
Tomy Winata adalah seorang pengusaha Indonesia yang sukses. Pada tahun 1988, Tomy bersama dengan Yayasan Kartika Eka Paksi (YKEP), yaitu Yayasan yang dimiliki oleh Angkatan Darat, melakukan penyelamatan terhadap Bank Propelat yang semula dimiliki oleh Yayasan Siliwangi. Bank Propelat yang ber-asset hanya sekitar Rp.8 Milyar tersebut di-rescue oleh Tomy bersama YKEP, dan diubah namanya menjadi Bank Artha Graha. Hanya dalam tempo tidak lebih dari 1,5 tahun, maka Bank Artha Graha menjadi baik dan sehat, yang kemudian terus dikembangkan.
Salah satu usaha utama lainnya dari Tomy Winata adalah dalam sektor property dan infrastruktur. Melalui PT Jakarta Internasional Hotels and Development (JIHD.JK) Tomy memiliki Hotel Borobudur, dan melalui anak perusahaan yaitu PT Danayasa Arhatama Tbk (SCBD.JK) Tomy memiliki Kawasan Business District yang pertama dan terbaik di Indonesia, yaitu Sudirman Central Business District (SCBD) seluas 45 hektare yang terletak di jantung Jakarta. Salah satu icon SCBD adalah keberadaan Gedung Indonesia Stock Exchange, yang merupakan pusat Pasar Modal Indonesia. Pembangunan The Signature Tower setinggi 111 lantai akan mencapai ketinggian 638 meter dan menjadi gedung tertinggi ke 5 di dunia. Pembangunan The Signature Tower ini adalah untuk menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia Bisa. Tomy memiliki visi bahwa kawasan SCBD akan menjadi "Manhattan of Indonesia".