Hasrul Azwar (lahir di Wingfoot, 30 Januari 1954; umur 60 tahun) adalah anggota DPR periode 2009 - 2014 yang berasal dari Partai Persatuan Pembangunan mewakili Sumatera Utara daerah pemilihan I. Ia saat ini bertanggungjawab sebagai anggota Komisi VIII. Memulai karir politik di usia muda, rasanya pantas bagi Hasrul Azwar jika namanya sering disebut di kancah perpolitikan Indonesia. Saat itu, karirnya benar-benar dimulai saat ia bergabung dengan partai politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai sekretaris DPW Sumatera Utara setelah sebelumnya ia aktif di berbagai organisasi.
Melanjutkan suksesnya, ia lantas menjabat sebagai ketua DPRD I Sumatera Utara dari FPPP dua tahun berikutnya. Seolah tak ada habisnya, karir pria kelahiran Wing Foot, 30 Januari 1954 ini perlahan mulai menanjak. Ia bahkan kini dipercaya menjadi Manajer Timnas U-21. Bukan tanpa alasan penunjukkan itu, ia dipilih lantaran ia dianggap berpengalaman dan mampu membawa sebuah tim menjadi tim yang tangguh dan profesional.
Dulunya, ia terkenal sebagai pelatih tim Medan Jaya yang sukses membawa timnya menjadi tim yang profesional. Dengan latar belakang itulah akhirnya PSSI menunjuk pria yang akrab disapa Hasrul ini untuk menangani timnas U-21 yang terkenal gesit cara bermainnya. Meski saat ini status Hasrul adalah Anggota DPR-RI Komisi X, namun, banyak orang yakin bahwa dirinya dapat membagi waktu antara parlemen dan PSSI.
Mengenai karir politik, baru-baru ini Hasrul yang menyandang sebutan politisi nasional berkat karir politiknya berkomentar mengenai proyek pembangunan bandar udara di Kuala Namu, Sumatera Utara. Pembangunan bandara yang sedari awal dianggap sudah menyalahi taksasi perencanaan awal ini dianggap Hasrul salah tempat dan memakan banyak biaya. Ia berkomentar bahwa Kuala Namu memiliki tanah yang kurang bagus jika didirikan sebuah bandar udara.
Mengenal Hasrul lama, Menko Kesra, Agung Laksono, menyatakan salut atas upaya Hasrul dalam membangun sebuah yayasan yang berbasis islami, Yayasan Khairul Imam. Yayasan tersebut merupakan yayasan yang dibangun untuk memajukan sumber daya manusia dengan latar belakang islam yang cukup kuat.
Ketua Fraksi PPP Hasrul Azwar membalikkan meja anggota rapat paripurna DPR. Dua meja pimpinan anggota DPR itu terletak di sisi kanan depan ruang rapat Paripurna, Gedung Nusantara II, DPR, Jakarta, Selasa (28/10/2014). Hasrul membalikkan meja setelah pimpinan rapat Agus Hermanto menutup sidang paripurna. Sebelumnya Agus membacakan susunan anggota PPP di komisi berdasarkan surat Ketua Fraksi versi Suryadharma Ali.
Hal itu pun mendapatkan reaksi dari kubu Hasrul Azwar. Arwani meminta forum paripurna menghormati dinamika yang terjadi di internal PPP. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebutkan sekretariat jenderal DPR hanya menerima satu surat dari PPP yang ditandatangani Suryadharma Ali. Hasrul mengatakan hingga kini dia tetap menjabat sebagai ketua fraksi. Hasrul bahkan menyerahkan surat bergambar Ka'bah kepada Agus Hermanto dan Fahri Hamzah. Ia langsung naik ke area pimpinan DPR untuk menyerahkan surat itu. Namun, surat belum dibahas, Agus langsung menutup rapat.
Saat itulah Hasrul langsung membalikkan dua meja di depan tempat duduknya. Ia juga maju ke area pimpinan rapat. Tetapi pimpinan sudah keluar dari ruangan rapat paripurna. Hasrul juga langsung tidak terlihat di ruang rapat paripurna. Hasrul membalikkan meja menggunakan tangannya. Setelah didekati, setidaknya empat gelas kaca pecah. Empat michropone juga jatuh ke depan. Papan nama di meja tersebut bertuliskan Hasrul Azwar, Saleh Husin Dossy Iskandar dan Romahurmuziy. Anggota Fraksi PPP Reni Marlinawati yang ditemui usai kejadian hanya mengatakan secara singkat.
Kisruh internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masuk dalam rapat paripurna DPR. Rapat pada Selasa (28/10/2014) dihujani interupsi antar dua kubu PPP di DPR. Ketua Fraksi PPP Hasrul Azwar memprotes pimpinan rapat Agus Hermanto yang tidak bertanya kepadanya mengenai nama-nama anggota di komisi. Agus Hermanto mengetuk palu pengesahan nama-nama anggota di komisi yang diserahkan Ketua Fraksi PPP versi Suryadharma Ali, Epyardi Asda. Seharusnya Pimpinan DPR mengundang kedua kubu untuk membahas kepengurusan yang sah. Sebab Hasrul menyerahkan kepengurusan fraksi.
Sementara Epyardi juga melakukan hal yang sama. Hasrul menegaskan Surat Keputusan (SK) yang dipegang Epyardi bodong tanpa tanda tangan Sekretaris Jenderal. Bahkan Hasrul meminta anggota fraksi PPP yang mendukungnya berdiri. Sebagian anggota PPP pun berdiri. Hasrul juga mengungkit saat pemilihan pimpinan DPR. Di mana 39 anggota DPR mendukung pimpinan saat ini. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengingatkan bahwa pihaknya hanya menerima surat DPP yang ditandatangani Suryadharma Ali. - Tribunnews -