Seorang pria berstatus mahasiswa singapura berusia 16 tahun menyebar berita bohong/palsu menyebutkan mantan perdana menteri Singapura Lee Kuan Yew telah meninggal dunia. Kepolisian Singapura berhasil mendapatkan foto dari CCTV terkait pemuda tersebut. Pembobol situs Kantor Perdana Menteri Singapura akan dilaporkan ke polisi lantaran berita bohong mengenai kondisi mantan PM Singapura, Lee Kuan Yew.
Mahasiswa tersebut beroperasi dengan menggunakan komputer dan berusaha meyakinkan publik dengan menuliskan pesan berantai yang berisi mantan PM Singapura telah meninggal dunia. Pria tersebut terancam dikenakan hukuman denda 50.000 dolar singapura dan ancaman penjara lebih dari 10 tahun. Sekalipun anak muda tersebut tertangkap, ia akan diadili dibawah pengadilan anak dan dimungkinkan tidak akan dihukum secara berat seperti membayar ganti rugi.
Ajun Komisaris Besar Polisi Sekher Warreir selaku kepala Departemen Investigasi memberikan peringatan kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan hal serupa. Sebab, membohongi publik merupakan suatu tindak pidana yang berdampak pada hukuman berat. Ketua Litigasi Pidana, Shashi Nathan mengatakan, seharusnya pihak kepolisian Singapura tidak gegabah menetapkan tersangka. Karena, menurut Nathan, waktu penyelidikan belum selesai dan pihak kepolisian belum mempunyai cukup bukti untuk menetapkan pria tersebut sebagai tersangka. Jika memang terbukti bersalah, pria berusia enam belas tahun ini harusnya bukan dihukum secara penjara, tetapi lebih diberikan penyuluhan dan pendampingan untuk rehabilitasi sikap.
Sebelumnya sebuah situs mengabarkan berita hoax ihwal meninggalnya mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yew. Kepolisian Singapura melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebar berita palsu melalui situs tersebut. Situs palsu tersebut menggunakan logo Kantor Perdana Menteri Singapura (PMO). Pihak PMO sudah melaporkan situs tersebut kepada Kepolisian Singapura. Mereka menambahkan tidak ada berita terbaru mengenai kondisi kesehatan Lee. Pria 91 tahun tersebut masih dalam kondisi kritis. Pada Rabu sore, situs tiruan itu mengatakan mantan PM Lee telah meninggal akibat penyakit pneumonia yang dideritanya. Akibat kabar tersebut, hampir semua kantor berita di dunia mengabarkan hal yang sama.
"Lee Kuan Yew, Bapak Bangsa dan Perdana Menteri Singapura pertama, meninggal dunia di usia 91, seperti dilaporkan situs pemerintahan," tulis CNN Breaking News, yang tertipu, dalam akun twitter mereka @cnnbrk Rabu kemarin, seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (19/3). "#Terbaru Pendiri dan PM #Singapura #LeeKuanYew dikabarkan meninggal pada Rabu karena penyakit pneumonia," tulis CCTV News di akun Twitter @cctvnews. Baik CNN maupun CCTV News akhirnya meralat informasi tersebut.
Kantor Perdana Menteri Singapura (PMO) mengajukan laporan ke polisi mengenai adanya pernyataan palsu mengenai kondisi kesehatan mantan PM Lee Kuan Yew. Beredar foto berisi pernyataan resmi dari situs PMO bahwa Lee telah wafat semalam. Stasiun berita Channel News Asia (CNA), Kamis, 19 Maret 2015 melansir gambar tersebut kemudian beredar di berbagai media sosial dan pesan instan WhatsApp. CNA telah memeriksa dan memverifikasi bahwa foto itu palsu. Tidak ada informasi baru yang telah dirilis oleh kantor PMO.
Pernyataan palsu tersebut tetap dikutip oleh beberapa media besar antara lain stasiun berita CNN dan CCTV. Mereka berkicau di akun resmi Twitter masing-masing. Setelah mengetahui bahwa berita itu palsu, CCTV dan CNN telah menghapus kicauan tersebut. Kemudian mereka menulis "berita baru telah muncul bahwa laporan awal mengenai kematian Lee Kuan Yew mungkin telah dipalsukan, namun hal tersebut masih belum jelas"
Saat ini, kondisi Lee Kuan Yew sendiri masih kritis. Pria 91 tahun ini menderita sakit pneumonia. Lee adalah bapak bangsa Singapura. Selama menjabat sebagai perdana menteri pertama mulai dari 1965-1992, dia sukses menjadikan negara kta tersebut modern dan maju. Di bawah kepemimpinannya, Singapura melarang orang meludah atau malas menyiram toilet usai buang air. Perekonomian dan keamanan Singapura juga menjadi salah satu yang paling teratas di Asia, setara negara maju.