Pemilihan Putri Pariwisata Kaltim yang dihelat Sabtu (29/9) malam di Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Raeza Ferbrina Sari (gaun merah) dari Samarinda keluar sebagai jawara setelah mengalahkan sembilan pesaingnya. Mereka dari Balikpapan, Tarakan, Bontang, Kutai Timur (Kutim), Kutai Kartanegara (Kukar), Bulungan, Berau, dan Penajam Paser Utara (PPU). Putri Pariwisata 2008 Albertina Fransisca Mailoa ikut menjadi juri menemani Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kaltim M Aswin, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur (PKP2) III Kaltim Meiliana, fashion desainer Kaltim Tanti Susatyo, serta Akademisi dari Unmul Samarinda Rina Juwita. Foto kiri, Pingkan Otista Podung, putri Pariwisata Kaltim 2012.
Gadis manis yang akrab disapa Echa ini mengatakan bahwa selain pendidikan, etika dan kemauan untuk menerima hal baru dalam kehidupan merupakan hal penting baginya. Hal ini juga mengajarkannya untuk tidak hanya terlalu fokus dengan satu hal yang bisa membuatnya menutup mata terhadap hal lainnya yang terkadang bisa menambah pengalaman dan wawasan. Echa juga menyatakan bahwa penting kiranya untuk memberikan yang terbaik bagi diri sendiri dan orang lain dalam setiap kegiatan yang dilakukan.Dengan begitu ada banyak hal baru yang bisa dipelajari dan menambah pengetahuan.
Dara kelahiran Samarinda, 6 Februari 1992 ini bercerita dengan penuh semangat tentang berbagai pengalaman penuh kesan yang pernah dia ikuti dimana ia bisa bertemu dan berkenalan dengan banyak orang baru. Kini, sebagai salah satu public figure yang mulai dikenal masyarakat karena perannya sebagai Duta Wisata Samarinda, tidak jarang dia menerima pujian dan juga kritik dari orang lain. Namun baginya, hal ini penting sebagai acuan ke depannya agar bisa melakukan hal yang lebih baik lagi.
Sejak menjadi duta wisata Echa yang hobi fotografi dan traveling ini sering mengenakan pakaian khas sarung Samarinda yang ia desain sendiri. Hal ini membuatnya merasa senang bisa menginspirasi orang lain agar ikut mengenakan sarung Samarinda juga. Saat mengikuti Jambore Pemuda Indonesia, ia belajar menghargai waktu karena membuatnya menjadi lebih on time dan cekatan. Dengan mengikuti kegiatan tersebut ia bisa berkenalan dengan teman-teman seluruh Indonesia juga bertukar pikiran mengenai wawasan budaya dan pariwisata di indonesia.
Dukungan dari keluarga sangat kuat dan tanpa mereka saya bukan siapa-siapa dan tidak menjadi apa-apa. Keluarga selalu setia men-support baik itu dari materi, dukungan moril maupun kehadirannya di setiap kegiatan. Tak jarang Mama saya juga ikut men-desainkan baju yang akan saya kenakan nantinya dan Tante saya yang menjahitnya. Papa saya juga selalu memberi masukan di setiap aktivitas yang saya jalani sehari-hari.
Mahasiswa semester 7 Program Studi Ilmu Komunikasi ini menganggap bahwa teman-temannya merupakan hal yang tak kalah pentingnya selama ini. Hal ini karena seringkali teman-temannya juga selalu menemani di setiap kegiatan untuk membantu mendokumentasikan setiap moment yang ia jalani, termasuk juga selalu memberi saran atau kritik dari kegiatan ataupun penampilannya.
Ketika ditanya mengenai cita-citanya, dia menjawab “Impian saya di masa depan tidak hanya satu. Akan tetapi ini berkaitan satu sama lain.” Echa bercerita kalau dia tertarik dengan bidang jurnalistik atau media massa. Dia bermimpi bisa menjadi seorang reporter dan penulis yang bisa berkeliling dunia sehingga bisa menceritakan pengalaman perjalanannya ke semua orang. Selain itu Echa juga berharap bisa memiliki galeri busana yang memamerkan koleksi desain busana yang ia rancang sendiri, atau memiliki sebuah Event Organizer yang nantinya menaungi acara ulang tahun atau pernikahan.
Saat ini ia bekerja di salah satu harian terbesar di Kaltim dan mendalami dunia jurnalistik. Selain itu ia juga sering memakai baju hasil desainnya sendiri dalam acara-acara khusus, serta mengikuti fashion week dimana model-modelnya memakai busana hasil rancangan. Ia juga belajar mengadakan sebuah event dengan menjadi panitia di beberapa acara guna menjadi pelajaran bagi masa depan yang mulai ia rintis. ***(Sumber.Kaltimpost dan fisip-unmul)