Prof Dr Andi Mappadjantji (61) Guru Besar Universitas Hasanuddin (Unhas) meninggal dunia di kediamannya di Perumahan Doesn (Perdos) Unhas Jl Perintis Kemerdekaan Blok E 1 Tamalanrea Makassar, Senin (22/6/2015) di pangkuan sang istri.
Istri almarhum, Dra Shanty Djelani (55) menjelaskan, almarhum meninggal karena jatuh di kamar mandi. "Saat Beliau jatuh saya langsung menggapainya," kata Dra Santy dengan wajah yang masih berkabung. Almarhum meninggalkan satu orang putri Andi Elvita Bellani SPsi Msc dan putranya Andi Bayu Dewa Brata St
Istri almarhum mengatakan, sebelumnya alamarhum sehat dan berkomunikasi lancar dengan keluarga. Sewaktu puasa, almarhum juga menjalankan ibadah puasa dengan lancar. "Alamarhum memang sakit stroke tapi itu sudah enam tahun yang lalu dan selama ini Beliau sehat-sehat," ujarnya.
Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal yang menghadiri pemakaman Prof Dr Andi Mappadjantji di Pekuburan Panaikang Jl Poros Panaikang Makassar, Senin (22/6/2015) curhat soal almarhum. Deng Ical, sapaan akrab Syamsu Rizal mengatakan, sewaktu masih kuliah, almarhum sering memarahinya. "Sewaktu saya menjadi ketua senat di Unhas, beliau sering memarahi saya dan saya anggap itu adalah nasehat," kata Deng Ical kepada Tribun.
Ia juga menyadari, marahnya almarhum bisa membawa keberhasilan hingga sekarang. "Seandainya kalau saya tidak dimarahi maka saya tidak akan jadi begini" ungkapnya. Dimata Deng Ical, Prof Dr Andi Mappadjantji adalah seorang guru yang mentransformasi ilmu lewat tindakan dan sifat konsistensi dalam memeutuskan sesuatu.
Ternyata wakil wali kota Makassar ini juga mengaku bahwa ia tidak lupa dengan cara memanggil alamarhum. "Caranya almarhum memanggil saya, "Sini moko Ical, ko kira Sospol ko jadi ko Nda anggap saya dosenmu?" Itu yang saya selalu ingat," ujar Deng Ical. Pesan terakhir alamarhum, sewaktu Deng Ical masih kuliah adalah, "Di Sulawesi Selatan yang paling penting adalah kita menghargai orang". (tribunnews)