
Dwikorita merupakan pakar dan pengamat masalah kerentanan tanah akibat bahaya gempa bumi. Salah satu penelitiannya adalah membuat zona atau peta daerah Bantul yang rawan terhadap gempa bumi dan tingkat intensitas kerentanannya pasca gempa 27 Mei 2006. Ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Teknik UGM, bersama suaminya Prof. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc., Ph.D. Ia juga merupakan sahabat karib Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Bahkan, saat di SMA Negeri 1 Yogyakarta, keduanya duduk satu bangku. Pada 2 Mei 2016 nama Dwikorita tercoreng karena mengatakan bahwa aksi mahasiswa UGM yang berunjuk rasa di kampus hari itu adalah "simulasi" belaka. Selain itu, Dwikorita juga melemparkan pernyataan sexist yang menuduh mahasiswanya mendorong-dorong ia saat berunjuk rasa karena ia adalah seorang perempuan.
Riwayat Pendidikan
SMA Negeri 1 Yogyakarta
S1: Teknik Geologi, FT Universitas Gadjah Mada (1988)[7]
S2: Engineering Geology, Leeds University, Inggris (1992)
S3: Engineering Geology, Leeds University, Inggris (1996)
Prestasi
The Young Academic Award dari World Bank (1997 - 1998)
Leverhulme Professorship Award, Institute for Advanced Studies, University of Bris (2002).
Pustawakawan Berprestasi II dan Laboran Berprestasi 1, Seleksi Nasional Akademisi Berprestasi tahun 2010 UGM
Hitachi Scholarship Foundation for Post Doctoral Research (Oct. to Nov 1998)[8]
Graduate Research Team Grant -World Bank (1991-2001).
Best paper and best presentation in Joint Convention on Indonesian Association of Geologist – Ind. Assoc. of Geophysicists – Ind. Assoc. of Petroleum Engineers. November 2005.
Best Paper and Presentation in the International Association of Engineering Geology conference, Nottingham, UK.,Sept 2006.
Delphe (Development of Partnership in Higher Education) – British Councilwith respect to the Research entitled: Seismicity and Landslide Hazard Mapping for Community Empowerment in Yogyakarta, Indonesia (2007-2010).
International Program on Landslide-UNESCO Recognition with respect to the Research entitled Landslide and multi geohazard mapping for community empowerment in Indonesia (2008-2010).