Warmbier, yang saat itu berusia 21 tahun, mengaku mencuri poster propaganda politik dan dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa. Amerika Serikat melakukan upaya diplomatik untuk mengupayakan pembebasan Warmbier. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa kalimat hangat Warmbier adalah tanggapan terhadap sanksi AS terhadap Korea Utara untuk kegiatan nuklirnya. Menurut ayahnya, pengakuan Warmbier dipaksakan, dan dia diculik oleh pemerintah Korea Utara untuk tujuan politik.
Warmbier mengalami koma di Korea Utara dan dibebaskan pada bulan Juni 2017, setelah hampir 18 bulan di sana. Menurut pihak berwenang Korea Utara, koma Warmbier adalah hasil botulisme dan pil tidur, namun dokter AS meragukan klaim tersebut. Warmbier tiba di Cincinnati , Ohio, pada tanggal 13 Juni dan dibawa ke University of Cincinnati Medical Center untuk segera dievaluasi dan diobati. Dia didiagnosis menderita " cedera neurologis parah ." Ayahnya percaya bahwa dia "diteror dan brutal". Warmbier meninggal pada 19 Juni 2017, enam hari setelah kembali ke Amerika Serikat.