya lahir di luar negeri, seperti Thariq Halilintar lahir di Brunei Darussalam. “Total sudah ke lima benua. Ya, hampir 100 negara,” kata Halilintar.
Setiap anak sangat bangga dengan orangtuanya. Mengatakan ayahnya Atta mengatakan ayahnya adalah inspirasi, guru dan sahabat bagi dirinya. Mereka menyimpan kebanggaan pada ibu mereka juga ayah mereka. Lihat saja dalm lembaran halaman buku ini,tiap anak menyatakan rasa kebanggaannya. Fatim bilang ayahnya sosok yang bertakwa, hal yang senanda dengan Fateh. Sedangkan Mumtaz mengatakan Ayah sosok guru baginya sedangkan qahtan berkata ayahnya adalah super hero baginya.
Sajjadah mengatakan dia sangat beruntung memiliki Bapak seperti Halilintar. Katanya ayahnya adalah sosok pahlawan baginya karena bisa menjadi idolanya, guru dan pemimpin baginya, sikap ayahnya ynag bijaksana, penyayang, peduli, cerdas, sederhana, teguh dan penyabar menjadi sesuatu yang berharga baginya sebagai seorang anak perempuan. Sajjanah merasa menjadi anak yang beruntung. Apalagi kebanggaan orangtua jika bukan berhasil menjadi tauladan bagi anak-anaknya.