Pada tahun 2010, Ade Komarudin melakukan langkah besarnya dalam kariernya dengan maju turut serta dalam bursa pemilihan ketua umum Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia atau SOKSI. Kendati saat itu Ade Komarudin mencalonkan dirinya dalam pemilihan tanpa didampingi adanya tim sukses, namun dirinya telah mendapat banyak dukungan kuat dari sejumlah pengurus SOKSI di daerah. Selain mendapat dukungan dari beberapa tokoh didaerah, Ade Komarudin juga memperoleh dukungan dari sejumlah tokoh Partai Golkar, seperti Akbar Tanjung. Setelah melalui proses pemilihan yang panjang, Ade Komarudin berhasil keluar sebagai pemenang.
Ade Komarudin selanjutnya memimpin SOSKI dibantu seorang wakil ketua umum, yakni Ria Ru-mata Aritonang, serta 22 orang ketua. Sekjen dijabat Lawrence Siburian dengan 23 wakil sekjen, serta bendahara umum dijabat Melchias M Mekkeng yang dibantu 23 wakil bendahara umum. Kepengurusan itu juga dilengkapi 22 departemen. Dengan demikian, total pengurus sebanyak 150 orang. Pelantikan Ade beserta jajarannya sendiri dilakukan pada tanggal 25 Juni 2010 dan dilakukan pendiri SOKSI Prof. Suhardiman yang didampingi Ketua Umum DPP Partai Golkar pada saat itu, Aburizal Bakrie. Ia terpilih menjadi Ketua Fraksi Golkar di DPR untuk periode 2014 - 2019.
Dia menilai saat ini DPR harus memperhatikan pengawasan yang bersifat konstruktif. Selain itu juga terkait pembahasan anggaran yang mengutamakan kemaslahatan rakyat Indonesia. "Kita tahu negara ini pada posisi menghadapi arus global, terutama melambatnya ekonomi dunia. Tidak ada pilihan bagi kita DPR dan seluruh rakyat agar negara ini terus survive menuju kemajuannya," tutur Akom. "Maka pengawasannya pun harus konstruktif yang bisa menyelesaikan masalah bangsa, bukan yang membuat masalah. Pengawasan itu kan berasal dari masalah, kita tidak boleh mempermasalahkan masalah-masalah itu, kita mencari titik temu solusi untuk selesaikan masalah itu," pungkas Akom.