Eri Yunanto (21), seorang pendaki Gunung Merapi yang melakukan pendakian melewati jalur Selo Boyolali dikabarkan terjatuh ke jurang Merapi, Sabtu (16/52015) sore. Salah satu pendaki sempat merekam posisi Eri Yunanto (21) di Puncak Garuda sebelum mahasiswa Universitas Atmajaya Yogyakarta itu jatuh ke kawah Gunung Merapi, Sabtu (16/5/2015) kemarin. Foto rekaman Dicky, teman dekat Eri menjadi petunjuk bagi tim pencarian untuk mencari tubuh Eri.
Dicky mengatakan, sebelum Eri menaiki batu Puncak Garuda, ada pendaki lain yang telah berhasil naik kemudian menuruni batuan tersebut. Eri kemudian menyusul naik, namun jatuh saat turun dari batu. Ia pun telah mewanti-wanti teman kampusnya itu. Motivasi terbesar Eri memang untuk berfoto di tempat tersebut, dari rumah sudah ia niatkan untuk dapat mengambil foto di situ (batu Puncak Garuda).
Tidak disangka, Eri terperosok jatuh ke sisi kanan puncak menuju kawah. Menurut Dicky, terpelesetnya Eri berlangsung sangat cepat. Ia hanya dapat menyaksikan temannya itu jatuh ke sebelah kanan lalu terguling menuju kawah. Dirinya menambahkan, temannya itu baru kali pertama menaiki Gunung Merapi.
Nama : Eri Yunanto
Pekerjaan : Mahasiswa
Kampus : Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jurusan : Teknik Industri
Asal : Kampung Mbiru, Kabupaten Sleman
Hingga Minggu (17/5/2015) malam, Eri Yunanto (21), seorang pendaki gunung yang jatuh ke bagian kawah Gunung Merapi belum ditemukan. Namun, tim pencarian telah mengidentifikasi posisi survivor tersebut lewat foto-foto yang direkam dari pesawat mini tanpa awak atau drone. Komandan tim Search and Resque Daerah Istimewa Yogyakarta (SAR DIY), Brotoseno, mengatakan drone sudah dapat memantau obyek di dasar kawah Merapi yang diduga kuat Eri.
Tim SAR DIY menggunakan drone untuk mempermudah melacak posisi survivor. Bantuan drone yang dilengkapi kamera diperoleh dari tim Universitas Gadjah Mada (UGM). Meski posisinya diketahui, ia belum dapat memastikan kondisi Eri saat ini. Brotoseno menambahkan, saat ini tim tengah membuat jalur rintisan dan jalur savety line yang diperlukan jika diperlukan proses evakuasi. Eri terpeleset dan jatuh tergelincir dalam kubah lava sedalam kurang lebih 150 meter.
Tim SAR DIY sendiri menerjunkan lima regu untuk evakuasi survivor. Masing-masing terdiri atas 10 personel. Pengendali Misi Pencarian (SMC) Suwiknya mengatakan, tim pencarian dilengkapi drone dan alat bantu pernapasan (breathing apparatus) untuk mempermudah evakuasi. Hal itu berkaitan medan dan kondisi jatuhnya survivor di kawah Merapi.
Drone digunakan untuk memetakan tempat dugaan jatuhnya pendaki. Dari situ akan dievaluasi jalur yang bisa ditempuh oleh penyelamat. Sementara itu, breathing aparatus berfungsi untuk mengurangi risiko terhirupnya gas beracun yang ada di kawah Merapi. Waktu efektif untuk melakukan pencarian adalah pukul 10.00 sampai pukul 13.00 WIB.
Tim gabungan SAR akhirnya berhasil menemukan mahasiswa Atmajaya Yogyakarta, Eri Yunanto (21) yang terjatuh ke kawah Gunung Merapi pada Sabtu 16 Mei 2015. Kondisi korban ketika ditemukan tim penyelamat sudah dalam keadaan meninggal. Sejak pagi tadi, tim gabungan penyelamat bekerja keras untuk mengevakuasi mahasiswa Atmajaya yang terjatuh di kawah di Gunung Merapi itu. Untuk proses evakuasi, tim juga mengerahkan berbagai peralatan di antaranya thermal camera serta drone.