Ir. Bambang Susantono, MCP, MSCE, Ph.D (lahir 4 November 1963) adalah Pelaksana Tugas Menteri Perhubungan setelah Menteri Perhubungan sebelumnya Evert Ernest Mangindaan mengundurkan diri karena terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019. Sebelumnya ia menjadi Wakil Menteri Perhubungan, Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2010-2014.
Bambang Susantono dikenal sebagai pakar perencanaan infrastruktur dan transportasi. Ia diangkat sebagai Wakil Menteri Perhubungan pada tahun 2009 dengan tugas membantu Menteri Perhubungan dalam membenahi sektor transportasi di Indonesia. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah pada tahun 2007-2010. Untuk mengurai maslah transportasi, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) periode 2004-2010 ini lebih menekankan pada sistem transportasi yang humanis.
Setelah lulus dari Fakultas Teknik Sipil ITB pada tahun 1987, Bambang bekerja sebagai pegawai negeri di Departemen Pekerjaan Umum. Bambang melanjutkan program pascasarjana di Universitas California, Berkeley untuk gelar master tata kota dan wilayah dan lulus pada tahun 1996. Pada tahun 1998, Bambang meraih gelar MSCE di bidang teknik transportasi di universitas yang sama. Pendidikan doktoralnya dia selesaikan pada tahun 2000 dengan meraih gelar doktor di bidang perencanaan infrastruktur dari Universital California, Berkeley.
Di tingkat internasional, ia pernah menjabat sebagai Vice President East Asia Society of Transportation Studies (EASTS) dan hingga kini menjadi anggota Board of Trustees untuk The Southsouth North Foundation di Johannesburg, Afrika Selatan, yang bergerak di bidang perubahan iklim dan lingkungan. Sejak tahun 2012, ia menjabat sebagai Komisaris utama PT Garuda Indonesia, Tbk.
Di sela-sela kesibukannya, ia masih sempat mengajar dan membimbing tesis di Program Pasca Sarjana Bidang Ilmu Teknik Universitas Indonesia, melakukan penelitian di bidang transportasi, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan sosial perkotaan. Bersama sepuluh guru besar dari universitas ternama di Asia Timur, ia melakukan penelitian mengenai fenomena transportasi di kota-kota megapolitan di Asia Timur. Ia juga dipercaya menjadi Presiden Intelligent Transport System Indonesia (ITS Indonesia).
Gagasan dan ide-idenya mengenai infrastruktur dan transportasi sudah sering dimuat di berbagai media cetak dan elektronik baik berupa tulisan atau penampilannya sebagai pembicara di forum nasional dan internasional.[butuh rujukan] Ia juga telah menulis beberapa buku seputar infrastruktur dan transportasi, salah satunya adalah “Manajemen Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah” yang menjadi panduan dalam melakukan terobosan dalam rangka pembangunan nasional. Buku lain yang pernah ditulis oleh peraih penghargaan Satyalencana Karya Satya, Satyalencana Wira Karya dan Satyalencana Pembangunan ini antara lain berjudul “1001 Wajah Transportasi Kita”, “Strategi dalam Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah”, dan “Memacu Infrastruktur di Tengah Krisis”.
Dalam menangani kesemerawutan dalam sistem transportasi, Bambang Susantono mengusulkan pendekatan transportasi humanis, yang diawali dengan etika dalam bertransportasi. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk menjaga keteraturan dalam bertransportasi sehingga menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna. Dalam hal konsep transportasi yang humanis, ia mengatakan bahwa selain melibatkan masyarakat dalam proses perencanaannya, sistem transportasi humanis harus memperhatikan empat aspek, yaitu angkutan umum harus tepat waktu agar bisa diandalkan oleh masyarakat; harus nyaman dan layak ditumpangi; tarif angkutan umum harus terjangkau dan terjamin keamanannya.