Pelukis senior Round Kelana yang bernama lengkap Harun bin Sabi meninggal dunia dalam usia 89 tahun, Minggu 25 Januari 2015 di kediamannya, Lorong Beuransah, Jalan Syiah Kuala, Gampong Lamdingin, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. Pria asal Jeuram, Nagan Raya ini berpulang setelah menderita sakit akibat faktor usia sejak beberapa waktu terakhir.
Berita duka menyelimuti Aceh hari ini, Minggu, (25/01/2015) tepatnya pukul 11: 00 WIB, Sang Pelukis senior Round Kelana yang bernama lengkap Harun bin Sabi meninggal dunia dalam usia 89 tahun di kediamannya, Lorong Beuransah, Jalan Syiah Kuala, Gampong Lamdingin, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. Pria asal Jeuram, Nagan Raya ini berpulang setelah menderita sakit akibat faktor usia sejak beberapa waktu terakhir.
Seperti keterangan yang diterima pihak harianaceh.co.id, Delsy Ronny (41), mengatakan, ayahandanya meninggal dunia pukul 11.30 WIB, Minggu (25/1/2015) di rumahnya. Sekitar dua pekan lalu, Round sempat dirawat di Meutia Hospital Banda Aceh. Jenazah Almarhum dikebumikan di perkuburan umum Gampong Lamdingin. Round Kelana meninggalkan seorang putra dan dua cucu.
Round banyak menghasilkan karya-karya genius menghiasi Museum Tsunami, Pendopo Gubernur Aceh, Taman Makam Pahlawan, dan Gedung DPRA. Delsy Ronny (41), putra Almarhum Round Kelana kepada Serambinews.com mengatakan, ayahandanya meninggal dunia pukul 11.30 WIB, Minggu (25/1/2015) di rumah. Sekitar dua pekan lalu, Round sempat dirawat di Meutia Hospital Banda Aceh. Jenazah Almarhum dikebumikan di perkuburan umum Gampong Lamdingin. Round Kelana meninggalkan seorang putra dan dua cucu.
Round Kelana merupakan pelukis senior Aceh yang karya-karyanya cukup dikenal bukan hanya secara nasional bahkan internasional. Karya yang termasuk monumental adalah tentang bencana tsunami Aceh. Sang pelikis bukan hanya dikenal secara nasional tetapi juga di dunua internasional.
Sejak dua tahun terakhir kondisi sang pelukis semakin melemah dan matanya semakin kabur namun daya ingatnya masih cukup baik. Karya-karya Round antara lain menghiasi Museum Tsunami, Pendopo Gubernur Aceh, Taman Makam Pahlawan, dan Gedung DPRA. Selamat jalan sang maestro, Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun.