Profil Claudio Ranieri - Pelatih Leicester City

Biografi Profil Biodata Claudio Ranieri Pelatih Leicester City Juara Football ClubClaudio Ranieri yang lahir di Roma, Italia, 20 Oktober 1951; umur 64 tahun adalah seorang mantan pemain sepak bola asal Italia yang saat ini menjadi pelatih Leicester City. Ketika ia berkiprah sebagai pemain, Ranieri pernah bermain untuk AS Roma (1973-74), Catanzaro (1974-1982), Catania (1982-1984), dan Palermo (1984-1986). Posisinya sebagai seorang bek. Klub-klub yang pernah dilatih oleh Ranieri antara lain: Campania, Cagliari (1987), Napoli (1988), Fiorentina (1993), Valencia (1997 dan 2004), Atlético Madrid (1999), Chelsea F.C. (2000-2004), Juventus (2007-2009), Roma (2009–2011), dan Internazionale (2011–2012).

Pada 22 September 2011, secara resmi Ranieri ditunjuk sebagai pelatih baru Inter menggantikan posisi Gian Piero Gasperini yang didepak sehari sebelumnya. Dia adalah pelatih keempat setelah era José Mourinho dan pelatih Nerazurri ketiga dalam satu tahun terakhir (2010-2011). Setelah mengalami enam kekalahan dalam sepuluh pertandingan terakhir, Ranieri dipecat Inter pada 26 Maret 2012. Pada 30 Mei 2012, Ranieri ditunjuk sebagai pelatih AS Monaco dengan menandatangani kontrak berdurasi dua tahun.

Gelar Kepelatihan

Valencia C.F. : Copa del Rey : 1998-99, UEFA Intertoto Cup : 1998, UEFA Super Cup : 2004
Fiorentina : Serie B : 1993-94, Coppa Italia : 1995-96, Supercopa Italiana : 1996

Kepelatihan :

1987–1988 Campania Puteolana
1988–1991 Cagliari
1991–1993 Napoli
1993–1997 Fiorentina
1997–1999 Valencia
1999–2000 Atlético Madrid
2000–2004 Chelsea
2004–2005 Valencia
2007 Parma
2007–2009 Juventus
2009–2011 Roma
2011–2012 Internazionale
2012–2014 AS Monaco
2014–2015 Yunani
2015– Leicester City

Pelatih Leicester, Claudio Ranieri, mengungkapkan kebahagiannya dengan keberhasilan timnya Leicester City jadi juara liga inggris. Bagi Ranieri, keberhasilan juara ini jadi pencapaian terbesarnya. Sebelumnya ia sudah menangani banyak klub besar, seperti Chelsea, Inter Milan, AS Roma, Valencia, Atletico Madrid, Napoli, dan Fiorentina. Namun, selama ini ia tak pernah bisa juara sehingga ada yang menyebutnya "pelatih spesialis nyaris". Keberhasilan membawa Leicester jadi juara lebih mengejutkan karena sebelumnya ia baru dipecat timnas Yunani setelah hanya memimpin tim itu dalam empat laga. Namun, Raneri mengatakan, meski sebelumnya selalu gagal, ia tahu gelar juara pada akhirnya akan bisa diraih.