Profil dan Biodata Pendaki Setiawan Maulana

Profil dan Biodata Pendaki Setiawan Maulana Hilang di Gunung KerinciSetiawan Maulana (22), pendaki asal Jalan Raya Cemara V Blok F No 356 RT8/13 Desa Jati Mulya Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi itu dikabarkan hilang kontak dengan rekannya saat mendaki Gunung Kerinci, Sabtu (27/12). Setiawan Maulana, pendaki asal Bekasi yang dinyatakan hilang di Taman Nasional Kerinci Seblat, hingga Minggu (4/1) siang belum berhasil ditemukan.

Informasi yang dihimpun, tim dan regu pencari sempat menemukan sebuah tulisan yang ditulis pada potongan plastik dengan menggunakan spidol, bertuliskan “Aku Enggan Pergi Karena Keindahannya,”. Diduga tulisan tersebut dibuat oleh Setiawan Maulana. Tulisan yang masih misteri itu, ditemukan di sekitar Tugu Yuda, di mana korban dinyatakan hilang dan berpisah dari rekan-rekannya sesama pendaki dari Jakarta. Hingga saat ini pencarian belum membuahkan hasil. 14 regu pencari yang diberangkatkan, belum menemukan tanda-tanda keberadaan pendaki malang itu.

Menurut salah satu rekan korban, pendakian sudah direncanakan selama tiga bulan sebelumnya. Rombongan berjumlah 13 orang, 4 orang diantaranya berasal dari Bekasi. Mereka berangkat dari Bandara Soekarno Hatta pada Rabu (24/12) pukul 18,55 dengan tujuan Padang. Rombongan pendaki yang berangkat itu berasal dari berbagai komunitas. Iwan sendiri masuk dalam komunitas Geographic Independent Long Adventure (GILA). Selain dibantu oleh Mapala, TNI, Basarnas, Wanadri, Walhi, serta pecinta alam lainnya, pencarian Setiawan Maulana juga melibatkan orang pintar, yang ikut memberikan petunjuk tentang keberadaan Setiawan Maulana.

Pihak keluarga berharap Setiawan Maulana alias Iwan (22 tahun) segera ditemukan. Setiawan Maulana merupakan pendaki asal Bekasi yang hilang kontak di Gunung Kerinci pada Sabtu 27 Desember 2014. "Sampai sekarang, saya yakin dia masih hidup. Saya meminta kepada tim SAR meningkatkan kerjasama. Keluarga dan teman-teman Iwan menggelar pengajian memanjatkan doa supaya dia segera ditemukan," kata Cun Chaniago, ayah Setiawan Maulana ditemui di kediamannya, Jalan Raya Cemara V Blok F No. 356, RT 08/13, Desa Jati Mulya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Sabtu (3/1/2015).

Ini bukan pertama kali, Iwan mendaki gunung. Sebelumnya, pria yang bekerja di PT Kayaba Bekasi itu pernah mendaki Gunung Papandayan dan Gunung Ciremai. Iwan masuk dalam komunitas Geographic Independent Long Adventure (GILA). Cun Chaniago mengaku kegiatan pecinta alam itu sudah digeluti anaknya sejak empat tahun terakhir. Rombongan pendakian Gunung Kerinci berjumlah 14 orang, sebanyak empat orang diantaranya berasal dari Bekasi. Ibu Suji merupakan Kepala Rombongan pecinta alam tersebut. Tim berangkat dari Bandara Soekarno Hatta pada Rabu 24 Desember 2014 pukul 18.55 dengan tujuan Padang, Sumatera Barat.

"Rombongan itu ada 14 orang. Dia pamit seperti biasa mau bepergian. Dia saat itu sedang libur jadi tidak kerja. Sebelum, dia naik gunung kami sempat berkomunikasi," ujar Cun Chaniago. Iwan hilang kontak dengan rekannya, Sabtu (27/12/2014). Mahasiswa semester satu di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Bani Saleh itu dikabarkan hilang oleh Basarnas pada Senin (29/12/2014) sekitar pukul 07.30 WIB atau 2X24 jam setelah hilang kontak dengan rekannya sesama pendaki.

Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNKS, TNI, dan berbagai organisasi lainnya melakukan pencarian. Selain itu, Cun Chaniago mengatakan pihak keluarga di Jakarta juga membantu pencarian. Mimi, kakak Iwan dan suaminya Asep bersama dengan keluarga yang berada di Padang turut membantu tim SAR. "Mimi dan suaminya pergi ke sana pada Selasa kemarin. Ada juga perwakilan keluarga di Padang yang turut membantu tim SAR melakukan pencarian. Mungkin, dia tersesat karena terpisah dari rombongan," tambah Cun Chaniago. Setiawan Maulana merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Cun Chaniago dan Almarhumah Rujiati. Sejak ibunda meninggal dunia, Iwan tinggal bersama ayahnya dan Fitri, ibu tiri.

Mengetahui Iwan hilang kontak di Gunung Kerinci, Fitri merasa kehilangan. Dia tidak kuasa membendung air mata saat bercerita mengenai keberadaan anaknya tersebut kepada wartawan. Dia mengaku setelah dikabarkan menghilang, dia bersama-sama dengan tetangga dan teman-teman Iwan yang lain menggelar pengajian di rumah berharap segera ditemukan. Pengajian berlangsung setiap hari. Doa bersama juga digelar di Masjid Annasrul Ruhi di Jalan Raya Cemara V. "Kami (keluarga,-red) dan teman-teman Iwan merasa kehilangan. Kami berharap supaya dia ditemukan secepatnya. Kami berdoa bersama setiap hari," tambah Fitri.