Martunis (lahir di Banda Aceh, 10 Oktober 1997; umur 17 tahun) adalah salah satu anak Aceh korban tsunami Desember 2004 yang dikenal karena mendapat simpati dari bintang-bintang sepak bola Portugal. Tinggal di Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Pada tahun 2008, ia bersekolah di kelas 1 SMPN 8 Banda Aceh. Saat ini ia bermain untuk klub PSAP Sigli.
Minggu pagi, 26 Desember 2004, Martunis berencana bermain sepak bola bersama teman-temannya di lapangan sepak bola kampung. Dia bahkan sudah memakai kostum nasional Portugal yang bajakan yang ia beli di kota Banda Aceh. Tiba-tiba datang gelombang tsunami. Martunis yang saat itu baru duduk di kelas III Sekolah Dasar bersama ibunya, Salwa; kakak laki-laki, Nurul A'la (12 tahun) ; dan adiknya, Annisa (2 tahun), berupaya menyelamatkan diri dengan menumpang pick up tetangganya. Pada saat itu, bapaknya sedang bekerja di tambak
Saat digulung ombak tsunami, pick up pun tenggelam. Martunis, ibu, dan dua saudaranya tenggelam bersama mobil yang ditumpangi. Lalu, entah bagaimana ceritanya, ia terbawa gelombang dan muncul ke permukaan air. Sebelum terpisah dengan kakak, adik serta ibundanya, Martunis sempat menarik lengan adiknya yang minta tolong, namun tangan mungilnya kalah oleh arus tsunami. Ibu, kakak dan adiknya pun hilang terseret arus tsunami, sehingga berpisah selamanya.
Martunis selamat setelah meraih sepotong kayu, lalu terapung-apung. Kemudian dia berpindah ke kasur yang melintas di dekatnya, tapi nahas, kasur itupun tenggelam. Lalu dia memanjat sebatang pohon untuk bertahan hidup. Dia selamat setelah terseret arus tsunami yang kembali lagi ke laut dan terdampar di kawasan rawa-rawa dekat makam Teungku Syiah Kuala. Setelah 21 hari bertahan, penduduk menemukan Martunis pada 15 Januari 2005. Warga menyerahkan dia kepada awak televisi Inggris yang kebetulan meliput di wilayah itu. Dalam sekejap gambar Martunis yang masih mengenakan kaus timnas Portugal, beredar di stasiun televisi Eropa.
Bocah kurus berkulit hitam itupun menarik simpati bintang top sepak bola Portugal seperti Luis Figo, Nuno Gomes, Cristiano Ronaldo, pelatih Luiz Felipe Scolari, serta Gilberto Madail, ketua Federasi Sepak Bola Portugal. Akhirnya Federasi Sepak Bola Portugal mengundang secara resmi Martunis ke negaranya. Pada Juni 2005, didampingi ayahnya, Sarbini, dan Teuku Taharuddin, dokter yang mendampingi, berkunjung ke negara Portugal dan mendapatkan hibah uang 40 ribu Euro atau lebih dari 500 juta rupiah. Selain diundang ke Portugal, tahun 2006 lalu penyanyi Madonna juga mengundang Martunis dan Sarbini ke London, tempat tinggal Madonna bersama keluarganya. Mereka berdua diajak berkeliling tempat rekreasi terkenal serta kota-kota di Inggris.
Martunis punya mimpi besar mengikuti jejak sang ayah angkat, Cristiano Ronaldo. Kini remaja asal Aceh itu bisa mulai merintis karier seperti Ronaldo, usai bergabung dengan akademi Sporting Lisbon. Martunis memang dikenal sebagai anak angkat Ronaldo. Keduanya terikat hubungan setelah bencana gempa bumi dan tsunami melanda Aceh tahun 2004 silam. Saat itu Martunis yang baru berusia 7 tahun ditemukan bertahan hidup setelah 21 hari di antara puing-puing. Kisahnya mendunia karena saat itu mengenakan seragam tim nasional Portugal. Seragam itu pula yang kemudian mempertemukan Martunis kecil dengan seluruh skuat timnas Selecao das Quinas dan Ronaldo.
Nah, beberapa hari lalu tepatnya pada Minggu (28/6/2015), Martunis berkesempatan kembali ke Portugal. Ini merupakan kunjungan keduanya setelah 10 tahun lalu. Seperti diberitakan sebelumnya, Martunis kabarnya akan belajar sepakbola di tanah kelahiran Ronaldo itu. Kabar baik menyambutnya, akademi Sporting Lisbon menerimanya sebagai pemain didikan. Hal itu diumumkan Sporting dalam acara gala peringatan ulang tahun klub. Di acara itu, Sporting mengumumkan nama para pemain akademi, termasuk Martunis yang diumumkan terakhir.
"Martunis adalah atlet terakhir Akademi Sporting, di mana dia akan hidup, belajar, tumbuh sebagai seorang pria dan pesepakbola. #GalaSCP," demikian yang dicuitkan Sporting lewat akun resmi twitternya @Sportin_CP. Ini tentu jadi sebuah langkah menggembirakan sekaligus membanggakan untuk Martunis, mengingat Ronaldo sendiri juga memulai karier profesional dari Sporting. Mimpi Martunis untuk bisa bermain sepakbola di Portugal juga mulai terwujud. "Impian saya suatu saat nanti bisa bermain bola di Portugal," ujarnya sebelum berangkat lalu. Selamat berjuang, Martunis!