Natasha Gabriella Tontey pembuat karya seni 'Makan Mayit' yang menjadi kontroversi setelah mendapatkan kecaman keras dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Yohana Yembise. Apa sebenarnya maksud dan alasan Natasha mengangkat tema kanibal dalam karyanya. 'Makan Mayit' yang dikreasikan oleh Natasha Gabriella Tontey ini menampilkan makanan berbentuk tubuh bayi. Karya disuguhkan dalam suatu gelaran pameran di Footurama, Jakarta, pada bulan Januari 2017. Karya seni ini ramai diperbincangkan dengan tagar #makanmayit di Instagram. Beberapa foto yang diunggah memperlihatkan bentuk seperti bayi meringkuk dan otak. Ada pula wadah makanan berbentuk bayi.
Menurutnya karya tersebut berhubungan dengan minatnya untuk membahas ketakutan dengan hal yang lebih global. Dimulai dari hal-hal kecil untuk membahas sesuatu yang lebih besar dan pertanyaannya akan ketakutan itu sendiri. Mungkin ketakutan adalah suatu ciptaan oknum tertentu untuk mengontrol ketakutan lain. Contoh paling dekat dengan kita adalah larangan dalam berbentuk ketakutan yang dibuat oleh orang tua terhadap anak, karena orang tua memiliki ketakutan tersendiri atau isu-isu hantu atau teror yang dibuat oleh oknum-oknum tertentu untuk mengontrol masyarakat. Mungkin begitu.
Sebenarnya isu ini menjadi ketertarikannya sejak lama, tapi baru tercapai di Koganecho, di mana dia membuat toko mainan yang menjual cerita-cerita fiksi hasil sejarah kelam daerah Koganecho yang dia campur dengan karakter hantu Jepang. Di situ mainan-mainannya dibungkus dengan kantung putih dan hanya ceritanya saja yang kelihatan. Dia ingin menjual ketakutan orang Jepang kepada orang Jepang dengan tujuan untuk berbagi pengetahuan kepada tetangga sekitar sekaligus observasi dan berinteraksi langsung dengan masyarakat pada saat proses berkarya di sana.
Dalam membuat karya "Makan Mayit" dia menggunakan pendekatan fiksi dengan membuat cerita panti asuhan yang menjual bayi, di mana dia sebagai performer menjadi suster panti asuhan tersebut. Ini mengacu pada riset yang dia lakukan mengapa dia memilih anak-anak. Konsep kanibal menurutnya tidak hanya mengacu pada membunuh, psikopat, dan memakan, tapi hal yang lebih luas. Dia ingin mempertanyakan hasrat kanibalistik dimulai dari mana? Karena ada konsep endocannibalism (praktik di mana orang memakan tubuh orang yang mati) dan dia terinspirasi dari fenomena sosial itu.
Sejak awal bikin karya, sudah terpikir akan mendapatkan respons seperti ini, tapi dia tidak menyangka sebesar ini. Ketika acara ini berakhir malah menjadi heboh seperti ini. Tapi sekarang orang malah menghujat karena belum membaca dan tidak menangkap konteks yang ingin dia sampaikan. Sebelum pameran juga pernah bilang ingin bereksperimen dengan persepsi publik atas kanibalisme lewat karya. Tujuannya 'semata memberikan tawaran pemikiran alternatif', 'memicu dialog atau perdebatan', dan 'membuka kemungkinan'. Reaksi sosial masyarakat, negatif atau positif, itu bagian dari medan berkesenian.