
Kapolsek Pacet, Kompol Pardiyanto, mengatakan, pihaknya sudah memeriksa 9 orang saksi terkait tewasnya Sopian. Kata dia, rata-rata saksi yang diperiksa memberikan keterangan bahwa mereka mengenal siapa yang melakukan penyerangan. Mereka menyebut tahu yang menyerang itu dari salah satu sekolah di Cipanas. Tapi tidak tahu siapa nama-nama orang yang menyerang itu. Menurutnya, polisi juga masih menyelidiki dari mana senjata yang digunakan oleh penyerang berasal. Kemungkinan ini tawuran pelajar dengan pelajar. Tapi kami masih selidiki. Pardiyanto menyebut belum mendapatkan barang bukti berupa senjata-senjata tajam yang digunakan pelaku untuk menyerang Sopian di kawasan sepi di Cimacan Valley itu.
Sementara itu, Kepala Instalasi Pemulasaraan Jenazah (IPJ) RSUD Cianjur, Multazam menjelaskan, pihaknya menenukam dua luka dengan kedalaman sekitar 10 sentimeter di punnggung Sopian (18), siswa asal Cipanas yang tewas ditikam pada Selasa (29/3/2016) sore. “Satu luka yang tembus ke paru-paru. Luka itu mirip luka yang dihasilkan oleh pisau. Akibat luka ini pula, korban meninggal karena dari bagian belakang, paru-paru tidak punya pelindung,” ujar Multazam di RSUD Cianjur, Selasa (30/3/2016). Menurutnya, ketika tiba di kamar jenazah pada pukul 21.00 Selasa kemarin, Sopian mengenakan celana panjang hitam dengan ciri-ciri lain, kulit sawo matang dengan rambut hitam. “Dari kedua luka itu, satu luka sudah dijahit di RSUD Cimacan. Begitu mau dirujuk ke RSHS Bandung, dan RSHS katanya sudah siap, Sopian meninggal,” ujarnya.