Pesawat Air Asia QZ 8501 yang hilang kontak usai lepas landas dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya, dipiloti Kapten Irianto dan co-pilot Remi Emmanuel Plesel, serta teknisi Saiful Rakhmad. Adapun awak pesawat yang turut dalam pesawat tipe Airbus A320 registrasi PK AXC adalah Wanti Setiawati, Khairunusa Haidar Fauzi, Oscar Desano dan Wismoyo Ari Prambudi. Pesawat Air Asia rute penerbangan Surabaya-Singapura tersebut membawa 155 penumpang, terdiri atas 130 orang dewasa, 24 anak dan satu bayi. Penumpang AirAsia itu berasal dari Singapura, Inggris, Malaysia, Korea Selatan dan Indonesia.
Kapren Iriyanto (50) menjadi pilot dari pesawat AirAsia bernomor penerbangan QZ8501 merupakan mantan pilot TNI AU yang pernah menerbangkan jet tempur F 16 yang bertugas di skuadron di Bandara Iswahyudi, Jawa Timur. Iriyanto lantas mengajukan pensiun dini dan menjadi pilot pesawat komersial. Sebelum menjadi pilot AirAsia, Kapten Irianto pernah di Adam Air. Irianto memutuskan untuk pindah ke AirAsia setelah pada Maret 2008 lalu Adam Air Bangkrut. Kapren Iriyanto pertama kali masuk maskapai Merpati, kemudian masuk AirAsia merupakan pilot senior dengan jam terbang tinggi dan pilot berpengalaman dengan mengantongi 20.000 jam terbang.
Kabar Iranto, menjadi pukulan kedua kali bagi keluarga sebab keluarga masih berkabung atas meninggalnya Adik Kapten Irianto. Irianto sempat pulang ke Yogyakarta menghadiri tujuh hari adiknya. Orang tua Kapten Iriyanto di Yogyakarta, H Suwarto langsung pergi ke rumah Irianto di Surabaya. Sementara itu, kedua anak Iriyanto, Ninis dan Galih yang tengah berada di Yogyakarta untuk berlibur pun sudah bertolak ke Surabaya dengan pesawat. Putri Kapten Pilot Irianto, Angela menuangkan perasaan cemas di jejaring media sosial Path. Dia berharap, ayahnya bisa kembali pulang. "Papa pulang, kakak masih butuh papa. Kembalikan papaku. Papa pulang pa. Papa harus ketemu, papa harus pulang," tulis Angela.
Pilot pesawat AirAsia Irianto, dikenal sebagai sosok yang ramah, displin dan aktif dalam berbagai kegiatan di sekitar tempat tinggalnya, Perumahan Pondok Jati Surabaya, Kelurahan Pagerwojo, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Beliau adalah Ketua RT 39 di sana. Irianto adalah sosok yang sangat aktif menggelar kegiatan warga. Ia juga tak jarang membuat serta mengantarkan sendiri undangan kegiatan itu ke setiap rumah warga. Menurut koordinator satpam Perumahan Pondok Jati, Irianto merupakan sosok yang taat beragama. Ia juga salah satu anggota Takmir Masjid Nurul Yakin, masjid yang berada tak jauh dari tempat tinggalnya. Irianto juga sangat menyukai motor gede dan merupakan anggota klub moge.
Kapten Iriyanto, lulusan terbaik sekolah penerbang TNI AU 1983, merupakan lulusan sekolah penerbang TNI Angkatan Udara (AU) Adisutjipto. Iriyanto merupakan angkatan 30 yang lulus pada 1983. "Beliau penerbang andal di F5 pesawat tempur," kata Komandan Lanud Adisutjipto Marsekal Pertama Yadi I Sutanandika yang merupakan angkatan 36, lulusnya 1987 usai menghadiri jumpa pers di Kantor KPPBC Yogyakarta, Senin (29/12/14). Iriyanto merupakan penerbang yang tidak bermasalah dan bisa membawa adik-adik angkatannya menjadi penerbang yang andal pula. Secara pribadi sangat friendly dengan junior-juniornya sangat akrab sekali dengan panggilan akang diantara mereka. Kapten Iriyanto merupakan pilot pesawat tempur milik TNI AU. Diantara yang pernah diterbangkan adalah pesawat tempur jenis F-5 Tiger.
#Lihat pula : Co-Pilot Remi Emmanuel Pessel Berasal dari Perancis