Siyono warga Dusun Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten tewas ditangkap Densus 88 Antiteror. Suami dari seorang Guru TK yang diringkus di Klaten itu diduga ditembak mati oleh Densus 88. Suyono ditangkap tanggal 8 Maret 2016 merupakan hasil pengembangan tersangka T alias AW. Sehari setelah penangkapan, Tim Densus 88 membawa Siyono untuk menunjukkan barang yang menurutnya sudah diserahkan kepada orang lain. Selanjutnya dengan pengawalan anggota, yang bersangkutan dibawa ke lokasi yang disebutkan. Namun setelah tiba di lokasi ternyata yang bersangkutan tidak dapat menunjukkan rumah dimaksud termasuk orang yang disebutkan. Setelah sekitar dua jam melakukan pencarian akhirnya anggota Densus membawa Siyono kembali. Namun di perjalanan, menurut Agus, Siyono melakukan perlawanan dan menyerang anggota Densus yang mengawal. Akhirnya terjadilah perkelahian di dalam mobil.
Setelah situasi dapat dikendalikan tersangka kelelahan dan lemas, selanjutnya Siyono dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta untuk pemeriksaan. Ternyata nyawa Siyono tak dapat diselamatkan. Ia meninggal di rumah sakit. Jenazah dibawa ke RS Polri Kramatjati Jakarta, dan pada hari Sabtu (12/3) sekitar jam 15.30 jenazah sudah diserahkan kepada pihak keluarga dan yang jelas tersangka bukan meninggal dunia dalam pemeriksaan. Sebuah rumah yang juga digunakan sebagai taman kanak-kanak, Roudatul Athfal Terpadu (RAT) Amanah Ummah didatangi oleh tim Densus 88 Antiteror, Kamis (10/3/2016) siang. Kedatangan mereka, guna menggeledah isi rumah yang berada di Dusun Brengkungan RT 11/5, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, karena ada kaitannya dengan terduga teroris SY (34) yang ditangkap sehari sebelumnya. Informasi yang dihimpun, sekolahan tersebut dipimpin seorang perempuan bernama SR, istri SY.
Sebelum menempati rumah yang bersebelahan dengan masjid itu, TK tersebut sempat berpindah-pindah tempat. Sedangkan, lokasi yang saat ini baru sekitar setengah tahun berdiri. Menurut Kepala Desa Pogung Joko Widoyo, yang bersangkutan dikenal agak tertutup di kalangan warga. SY sendiri diketahui menganggur, sedangkan yang istrinya bekerja sebagai guru TK. Dikatakannya, SY seringkali tidak berada di rumah. Dijelaskannya terakhir kali, dirinya pergi, pamit menuju Sulawesi. Siyono itu lulusan STM pertanian, tapi sehari-hari dia tidak bekerja tapi kadang-kadang pergi dan terakhir kali pamit ke Sulawesi. Istrinya mulang (mengajar). Siyono asli dari desa sini, sedangkan istrinya berasal dari Bayat. Dari hasil pernikahannya, diketahui yang bersangkutan memiliki lima anak. Adapun, dirumah tersebut juga dihuni oleh Marso orang tuanya dan Siyono merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Ayah Siyono mendapatkan kabar meninggal anakanya itu seusai maghrib.
Sebelumnya pada Jumat sore sekitar pukul 14.30 WIB, istri dari Siyono dan perwakilan keluarga lainnya dipersilakan menjenguk suaminya ke Jakarta. Ayah Siyono tak mengetahui penyebab kematian anaknya itu. Ia hanya mengetahui jika kabar tersebut diterima dan kemudian menyusul kabar selanjutnya tentang persiapan pemulangan jenazah Siyono. Siyono rencananya dikebumikan di Sasana Laya Brengkungan, yang berjarak lebih kurang 700 meter dari rumah duka. Kabar duka tersebut dari orang yang ikut ke Jakarta yaitu istri Siyono, Kakaknya Wagiyono, dan Kepala Desa, serta Kepala Dukuh Brengkungan. Dari sumber lain Siyono ditangkap pasukan Densus 88 saat berzikir usai melaksanakan shalat magrib di sebuah masjid di Dukuh Brengkungan Desa Pogung Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada Selasa (8/3) lalu dikabarkan telah meninggal dunia ketika menjalani pemeriksaan. Keluarga korban terkejut saat petugas kepolisian mendatangi kediamannya. Kaget semakin bertambah, saat keluarga mendengar teriakan Suratmi (istri Siyono). Keluarga baru tahu apa yang terjadi, saat Suratmi mengatakan kalau suaminya meninggal dalam pemeriksaan.
Menurut Wadiyono kakak Siyono, Densus tiba di kediaman Siyono di Dukuh Brengkungan RT 11/05 Desa Pogung, Kecamatan Cawas, sekira pukul 9.00 WIB. Densus meminta agar ia bersama istri Siyono, ikut ke Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta untuk keperluan identifikasi sekalian untuk keperluan mengambil jenazah. Sebelumnya, saat penangkapan, pasukan Densus 88 menggerebek rumah Siyono yang juga digunakan sebagai Raudhatul Athfal (TK) Amanah Ummah. Kedatangan pasukan berlambang burung hantu dengan senjata laras panjang itu membuat takut anak-anak yang sedang belajar.