Profil Harun Rasyid Lubis Bapak Ginjal Kota Medan

Prof Dr Harus Rasyid Lubis SpPD KGH yang merupakan dokter ahli terkemuka dalam merawat pasien yang mengalami gagal ginjal. Sekadar diketahui, Prof Dr Harun Rasyid Lubis SpPD KGH yang menjabat Koordinator Pernefri Wilayah Sumut dan Aceh menjadi salah satu dokter pioner di bidang perawatan ginjal di Indonesia. Selain aktif melakukan perawatan, Guru Besar di Fakultas Kedokteran USU itu juga aktif mendirikan unit-unit pelayan haemodialisis di tanah air, khususnya di Sumut dan Aceh. 

Sebagai apresiasi terhadap dedikasi tersebut Pemerintah Kota Medan menyerahkan sertifikat sekaligus menganugerahi Prof Dr Harun Rasyid Lubis SpPD KGH gelar “Bapak Ginjal” Kota Medan. Penyerahan sertifikat sekaligus penganugerahan gelar terhormat itu dilakukan Walikota Medan H Dzulmi Eldin seusai membuka Pertemuan Ilmiah Tahunan dan Kongres Tahunan Persatuan Nefrologi Indonesia (PIT Konker Pernefri) 2016 di Hotel JW Marriot Medan, Jumat (7/10).

Penyerahan sertifikat sekaligus penganugerahan gelar “Bapak Ginjal Kota Medan” disaksikan oleh para peserta pertemuan, para dokter ahli dan perawat bidang nefrologi yang berasal dari dalam bahkan luar negeri di antaranya Australia dan Filpina. Walikota Dzulmi Eldin menyebutkan, pemberian sertifikasi sekaligus penganugerahan gelar itu dilakukan untuk menghormati jasa-jasa dan pengabdian Prof Dr Harun Rasyid Lubis SpPD KGH yang sangat besar dalam meningkatkan derajat kesehatan para penderita penyakit gagal ginjal.

Walikota Medan juga menyebutkan pemberian penghargaan itu  dimaksudkan untuk memotivasi masyarakat agar semakin giat memberikan pelayanan yang baik di berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan. “Kita mengapresiasi dan merasa bangga pada kinerja bapak Prof Dr Harun Rasyid Lubis yang komit dan bekerja keras, tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan melainkan juga giat memberikan pencerahan kepada masyarakat hingga usianya yang sudah senja,” kata Dzulmi Eldin.

Prof Dr Harun Rasyid Lubis SpPD KGH dalam sambutannya pada pembukaan pertemuan para dokter dan perawat ginjal tersebut mengungkapkan selama puluhan tahun pengabdiannya membantu penderita gagal ginjal sudah mendirikan sedikitnya 50-an unit perawatan haemodialisisis yang tersebar di Sumut dan Aceh. Jumlah tersebut, menurut dia, masih kurang dibandingkan dengan kebutuhan penderita gagal ginjal yang jumlahnya meningkat.