Alfian menceritakan, mulanya Siska mengeluhkan nyeri pada leher dan tulang belakangnya. Menurut Alfian, keluhan itu mungkin saja muncul karena Siska selalu menenteng bawaan berat, yakni tas berisi laptop. Siska pun sempat menjalani fisioterapi atau sekadar pijat. Setelah sembuh, ia kembali bekerja seperti biasa. Namun, keluhan pada bagian tulang belakang muncul lagi setelah beberapa bulan kemudian. Siska berencana pergi ke Perancis pada 18 Agustus 2015 untuk meneruskan pendidikan S-2. Sebelum berangkat, ia ingin mengatasi masalah pada tulang belakangnya terlebih dahulu.
Pilihan pengobatan pun jatuh pada terapi chiropractic. Pada 5 Agustus 2015, Siska mendatangi klinik terapi chiropractic di kawasan Pondok Indah karena berada tak jauh dari rumahnya. Siska menjalani konsultasi terlebih dahulu dan bertemu dengan terapis asing, Randall Caferty. Setelah konsultasi itu, menurut Randall, Siska perlu menjalani terapi sebanyak 40 kali dengan membayar Rp 17 juta. Namun, Siska menolak karena ia harus berangkat ke Perancis pada 18 Agustus 2015. Akhirnya, Randall menawarkan paket terapi 40 kali menjadi dilakukan dua kali sehari.Dengan anggapan Randall adalah dokter yang ahli, Siska pun percaya dan menyetujui untuk menjalani terapi. Keesokan harinya, pada 6 Agustus 2015, Siska kembali ke klinik pada pukul 13.00 untuk menjalani terapi chiropractic dan telah membayar biaya Rp 17 juta. Sore harinya, Siska kembali menjalani terapi dengan ditemani ibunya. Alfian mengatakan, terapi itu dikerjakan langsung oleh Randall. Sang ibu pun sempat terkejut melihat bagaimana terapi dilakukan dengan sangat singkat.
Untuk memastikan hal itu, harus segera dilakukan MRI. Sayangnya, Siska sempat kehilangan kesadaran dan denyut jantungnya melemah sehingga MRI tak bisa segera dilakukan jika kondisi tidak stabil. Dalam kondisi itu, sekitar pukul 06.00, dokter menyatakan bahwa Siska sudah tiada. Keluarga pun harus merelakan kepergian Siska yang telah pergi dalam waktu singkat. Alfian tak pernah menyangka bahwa Siska meninggal dunia karena awalnya hanya masalah di tulang belakang. Keluarga pun melaporkan kasus dugaan malapraktik oleh dokter asing ke Polda Metro Jaya pada 12 Agustus 2015.