George Junus Aditjondro yang lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 27 Mei 1946; umur 70 tahun adalah seorang sosiolog asal Indonesia. Ia pernah jadi wartawan untuk Tempo. Sekitar tahun 1994 dan 1995, nama Aditjondro menjadi dikenal luas sebagai pengkritik pemerintahan Soeharto mengenai kasus korupsi dan Timor Timur. Ia sempat harus meninggalkan Indonesia ke Australia dari tahun 1995 hingga 2002 dan dicekal oleh rezim Soeharto pada Maret 1998. Di Australia ia menjadi pengajar di Universitas Newcastle dalam bidang sosiologi. Sebelumnya saat di Indonesia ia juga mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana. Sepulangnya dari Australia, ia menulis beberapa buku kontroversial yang dirangkum dari internet, ksurat kabar, dan dan sumber-sumber lainnya.
Saat hendak menghadiri sebuah lokakarya di Thailand pada November 2006, ia dicekal pihak imigrasi Thailand yang ternyata masih menggunakan surat cekal yang dikeluarkan Soeharto pada tahun 1998. Pada akhir bulan Desember 2009, saat peluncuran bukunya Membongkar Gurita Cikeas, ia dituduh melakukan kekerasan terhadap Ramadhan Pohan, seorang anggota DPR RI dari Partai Demokrat, yang kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada polisi. Beberapa lama setelah peluncuran bukunya terakhir, Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan keprihatinannya atas isi buku tersebut. Buku itu sempat ditarik dari etalase toko walaupun pada saat itu belum ada keputusan hukum terhadap peredaran buku itu.
Aktivis, peneliti dan penulis George Junus Aditjondro meninggal dunia di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 10 Desember 2016 sekitar pukul 05.45 Waktu Indonesia Tengah. Ia meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Bala Keselamatan di Jalan Woodward, Palu, Sulawesi Tengah. Kabar meninggalnya George ini juga disampaikan aktivis HAM Andreas Harsono lewat akun Facebook-nya. Di Palu, ia pernah bergabung dengan Yayasan Tanah Merdeka. Di organisasi nonpemerintah yang dibidani kelahirannya oleh Sosiolog Arianto Sangadji ini, George meneliti dan menulis soal silang sengkarut operasi militer dan polisi di Poso selama konflik sosial berlangsung di daerah itu. Ia pernah menulis soal bisnis dan peredaran senjata illegal di daerah konflik. Soal korupsi lunsum prajurit di daerah konflik pun pernah ditulisnya.