Briptu Rani, Namanya mencuat setelah tiba-tiba menghilang dari Kepolisian Resor Mojokerto, Jawa Timur beberapa bulan lalu. Dari 'tempat persembuyiannya' kala itu, Ranny Indahyuni Nugraeni muncul di sebuah stasiun televisi swasta. Ia membeberkan masalah yang menyangkut pimpinannya.
Berpangkat Brigadir Satu, Ranny memang sempat membuat heboh di media massa. Hingga puncaknya ia resmi dipecat dari dinas kepolisian pada 31 Juli 2013 itu. Ia mengaku shocked karena harus menanggalkan profesinya. Ranny menceritakan perasaannya dan menyayangkan hukuman pemecatan yang diterimanya. Menurut dia, kesalahan yang dilakukan terbilang ringan, hanya disersi. Apalagi jika dibandingkan dengan sejumlah polisi yang terjerat kasus lebih berat atau mantan pimpinannya Ajun Komisaris Besar Eko Puji Nugroho. Perempuan berusia 25 tahun ini merasa dikorbankan. Padahal waktu menghilang ke Bandung setelah peristiwa pengukuran baju, Ranny sempat bersemangat ketika dipanggil ke Surabaya.
Kala itu, Ranny berharap bisa kembali ke bertugas di Polda Jatim. Sayang, kembalinya Ranny harus berakhir pahit. Setelah sempat 'diisolasi', Ranny pun harus menerima kenyataan berhenti sebagai polisi wanita. Mendapat kabar pemecatan, Ranny sakit hati. Ia mematikan seluruh alat komunikasinya. Kabar 'Briptu Ranny dipecat' menghiasi seluruh media massa. Sengaja Ranny tidak bersuara. Keluarga menyarankan agar janda satu anak ini untuk menenangkan diri dan menunggu pernyataan Polda. Tawaran wawancara dari berbagai media pun tidak digubrisnya.
Rani yang menghilang sejak Januari, sempat menjalani sidang kode etik tanggal 16 Januari, setelah itu Rani kembali melarikan diri. Pengakuan Panjang Lebar Briptu Rani yang merasa syok foto-foto yang disebut mirip dirinya bisa beredar. Dia membela diri, menurutnya foto itu bukan foto dirinya. Menurut Rani, foto itu hasil rekayasa. Dia mengaku tidak pernah seperti itu. Foto-foto itu juga menyebar melalui jejaring sosial. Mojang Bandung ini berkilah akun Facebook miliknya pernah dibajak. Dia sedang mencari tahu siapa yang tega melakukan ini. Rani menduga ada orang-orang yang sengaja jahat pada dirinya. Dia berharap masalah ini bisa diklarifikasi.
Briptu Rani angkat bicara soal alasan kenapa meninggalkan tugas di Polres Mojokerto. Dia mengaku tak kuat oleh atasannya, Kapolres Mojokerto AKBP Eko Puji Nugroho. Karena itu Rani menderita dan terpaksa berobat ke Jakarta. Rani menjelaskan awalnya dia memendam perasaannya karena perlakuan Kapolres. Tapi lama kelamaan, perbuatan atasannya itu makin menjadi. Tak ada yang tahu perlakuan Kapolres pada dirinya. Kapolres dan Polda Jatim enggan berkomentar soal ini. Briptu Rani juga mengaku kerap diejek sejumlah Polwan yang menyebutnya tukang menggoda atasan dan bergaya hidup bak artis.
Briptu Rani membantah itu semua. Menurutnya dulu dia bisa bergaul akrab dengan rekan-rekannya di Polres Mojokerto. Tapi ada beberapa orang yang sinis pada dirinya. Polwan ini yang kemudian menyebarkan kabar negatif soal Rani. Menurut Rani, karena perbuatan orang-orang itulah maka yang lain terpengaruh. Padahal Rani mengaku tak pernah hidup mewah. Rani mengaku sudah melaporkan kasusnya Kapolres ini ke Mabes Polri. Tetapi hingga beberapa bulan tak ada tanggapan atas laporannya. Polwan cantik ini mengaku kecewa. Dia meminta Kapolres Mojokerto AKBP Eko Puji Nugroho diadili.
Menurut Briptu Rani, perlakuan yang paling menyakitkan terjadi saat dirinya disuruh mengukur baju seragam. Rani membeberkan perlakuan yang dilakukan Kapolres. Dia sangat tersiksa karena tak ada yang membelanya saat perlakuan itu terjadi. Rani menceritakan ada beberapa perlakuan lain. Dia pun mengaku sering diajak karaoke. Posisi Rani yang diberi tugas sebagai sekretaris pribadi, membuatnya tak berkutik.