Enrico Fermi adalah seorang fisikawan Italia, karyanya yang paling dikenal adalah Chicago Pile-1 (reaktor nuklir pertama). Ia juga memiliki kontribusi dalam pengembangan teori kuantum, nuklir, fisika partikel, dan mekanika statistik. Dia adalah salah satu orang yang disebut sebagai "bapak bom atom". Fermi memegang beberapa paten yang berhubungan dengan penggunaan tenaga nuklir, Pada tahun 1938 ia dianugerahi penghargaan Nobel dalam Fisika untuk karyanya pada induksi radioaktivitas oleh pemboman neutron dan penemuan elemen transuranic. Enrico Fermi lahir di Roma pada tanggal 29 September 1901. Ia adalah anak ketiga dari Alberto Fermi, kepala divisi (Capo Divisione) di Departemen Kereta Api, dan Ida de Gattis, seorang guru sekolah dasar.
Enrico Fermi lulus dan menerima gelar Ph.D. dalam bidang fisika dari Universitas Pisa sebelum umurnya mencapai dua puluh satu tahun. Menjelang usia dua puluh enam tahun dia sudah menjadi profesor penuh di Universitas Roma. Saat itu dia sudah menerbitkan kertas kerja utamanya, salah satunya berkaitan dengan cabang fisika yakni "statistik kuantum." Dalam kertas kerja itu, Fermi mengembangkan teori statistik yang digunakan untuk melukiskan tingkah laku penyatuan partikel dalam jumlah besar yang terpisah-pisah, jenis yang kini dihubungkan sebagai "fermions." Karena elektron, proton dan neutron --tiga "gugus bangunan" yang terdiri dari benda biasa-- kesemuanya "fermion." Teori Fermi punya makna yang sangat penting untuk ilmu pengetahuan.
Tahun 1933 Fermi merumuskan teori tentang "Peluruhan beta" (sejenis radioaktivitas) yang mengaitkan perbincangan kuantitatif pertama kali tentang "neutrino dan interaksi lemah" . Penyelidikan Fermi yang sulit dipahami awam, menempatkan Fermi menjadi salah seorang ahli fisika terkemuka di dunia. Peluruhan beta - Peluruhan beta. Sebuah neutron meluruh menjadi proton , dan elektron yang dipancarkan. Agar total energi dalam sistem tetap sama, Pauli dan Fermi mendalilkan bahwa neutrinoneutrino Juga dipancarkan.
Percobaan-percobaan
Tahun 1932, seorang ahli fisika Inggris, James Chadwick, telah berhasil menemukan partikel subatomis yang bernama: neutron. Mulai dari tahun 1934, Fermi meneruskan dengan cara mengirimkan arus partikel berkecepatan tinggi terhadap atom dengan neutron. Percobaan-percobaannya menunjukkan bahwa banyak jenis atom sanggup menyerap neutron, dan dalam banyak hal atom-atom yang dihasilkan dari pengubahan nuklir macam ini mengandung radioaktif.
Orang berpendapat bahwa akan lebih mudahlah untuk neutron merembes ke dalam bagian utama atom apabila neutron bergerak dengan kecepatan tinggi. Tetapi, percobaan Fermi menunjukkan kebalikan dari itu. Yaitu, bilamana neutron yang cepat dipelankan dulu dengan cara membuat ia lewat melalui "paraffin" atau air, dia dapat lebih siap diserap oleh atom. Penemuan ini sangat penting dalam penggunaan di bidang pembangunan reaktor nuklir. Bahan yang digunakan dalam reaktor untuk membuat pelan gerak neutron-neutron disebut dengan "moderator."
Menjadi warganegara Amerika Serikat
Tahun 1938, penyelidikan penting Fermi tentang penyerapan neutron membuat ia peroleh Hadiah Nobel dalam bidang fisika. Tetapi, berbarengan dengan itu dia mengalami kesulitan di Itali. Pertama, istri Fermi berdarah Yahudi sedangkan pemerintahan Fasis di Itali mengeluarkan sejumlah undang-undang yang bernada anti Yahudi. Kedua, Fermi seorang anti fasis, suatu sikap yang amat berbahaya pada saat Itali di bawah diktator Mussolini. Bulan Desember tahun 1938, tatkala dia pergi ke Strockholm untuk menerima Hadiah Nobel, dia tidak kembali lagi ke Itali, tetapi pergi ke New York. Tentu saja, Universitas Colombia sangat senang mendapat tenaga ahli salah seorang ilmuwan yang terbesar di dunia. Akhirnya Fermi menjadi warganegara Amerika Serikat tahun 1944.
Pembuatan senjata atom, Proyek Manhattan
Di awal tahun 1939, dilaporkan oleh Lise Meitner, Otto Hahn, dan Fritz Strassmann bahwa penyerapan neutron-neutron kadangkala menyebabkan atom-atom uranium jadi terpisah-pisah. Ketika kabar laporan ini pecah, Fermi (begitu juga beberapa ahli fisika terkemuka) segera menyadari bahwa terpisah-pisahnya atom uranium dapat melepaskan cukup neutron untuk memulai reaksi berantai. Lebih jauh dari itu, Fermi (juga bersama ahli fisika lainnya) segera melihat dan membayangkan potensi kemiliteran yang bisa dihasilkan oleh reaksi berantai ini. Menjelang bulan Maret tahun 1939, Fermi menghubungi Angkatan Laut Amerika Serikat dan mencoba menarik perhatian mereka dalam hal pembuatan senjata atom. Tetapi, baru beberapa bulan kemudian, sesudah Albert Einstein menulis sepucuk surat mengenai soal itu kepada Presiden Roosevelt, barulah pemerintah Amerika Serikat menaruh perhatian terhadap tenaga atom.
Begitu pemerintah Amerika Serikat tertarik, tugas para ilmuwan yang paling utama adalah membangun sebuah prototipe alat untuk mengawasi pelepasan tenaga atom untuk melihat apakah reaksi berantai yang bisa bertahan sendiri betul-betul bisa dipertanggungjawabkan. Enrico Fermi ditunjuk menjadi kepala grup untuk membangun reaktor atom pertama di dunia. Pertama dia bekerja di Universitas Colombia, kemudian di Universitas Chicago. Di Chicago inilah, tanggal 2 Desember 1942, reaktor nuklir itu selesai dirancang dan dibangun dengan berhasil di bawah pengawasan Fermi. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah manusia orang berhasil membuat reaksi berantai nuklir. Percobaan yang berhasil ini segera dikirim ke timur dengan kata-kata bertuah tetapi mengandung citra gaib, "Navigator Itali sudah menginjakkan kaki di dunia baru." Atas keberhasilan percobaan ini, diputuskan untuk bergegas membangun "Proyek Manhattan." Dalam proyek itu, Fermi menjadi penasehat ahli.
Sesudah perang, Fermi menjadi profesor di Universitas Chicago. Ia Meninggal pada tanggal 28 November 1954 (umur 53) di Chicago, Amerika Serikat. Meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Elemen kimia nomor 100, "fermium," dijuluki atas namanya sebagai tanda penghormatan.