Charlemagne atau Karel yang Agung (Perancis: Charlemagne; bahasa Latin: Carolus Magnus, Karolus Magnus; bahasa Jerman: Karl der Große; bahasa Inggris: Charles the Great, bahasa Italia: Carlo Magno) (742 atau 747 – 28 Januari 814), adalah raja kaum Frank dari 768 sampai 814 dan kaum Lombard dari 774 sampai 814. Ia dinobatkan sebagai Imperator Augustus di Roma pada hari natal tahun 800 oleh Paus Leo III, dan karenanya dianggap merupakan pendiri Kekaisaran Romawi Suci (dengan gelar Karel I). Melalui penaklukan dan pertahanan, ia mengukuhkan dan mengembangkan kekuasaannya hingga meliputi sebagian besar Eropa Barat. Ia sering dianggap merupakan bapak pendiri Perancis dan Jerman, bahkan kadang sebagai Bapak pendiri Eropa. Ia adalah kaisar pertama di Barat sejak runtuhnya Kekaisaran Romawi.
Kaisar Charlemagne adalah raja bangsa Franks, penakluk Saxony, pendiri Kekaisaran Romawi merupakan salah seorang penguasa yang paling terkemuka di dunia. Lahir tahun 742 dekat kota Aachen yang akhirnya jadi ibukotanya. Ayahnya bernama Pepin si Cebol dan kakeknya Charles Martel, seorang pemuka bangsa Frank yang di tahun 732 berhasil memenangkan percobaan kaum Muslimin yang berusaha menaklukkan Perancis dalam pertempuran di Tours. Tahun 751 Pepin dinyatakan sebagai Raja bangsa Franks sehingga mengakhiri kelemahan dinasti Merovingian, mendirikan dinasti baru yang kini disebut Carolingian, sesudah Charlemagne. Tahun 768 Pepin meninggal dunia dan kerajaan bangsa Franks dibagi antara Charles dan saudaranya Carloman. Carloman meninggal tahun 771 mengakibatkan Charles di umur 29 tahun, jadi Raja tunggal di Kerajaan Franks yang sudah jadi kerajaan terkuat di Eropa.
Pada saat penobatan Charles, Kerajaan Franks terdiri dari Perancis sekarang, Belgia, Swis, tambah sebagian negeri Belanda sekarang dan Jerman. Charles membuang sedikit waktu untuk mulai meluaskan kerajaannya. Janda Carloman dan anak-anaknya mengungsi ke kerajaan Lombard di Italia Utara. Charlemagne bercerai dengan istrinya orang Lombard bernama Desidarata dan memimpin tentara menuju Italia Utara. Menjelang tahun 774 Lombard sepenuhnya ditaklukkan. Italia Utara dibaurkan dengan kerajaannya meskipun empat penyerbuan tambahan masih diperlukan untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya. Janda Carloman berikut anak-anaknya jatuh ke tangan Charlemagne dan sejak itu menghilang.
Yang lebih penting dan lebih sulit adalah penaklukan Charlemagne atas Saxony, suatu daerah luas di sebelah utara Jerman. Ini diperlukan tidak kurang dari delapan belas kali pertempuran; yang pertama tahun 772 dan yang terakhir tahun 804. Faktor-faktor agama sudah barang tentu menjadi penyebab mengapa perang lawan Saxony begitu ketat dan berdarah. Orang-orang Saxon itu pagan/tak beragama dan Charlemagne memaksa mereka memeluk agama Nasrani. Mereka yang menolak dibaptis atau belakangan balik lagi murtad jadi pagan dijatuhi hukuman mati. Menurut taksiran tak kurang dari seperempat penduduk Saxon terbunuh dalam proses penaklukan agama secara paksa ini.
Charles juga melakukan serbuan ke bagian selatan Jerman dan barat daya Perancis untuk mengukuhkan pengawasannya atas daerah itu. Untuk mengamankan perbatasan timur kerajaannya Charlemagne melakukan serentetan penyerbuan terhadap bangsa Avar. Orang Avar berdarah Asia, ada hubungannya dengan bangsa Hun dan mereka menguasai daerah yang luas, yang kini terkenal dengan Honggaria dan Yugoslavia. Sesudah itu Charlemagne membabat habis seluruh kekuatan Angkatan Bersenjata Avar. Kendati daerah-daerah sebelah timur Saxony dan Bavaria tidak diduduki bangsa Franks, negeri-negeri lain yang mengakui kekuasaan Franks membentang luas mulai Jerman hingga Croatia.
Charlemagne juga mencoba mengamankan daerahnya di perbatasan selatan. Tahun 778 memimpin penyerbuan ke Spanyol. Penyerbuan ini tidak berhasil tetapi Charlemagne bisa juga mendirikan daerah kekuasaan di Spanyol bagian utara terkenal dengan "Spanish March" yang mengakui kedaulatan kekuasaan Charlemagne. Sebagai hasil begitu banyak peperangan yang membawa kemenangan (bangsa Franks melakukan lima puluh empat kali pertempuran dalam jangka waktu empat puluh lima tahun selama pemerintahannya), Charlemagne berhasil menyatukan hampir seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaannya. Pada puncak kejayaannya, kerajaannya terdiri dari sebagian besar Perancis, Jerman, Swis, Austria, Belanda, tambah sebagian besar Italia dan banyak lagi daerah perbatasan. Sejak jatuhnya Kekaisaran Romawi, tak ada satu negara pun yang punya daerah kekuasaan seluas itu.
Selama pemerintahannya Charlemagne memelihara hubungan akrab dengan Paus tetapi bukan Paus yang menguasai Charlemagne. Puncak peristiwa yang termasyhur dari pemerintahan Charlemagne terjadi di Roma pada Hari Natal tahun 800. Pada hari itu Paus Leo III mengenakan mahkota di atas kepala Charlemagne dan mengumumkan bahwa dia adalah Kaisar Romawi. Ini berarti Kekaisaran Romawi Barat yang sudah hancur tiga abad sebelumnya dinyatakan bangkit kembali, Charlemagne merupakan pengganti Augustus Caesar yang sah. Tentu saja satu keganjilan menganggap Kerajaan Charlemagne merupakan "pemugaran" Kekaisaran Romawi. Pertama, daerah yang dikuasai kedua kekaisaran sangat jauh berbeda. Kerajaan Charlemagne betapapun luasnya, hanya mencakup separoh dari Kekaisaran Romawi Barat.
Sebagian daerah memang sama seperti Belgia, Perancis, Swis dan bagian utara Itali. Tetapi Inggris dan Spanyol, daerah selatan Itali dan Afrika bagian utara yang merupakan daerah kekaisaran Romawi tidak dalam kekuasaan Charlemagne. Sedangkan Jerman yang merupakan daerah taklukan yang penting tidak ada dalam kekuasaan Romawi. Kedua, Charlemagne bukanlah orang Romawi ditilik dari segala sudut; tidak dari sudut kelahiran, pandangan maupun budaya. Bangsa Franks tergolong suku Teutonik dan bahasa asli Charlemagne dialek Jerman Kuno meskipun sedikit-sedikit dia belajar bahasa Latin. Charlemagne sebagian besar hidup di Eropa Utara, khusus Jerman dan hanya melakukan 4 kali perjalanan ke Itali. Ibukota kekaisarannya bukan Roma melainkan Aachen. Kini berada di Jerman Barat tidak jauh dari perbatasan Belgia dan Negeri Belanda.
Kegesitan pengambilan keputusan politik Charlemagne yang menjadi ciri khasnya ternyata macet begitu dia dihadapkan pada persoalan siapa yang akan menggantikan tahtanya. Kendati dia sudah menghabiskan sebagian besar masa hidupnya berpegang menyatukan sebagian besar daerah Eropa Barat, dia tidak mampu secara bijak menyusun perencanaan membagi wilayah kekaisaran diantara ketiga puteranya ketika dia mati. Hal ini biasanya menandakan ketidakmampuan menetapkan satu garis tegas dan jalan keluar hingga bisa jadi bibit perang saudara. Tetapi keadaan selanjutnya menunjukkan kedua putera tertuanya mati tak lama sebelum Charlemagne sendiri.
Akibatnya, putera ketiganya (Louis Sang Taat) mampu mewarisi tahta Charlemagne tanpa gangguan ketika Charlemagne meninggal dunia di Aachen 814. Tetapi Louis menunjukkan kelemahannya dalam hal pengambilan keputusan ketimbang sang ayah tatkala saat naik tahta tiba dia juga berkeinginan membagi kerajaannya kepada anak-anaknya. Sesudah melalui pertempuran, putera Louis akhirnya menandatangani persetujuan Verdun 843 yang mengakibatkan kerajaan bangsa Franks terbagi jadi tiga bagian. Parohan pertama terdiri dari sebagian besar daerah Perancis sekarang, parohan kedua termasuk bagian besar daerah Jerman dan parohan ketiga termasuk Italia utara juga daerah memanjang perbatasan Perancis-Jerman.