Akseyna Ahad Dori 18 tahun mahasiswa semester IV Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI. Identitas Akseyna terungkap setelah orang tua korban datang dari Yogyakarta dan mendatangi Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada Senin 30 Maret 2015. Akseyna ditemukan terapung dan tak bernyawa di Danau Kenanga UI pada Kamis, 26 Maret 2015.
Akseyna memang tergolong pintar. Alumnus SMA Negeri 8 Yogyakarta ini memiliki prestasi akademik di bidang biologi dengan menjadi peserta Olimpiade Sains Nasional di Manado pada 2011. Tahun selanjutnya, Akseyna mengikuti kejuaraan yang sama di Jakarta dan menduduki peringkat ke-28 nasional.
Pada Januari 2015, Akseyna sempat cerita kepada ibunya bahwa dia merasa kecewa. "Kecewa karena, sebagai juara regional Olimpiade Biologi, dia tak diikutkan ke tingkat nasional," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul, Selasa, 31 Maret 2015. Akseyna juga sempat menuliskan sebuah pesan di atas kertas. Pesan itu ditulis dalam bahasa Inggris, yang bunyinya, "Will not return for please don’t search for existence my apologies for everything eternally."
Orang tua Akseyna memastikan bahwa yang meninggal dengan cara tak wajar itu adalah anaknya setelah mendatangi Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Keluarga ini juga mengecek tempat kos Akseyna di Wisma Widiya 208, Jalan Kabel Tegangan Tinggi, Beji, Depok. Polisi masih menyelidiki apakah Akseyna tewas dibunuh atau bukan. Di rumah sakit, orang tua mengenali Akseyna dari bentuk batang hidung dan wajah. Ayah korban meyakini bahwa payung dan kaus milik anaknya yang ditunjukkan polisi adalah barang yang dibelikan ibunya.
Sebelum ditemukan tewas di Danau Balairung Universitas Indonesia (UI), Akseyna Ahad Dori (18) sudah tidak tampak di kosnya di Kukusan, Beji, Depok. Mahasiswa S1 program studi Biologi FMIPA UI ini sudah 4 hari meninggalkan kosnya tersebut. Tidak ada pesan yang ditinggalkan korban kepada pengelola kos. Korban hanya meninggalkan pesan yang ditempel di dinding pada secarik kertas yang berisikan bahwa tidak perlu mencari korban. Martinus belum bisa memastikan apakah tulisan pada secarik kertas itu adalah tulisan tangan korban, atau orang lain.
Kepala Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Yasman, mengatakan pihak kampus akan evaluasi sistem akademik. Evaluasi ini dilakukan sehubungan dengan tewasnya Akseyna Ahad Dori, mahasiswa jurusan biologi. Akseyna ditemukan meninggal dan jasadnya mengapung di Danau Kenangan UI. Sistem akademik yang dievaluasi, yaitu sistem online yang selama ini digunakan mahasiswa untuk mengurus administrasi dan kegiatan perkuliahan. Menurut Yasman, sistem ini ternyata punya kekurangan yang berakibat tidak pekanya dosen kepada mahasiswanya.
Belajar dari pengalaman Akseyna Ahad Dori, 18 tahun, yang diketahui tak pernah berkomunikasi soal kesulitannya dalam bidang akademik, pihak kampus mengkaji strategi baru untuk memfasilitasi mahasiswa yang pendiam dan tertutup seperti Akseyna. Yasman berharap pembimbing akademik yang dapat menampung keluh-kesah mahasiswa, terutama soal ketertinggalan materi atau nilai mereka yang mungkin tak mencukupi. Yasman mengimbau mahasiswa tak sungkan untuk bercerita perihal kesukaran akademik pada pembimbing masing-masing. Cara ini dapat membantu dosen untuk evaluasi kondisi mahasiswa ataupun materi kuliah.