Man Haron Monis, pelaku penyanderaan di kafe Lindt, Sydney, Australia, memiliki catatan kejahatan yang beraneka ragam. Dalam beraksi, dia kerap dibantu seorang wanita bernama Amirah Droudis. Dari berbagai penelusuran media Australia, nama Monis dan Droudis sudah dikenal sejak kasus pengiriman surat penghinaan kepada keluarga tentara Australia yang tewas. Dalam vonis hakim, Droudis disebut turut serta membantu kejahatan tersebut.
Man Haron Monis Pria 49 tahun asal Iran yang mengaku sebagai syekh inilah pelaku teror di Kafe Lindt, Sydney, Australia selama 16 jam. Monis mengaku sebagai syekh atau ulama Muslim yang jadi pengungsi di Australia sejak 20 tahun silam. Tapi, publik Australia menjulukinya syekh gadungan setelah melakukan teror terhadap orang-orang tak bersalah di Kafe Lindt, Sydney. Monis tewas setelah Polisi Federal Australia atau AFP menyerbu kafe setelah drama penyanderaan yang dia lakukan berlangsung 16 jam. Dua sandera ikut tewas dalam insiden itu, dan empat lainnya terluka.
Sepak terjang Monis yang meresahkan, sebenarnya sudah bukan rahasia lagi bagi publik Australia. Pada tahun 2010, ia pernah menghadapi tuduhan atas pengiriman surat yang menyinggung keluarga dua tentara Australia yang tewas di Afghanistan dan keluarga pejabat Australia, Craig Senger, yang meninggal pada 2009 akibat pemboman di Jakarta. Tak hanya itu, dia juga tersandung kasus pembunuhan terhadap mantan istrinya dan kasus kekerasan. Mantan pengacara Monis, Manny Conditsis, menggambarkan si syekh itu sebagai individu yang rusak. Ideologi dan dan akal sehatnya, lanjut dia, juga bermasalah.
Pada 2013 Monis dihukum atas pengiriman surat yang menyinggung keluarga tentara Australia yang tewas di Afghanistan dan pejabat Australia lain. Dalam suratnya, Monis menyamakan tentara Australia yang tewas di Afghanistan sebagai pembunuh yang menggali lubang neraka. Dalam sebuah posting di situs pribadinya, Monis bersumpah untuk melawan penindasan dan terorisme yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Inggris dan Australia. "Jika kita tinggal diam terhadap penjahat, kita tidak bisa memiliki masyarakat yang damai," bunyi tulisan Monis di situs itu.
Situsnya juga berisis foto grafis anak-anak yang tewas di Timur Tengah akibat serangan udara Amerika Serikat dan sekutunya. Dia juga menyinggung konflik sektarian, di mana dia membenci kaum Syiah yang dia sebut dengan istilah Rafidi dan memilih menjadi militan radikal kelompok Sunni. "Saya dimanfaatkan untuk menjadi Rafidi, tapi sekarang tidak lagi. Sekarang saya seorang Muslim, "Alhamdulillah" kata Monis awal bulan ini.
Amirah Droudis Selama ini, juga bertindak sebagai juru bicara Monis dalam beberapa urusan. Namanya kembali mencuat setelah kasus penyanderaan di kafe Lindt. Rumahnya yang terletak di Belmore bahkan digeledah oleh polisi tak lama setelah penyanderaan berakhir. Demikian dilaporkan media News Corp Australia.
Dalam penggeledahan yang berlangsung selama berjam-jam itu, total ada 13 polisi yang masuk ke dalam rumah. Mereka kemudian mengetuk pintu sambil berteriak 'polisi!'. Belum jelas apakah ada barang yang disita atau tidak.Droudis yang berusaha diwawancarai wartawan menolak. Dia mengusir dan mengancam lapor polisi bila ada yang memaksa masuk.
Droudis juga pernah terkenal di situs jejaring sosial YouTube. Diduga, dialah sosok misterius berhijab hitam yang wajahnya tertutup cadar dan membuat berbagai pernyataan mengejutkan. Wanita tersebut mengaku sebagai teroris dan mendukung berbagai aksi terorisme mulai dari New York hingga Bali. "Dengan berat hati saya mengatakan saya teroris. Saya mengaku sejak beberapa tahun terakhir saya menjadi teroris, tapi saya mencoba tidak lagi," kata wanita tersebut dalam tayangan di YouTube yang diupload pada tahun 2009.
Media-media Australia yakin itu Droudis karena di tayangan video ada situs website milik Monis yang dipromosikan. Situs itu kini tak bisa diakses. Di file video terpisah dia bicara soal peristiwa 9/11 dan Bom Bali. "Kami senang dengan hukuman September 11. Kami juga senang dengan hukuman di Bali. Kami juga senang dengan hukuman Holocaust dan apa pun hukuman yang dikirimkan Tuhan ke kita," ucapnya.