Iman Arif mantan Ketua Badan Tim Nasional (BTN) melalui Cronus Sports Management pernah memiliki 20 persen saham Leicester dan empat pemain muda Indonesia pernah menjalani latihan bersama Leicester City pada 2011. Lima tahun lalu Indonesia merupakan bagian penting dari klub yang bermarkas di Stadion King Power tersebut dan itulah hubungan Indonesia dengan pemuncak klasemen sementara Liga Primer Inggris Leicester City. Ketika itu klub yang berjuluk The Foxes itu masih bermain di kasta kedua Liga Inggris, Championship.
Iman mengaku bangga pernah menjadi bagian dari Leicester. Pria yang pernah menjadi manajer Timnas Indonesia U-23 itu menganggap kunci sukses Leicester saat ini ada di determinasi tim. "Kunci mereka kekompakan tim, plus tujuh dari 11 starter mereka berasal dari musim lalu. Mereka bisa memuncaki klasemen karena punya determinasi tinggi dengan pemain yang belum terkenal tapi potensi menjadi pemain bintang seperti Jamie Vardy dan Riyad Mahrez," ujar Iman.
"Racikan manajer Claudio Ranieri dari hasil bekas mantan Manager Nigel Pearson sangat solid. Menjadi juara harus punya konsistensi dengan pemain yang ada. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi klasemen, seperti cedera pemain," sambungnya. Ketika masih menjadi salah satu pemegang saham Leicester, Iman berusaha memanfaatkannya dengan mengirim sejumlah pemain muda berbakat Indonesia ke Inggris untuk berlatih dengan klub yang berdiri sejak 1884 tersebut.
Melalui Indonesia Football Academy (IFA), Iman ketika itu mengirim empat pemain muda untuk menjalani latihan bersama Leicester, termasuk eks penggawa Timnas U-19, Maldini Pali, dan penyerang Mitra Kukar, Yogi Rahadian. Sayang, Iman kemudian melepaskan 20 persen saham di Leicester pada 2011. Iman pun mengungkapkan alasannya untuk melepas saham tersebut. "Pada saat itu pihak King Power ingin mengambilalih seluruh saham selain menjadi mayoritas," tegas Iman. Melalui konsorsium Asian Football Investments (AFI), King Power International hingga saat ini masih memiliki 100 persen saham Leicester. King Power adalah perusahaan yang dipimpin pengusaha asal Thailand, Vichai Srivaddhanaprabha.