Usmar Ismail (lahir 20 Maret 1921 – meninggal 2 Januari 1971 pada umur 49 tahun) adalah seorang sastrawan dan sutradara film Indonesia. Ia dianggap sebagai warga pribumi pelopor perfilman di Indonesia. Usmar meninggal dunia karena stroke.
Ketika mempersiapkan Kafedo, Usmar memberi kesempatan dan mendidik anak muda yang berminat dalam penyutradaraan film. Melalui program inilah Nya Abbas Acup masuk ke dunia film. Ia juga dikenal sebagai pencetak bintang. Nurnaningsih dan Indriati Iskak adalah dua contoh orang yang karirnya dilejitkannya. Darah dan Doa dianggap sebagai film nasional pertama di Indonesia.
Tanggapan Publik - Kritikus film menganggap karya-karyanya, seperti Enam Djam di Jogja dan Dosa Tak Berampun, mengandung ciri Indonesiawi. Pada masa penayangannya di Metropole Krisis menarik penonton berjubel selama lima minggu. Anak Perawan di Sarang Penyamun sempat diboikot peredarannya pada tahun 1962.
Penghargaan - Tahun 1962 ia mendapatkan Piagam Wijayakusuma dari Presiden Soekarno. Pada tahun 1969 ia menerima Anugerah Seni dari Pemerintah RI. Setelah meninggal dia diangkat menjadi Warga Teladan DKI. Namanya diabadikan sebagai pusat perfilman Jakarta, yakni Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.[6] Selain itu, sebuah ruang konser di Jakarta, yakni Usmar Ismail Hall, merupakan tempat pertunjukan opera, musik, dan teater, yang dinamai sesuai namanya.[7]