Erick Airlangga adalah karyawan petugas geotech underground PT Freeport Indonesia di Tembagapura Kabupaten Mimika. Erik Erlangga, karyawan PT Freeport Indonesia yang ikut mendaki Puncak Cartenz meninggal dunia pada Ahad (17/4) sekitar pukul 07.00 WIT. Siaran pers yang diterima dari PT Freeport Indonesia (FI), di Jayapura, mengungkapkan korban yang mendaki sejak Kamis (14/4) itu meninggal saat mendaki bersama 32 orang pendaki lainnya. Sebelum meninggal korban sempat mendapat pertolongan pertama dari tim Emergency Preparedness & Response (EP&R) PT FI yang turut mendampingi selama pendakian. Korban diduga mengalami kedinginan berat atau hipotermia akibat cuaca buruk.
Kronologisnya Erik yang merupakan salah seorang pendaki dari Tim Kartini Freeport yang tewas akibat hipotermia tersebut bersama timnya sedang melakukan perjalanan turun dari Pyramid Cartensz (4.848 meter). Mereka dihadang badai salju semalam (16/4). Erik merupakan anggota pendukung dalam tim tersebut. Tim Kartini Freeport beranggotakan (sebagian besar) para pegawai Freeport bersama para istri mereka. Tim tersebut akan merayakan hari Kartini yang jatuh pada 21 April nanti. Jenazah Erik dan beberapa anggota tim yang masih hidup sudah dipindahkan ke Tembagapura dengan Chopper. Tersisa 8 orang perempuan, 8 orang tim pendukung, dan 4 orang Emergency Rescue Group (ERG) dari tim Kartini yang masih dalam proses evakuasi. Jenazah korban sudah diterbangkan ke Jakarta dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Selanjutnya jenazah akan dibawa menuju ke Tasikmalaya, Jawa Barat.
Walau Cartensz bukan yang tertinggi di Bumi, namun ia memang memiliki medan yang sulit bahkan untuk pendaki veteran. Pat Morrow dalam bukunya Beyond Everest menyatakan bahwa mendaki Carstensz termasuk sulit, namun Everest tidak. Para pendaki yang tergabung dalam tim Kartini pun bukanlah pendaki pemula, sebelumnya mereka telah beberapa kali mendaki Cartensz. Puncak Carstensz berada di atas tebing batu setinggi 600 meter. Tidak cukup hanya dengan berjalan untuk mencapai puncak Carstensz, namun juga harus dapat memanjat tebing, menggunakan harness, tali penyambung dengan ascender. Dan kala turun, fasih menggunakan descender.
Pendakian ke puncak tertinggi pegunungan Jaya Wijaya di Papua, Cartenz Pyramid, (4.884 mdpl) dapat melalui jalur Ugimba maupun melalui kawasan terbatas di Tembagapura yakni PT Freeport Indonesia. Tercatat ada beberapa rombongan besar yang mengadakan kegiatan di Gunung Cartenz. Ada rombongan Ekspedisi Marinir Rakyat Merdeka yang dikomandani Letkol (Mar) Fery Marpaung, terdiri dari anggota Korps Marinir, pendaki Sabar Gorky, pendaki organisasi pemuda pecinta alam TRAMP, jurnalis dari Kantor Berita Politik RMOL, jurnalis dari MNC dan Trans TV yang semuanya telah mempersiapkan diri dengan latihan fisik dan teknik pendakian selama kurang lebih dua bulan lamanya.
Diluar itu ada rombongan tim Trans 7 yang memiliki agenda tersendiri dan terdiri dari 4 pemanjat tebing profesional serta 5 jurnalis Trans 7 yang telah terbiasa mendaki berbagai puncak gunung di tanah air sehingga teknik dan kemampuan mereka tidak diragukan lagi, serta beberapa tim pendaki lainnya yang masuk dari berbagai jalur di sekitar Gunung Cartenz. Di antara semua tim yang akan menggapai Gunung Cartenz Pyramid, ada rombongan besar terdiri dari belasan jurnalis baik dari dalam maupun dari luar negeri yang diakomodir Kemenko Maritim dan Kementrian Pariwisata yang tergabung dalam Ekspedisi Journalist to Carstensz” melalui jalur Sugapa, Ugimba, Tambua, Carstensz dari tanggal 10 hingga 19 Agustus.
#Lihat pula : Biodata Irfan Hidayat - Mahasiswa UI Pendaki Gunung Slamet