Biodata Eka Mayasari Mualaf Alumnus UGM

Foto FB Facebook Twitter Biografi Eka Mayasari Mahasiswi UGM asal Riau MeninggalEka Mayasari, 27 tahun, alumnus Universitas Gadjah Mada. Maya, panggilan akrabnya alumnus D3 Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, berjualan makanan dan minuman ala angkringan di tempat kos yang berukuran sekitar 5 x 3 meter.

Eka adalah seorang mualaf asal Pulau Kijang, Riau. Informasi yang dihimpun dari Dewan Syuro Laskar Hamka Darwis, Faisal, lewat Komunitas Mualaf Jogja, Eka memeluk Islam dengan bersyahadat di hadapan Faisal tahun 2011. Perjalanan spiritual Eka ini tidak lepas dari hobinya membaca buku.

"Berawal dari hobinya membaca buku hingga Eka menemukan buku tauhid Ketuhanan Dalam Islam, dan dari situlah Eka Mayasari mulai goyah imannya yang akhirnya menyakini dienul (agama) Islam adalah kebenaran yang nyata, dan Eka Mayasari memutuskan untuk mualaf," kata Faisal dalam akun Facebook Komunitas Mualaf Jogja.

Kerabat dan teman-teman dekat mengenal Eka sebagai seorang wanita cantik yang cerdas, pintas dan sabar. Eka tercatat pernah menjadi mahasiswi Universitas Gadjah Mada. Dia juga ulet dan mandiri dalam mencari nafkah. Pada awal-awal masuk Islam, Eka mulai belajar menggunakan kerudung tetapi sering dilepas ketika bapaknya datang. Dia menyembunyikan identitas Islam ketika berkumpul bersama keluarga. Hingga akhirnya semuanya diketahui keluarga.

Saat keluarga mengetahui Eka sudah memeluk Islam, ibu bapaknya tidak terima. Eka diusir dari rumah, kuliah tidak lagi dibiayai, nafkah tidak lagi diberikan. Dia dibiarkan oleh orangtua. Hingga akhirnya kehidupan Eka ditampung oleh Faisal. Eka diberi tempat tinggal di kawasan Kampung Pedak, Yogyakarta. "Maya ini orangnya tidak mau bergantung pada orang, pernah dia membuka warung bakmi di daerah Baciro tepatnya samping Polsek Baciro, lalu dia buka usaha angkringan di bawah jembatan layang daerah Janti hingga Sabtu petang, 2 Mei 2015 ajal menjemputnya," cerita Faisal.

Semangat Eka membuka usaha angkringan bukan hanya untuk menghidupi dirinya sendiri, namun hasilnya juga untuk membiayai sekolah adiknya yang bernama Fandi hingga akhirnya mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Keteguhan iman dan Islam yang dimiliki Eka ini akhirnya mengetuk hati keluarganya. Dia menjadi inspirasi adik dan ibunya yang kemudian menyusul jadi mualaf. Eka ditemukan tewas di indekosnya, Desa Karangjambe, Janti, Banguntapan, Bantul. Eka diduga korban pembunuhan. Hingga kini polisi masih mendalami kasus ini.