Qurratuaini seorang mahasiswi dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) meninggal dunia saat melakukan aksi kampanye bersih Gunung Gede bersama rekan-rekannya, Selasa (2/6/2015). Korban diketahui bernama Qurratuaini (18) asal Kelurahan Rawa Barat Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, saat ini jasad korban berada di RSUD Cianjur menunggu dijemput oleh keluarganya.
"Korban bersama rombongannya yang tergabung dalam Mahasiswa Pecinta Seni Dan Alam IKJ berjumlah 31 orang mendaki sejak Sabtu (30/5/2015). Korban saat manjat dalam keadaan sakit, namun tidak memberitahukan kondisinya itu ke teman-temannya," kata Ardi Andono, Kasi PTN Wilyah I Cibodas, Balai Besar Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP), kepada detikcom sekitar pukul 19.30 WIB.
Pada saat pertengahan perjalanan, banyak anggota rombongan yang membawa misi bersih Gunung Gede itu mengaku sakit, saat itu petugas TNGP sudah melakukan evakuasi terhadap peserta yang sakit, namun korban tidak sempat terbawa oleh tim evakuasi karena banyaknya peserta yang dibawa turun dan jumlah petugas yang terbatas.
"Korban meninggal pada Selasa (2/6/2015) pukul 00.05 WIB di Alun alun Suryakencana, Desa Sukamulya. Jenazah dievakuasi oleh tim TNGP sekitar pukul 08.00 WIB, pagi tadi," tutup Ardi.
Diduga kedinginan, seorang pendaki Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Kabupaten Cianjur tewas saat tengah berada dilokasi pendakian. Korban tewas adalah Qurratuaini (18) warga Jalan Renggas RT 03 /RW 02 Rawa Barat Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Korban saat ini tengah bersama 34 orang rombongan pendaki lainnya.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, korban berangkat melakukan pendakian di TNGGP berangkat lewat Pos Gunung Putri hari Sabtu (30/5/2015) pukul 07.00 WIB. Setibanya di puncak atau tepatnya didaerah alun-alun Suryakancana Barat yang masuk wilayah Kecamatan Cugenang gadis itu dikabarkan tewas.
Kepala PTN 1 Wilayah Cianjur TNGGP Ardi Andono mengatakan, korban tewas diduga kedinginan. Sebab saat itu kondisi suhu di puncak sempat dibawah 5 derajat celcius. Hal itu membuat para pendaki harus bisa melawan dinginnya cuaca. Korban diduga tidak kuat hingga menyebabkan tewas.
.
"Kami mendapatkan informasi adanya pendaki yang tewas pada Senin sore. Kami tindak lanjuto dengan melakukan pengecekan ke lokasi, ternyata saat sampai di puncak didaerah alun-alun Suryakanana Barat ada beberapa pendaki yang sakit, hingga ditemukan korban tewas," kata Ardi, Selasa (2/5/2015).
Dikatakan Ardi, ada sejumlah pendaki yang dalam kondisi sakit. Kemungkinan dampak dari suhu yang kurang bersahabat. "Suhunya sangat dingin, kemungkinan korban terjangkit hyportemia yang mengakibatkan kejang perut. Bahkan, saat akan digendong turun gunung dia kesakitan, hingga akhirnya dalam perjalanan dia tewas," ujarnya.
Menurutnya, korban sendiri diketahui menyembunyikan penyakitnya dari rekan-rekannya. Korban sebenarnya fisiknya sudah dalam kondisi lemah. "Ini sebagai pelajaran bersama. Kami menghimbau kepada para pendaki bisa mematuhi prosedur, jangan nekad. Jika memiliki riwayat penyakit sebaiknya urungkan niat untuk mendaki karena resikonya besar," tegasnya. (Bisri Mustofa/A-108)***