
Jika dinilai dari wawancara perkenalan Miss Universe 2006, Nadine tidak bisa berbahasa Inggris dengan lancar, walaupun sudah mengikuti persiapan bahasa Inggris dari panitia. Nadine menjawab pertanyaan-pertanyaan juri dengan terbata-bata dan sering kali melenceng dari konteks pertanyaan. Pada sesi tanya-jawab selanjutnya, tampaknya Nadine menyadari kemampuannya dalam berbahasa Inggris yang minim dan menjawab pertanyaan dengan menggunakan bahasa Indonesia dan menggunakan jasa penerjemah. Pada acara infotainment di Indonesia, diinformasikan walaupun tidak lancar berbahasa Inggris, tetapi ia fasih berbicara dalam bahasa Jerman. INDONESIA IS A BEAUTIFUL CITY
Pada 19 Juli 2006, Nadine dilaporkan oleh Mujahidah (anggota FPI) ke Polda Metro Jaya atas keikut-sertaannya di ajang Miss Universe 2006. Ia dituduh melanggar pasal 281 KUHP tentang kesusilaan. Kuasa hukum Mujahidah FPI, Sugito SH tak hanya melaporkan dia saja tetapi juga orang-orang yang terlibat dalam acara itu. Sugito juga menyatakan, pemberangkatan Nadine ke ajang Miss Universe telah melanggar surat keputusan Mendikbud RI nomor 02/U/1984 tentang pengadaan kontes pemilihan ratu dan sejenisnya.
"Dalam surat itu jelas disebutkan, bahwa acara pemilihan ratu bertentangan dengan nilai agama dan sosial. Dan surat ini masih berlaku," jelas Sugito. Selain hal itu Sugito juga menganggap pengiriman Nadine telah melanggar pasal 281 tentang pelanggaran kesusilaan dan 169 KUHP tentang perkumpulan untuk maksud jahat. Orang-orang yang dilaporkan itu adalah Mooryati Soedibyo, Wardiman Djojonegoro, Mega Angkasa, Kusuma Dewi, dan Putri Indonesia 2004 Artika Sari Devi.