Bahlil Lahadalia baru saja diangkat jadi Menteri tepatnya Kepala BKPM atau Badan Koordinasi Penanaman Modal. Bahlil Lahadalia adalah Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) merupakan sosok yang ulet yang mengasah jiwa kewirausahaannya sejak kecil dengan menjajakan kue, jadi sopir angkot, hingga memiliki perusahaan sendiri. Pria kelahiran Banda, 7 Agustus 1976 ini merupakan . Sejak kecil sudah menunjukkan kemampuannya berwirausaha. Ayahnya adalah seorang kuli bangunan yang menerima upah Rp 7.500 per hari sedangkan ibunya seorang tukang cuci. Anak kedua dari sembilan bersaudara ini sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) sudah tertarik mencari uang. Ia pun membantu mencari penghasilan tambahan dengan menjajakan kue-kue buatan mamanya. Dari hasil berjualan kue tersebut, Bahlil bisa membantu membayar uang sekolah adik-adiknya dan bertahan hidup meski serba kekurangan. Ketika masuk sekolah menengah pertama (SMP), kondisi keuangan orang tuanya semakin sulit.
Bahlil beralih menjadi kondektur angkot, berjualan ikan di pasar, dan menjadi sopir angkot. Ia juga pernah menjadi asisten operator ekskavator dan tinggal di hutan ketika musim liburan tiba. Setelah lulus sekolah menengah atas (SMA), Bahlil muda memiliki keinginan yang kuat untuk kuliah. Teman-temannya sudah lebih dulu mendaftar ke perguruan tinggi tetapi dia tidak tahu harus kemana. Dengan bermodalkan ijazah, tiga baju, surat izin mengemudi (SIM), dan kantong kresek, berangkatlah Bahlil ke Jayapura. Orangtuanya hanya tahu ia bekerja, bukan kuliah. Perjalanan dilalui dengan naik Perintis dari Fakfak bersama dengan kambing, keledai, dan kayu.
Menjadi Kuli Angkut hingga Pernah Busung Lapar saat Kuliah Bahlil yang ingin mengubah nasib ternyata menghadapi kenyataan pahit. Di Jayapura, tidak ada kampus yang bersedia menerimanya. Seorang teman yang menjadi ketua asrama menyarankan agar Bahlil mendaftar ke perguruan tinggi swasta. Di dekat asrama, terdapat pasar yang jaraknya ke jalan raya kurang lebih 100 meter. Kondisi ini dimanfaatkan Bahlil untuk menjadi kuli angkut dengan upah Rp 200 sekali angkut. Selama kuliah, Bahlil pernah terjun menjadi aktivis gerakan reformasi 1997-1998. Akibat hal tersebut, pria yang menjadi ketua senat di kampusnya ini sempat mendekam di penjara. Perkuliahannya juga tidak selalu berjalan mulus. Pada semester 6, Bahlil pernah menderita busung lapar. Ketika bisa membeli beras, ia memasak beras itu menjadi nasi dan bubur agar kenyang lebih lama. Jika beras habis, ia makan mangga yang jatuh di samping asrama. Setelah jatuh sakit, tekadnya untuk mengakhiri kemiskinan semakin kuat. Sembari kuliah, Bahlil bekerja sebagai marketing asuransi.
#lihat pula : Profil Singkat 38 Menteri Kabinet Indonesia Maju
Bahlil juga pernah menjadi pegawai kontrak Sucofindo. Begitu selesai kuliah, ia dan temannya aktif membangun perusahaan, dimulai dari perusahaan konsultan keuangan dan teknologi informasi (TI). Peran Bahlil di perusahaan ini adalah menjadi direktur wilayah Papua. Inilah kali pertama Bahlil merasa memiliki gaji yang besar, yaitu Rp 35 juta pada usia 25 tahun. Karyawannya mencapai 70 orang yag memiliki latar belakang pendidikan keuangan dan TI. Karyawan Bahlil juga berasal dari kampus-kampus bergengsi, yaitu alumni Universitas Gajah Mada (UGM) dan Jerman. Berkat kelihaiannya menjalankan perusahaan, dalam satu tahun Bahlil dapat memberikan keuntungan lebih dari Rp 10 miliar kepada perusahaan.
Tak lama kemudian, Bahlil memutuskan untuk mengundurkan diri karena ingin mencari suasana baru dan membangun perusahaan yang berbeda dari yang selama ini ia tekuni. Setelah resign, Bahlil diberi dividen sebesar Rp 600 juta yang kemudian digunakannya sebagai modal untuk membangun perusahaan perdagangan (trading) kayu. Kini, pria lulusan Sekolah Tinggi Ekonomi Port Numbay, Jayapura itu telah merasakan hasil jerih payahnya. Perusahaan yang dirintisnya, PT Rifa Capital, menjadi induk dari sepuluh perusahaan. Bahlil Lahadalia baru saja diangkat jadi Menteri tepatnya Kepala BKPM atau Badan Koordinasi Penanaman Modal.