MasterChef Indonesia Season 4 adalah kelanjutan dari acara realitas MasterChef Indonesia yang tayang pada tahun 2015. Audisi mulai dilaksanakan mulai bulan TBA hingga TBA 2015. Pada musim ini, Arnold Poernomo masih didaulat menjadi dewan juri. Namun, ada sedikit perubahan pada posisi juri. Tahun ini, Degan Septoadji, dan Rinrin Marinka tidak lagi menjadi juri, dan digantikan oleh Matteo Guerinoni.
Dua peserta Master Chef Indonesia (MCI) season 4 kini sedang tak tenang, pasalnya posisi mereka akan ditentukan dalam Grand Final MCI yang akan berlangsung Sabtu 12 September 2015. Seperti apakah siasat mereka menghadapi challenge yang nantinya menentukan juara MCI 4?
Luvita Hodiono (20 tahun), Jakarta, Mahasiswi, seorang pelajar di salah satu sekolah memasak di Jakarta. Mulai mengasah kebolehannya dalam meramu hidangan di dapur rumahnya sejak usia 15 tahun, ia terinspirasi dari acara-acara MasterChef yang terus-menerus memperlihatkan kesenian di dalam memasak.
Sebelumnya Deny dan Luvita berhasil menjawab isi bahan [dan nama] masakan sayur terbanyak selama blind test dan mengadu tanding untuk berhak sebagai pemenang tantangan. Deny memenangi tantangannya dan mendapatkan hadiah yaitu bebas dari tantangan kedua serta pemenang dalam 10 besar untuk tidak melanjutkan tantangan dalam 11 besar.
Deny Gumilang harus melawan Luvita di meja final. Masakan yang dinilai paling baik dari segala aspek akan menentukan siapa yang pantas keluar sebagai juara. Deny yang ditemui ketika berkunjung ke Kantor Redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Kebon Sirih, Jakarta Pusat mengatakan dirinya sudah mempersiapkan siasat khusus agar dirinya bisa menjadi pemenang di MCI 4.
“Pasti ada persiapan khusus soalnya ini yang akan menentukan juaranya. Saya banyak belajar, cari info tentang makanan yang mau saya buat nanti saat Grand Final. Saya juga cari inspirasi dengan melihat hidangan-hidangan dari para chef terkenal” beber Deny. Pria kelahiran Jakarta, 30 maret 1979 ini mengaku pede menghadapi final yang sudah di depan mata tetapi dirinya juga tak menganggap remeh saingannya. “Ya saya merasa pede, ini sudah di depan mata finalnya” tutup Deny diselingi senyum.