Profile Khaw Boon Wan Politikus Singapura

Biografi Profil Biodata Khaw Boon Wan politikus Singapura kelahiran MalaysiaKhaw Boon Wan (Hanzi Sederhana: 许文远; Hanzi Tradisional: 許文遠; Pinyin: Xǔ Wén Yuǎn; Pe̍h-ōe-jī: Khóo Bûn-uán; kelahiran 8 Desember 1952) adalah seorang politikus Singapura kelahiran Malaysia. Sejak Oktober 2015, ia menjadi Menteri Koordinasi Infrastruktur dan Mentri Transportasi. Ia juga merupakan Ketua Partai Aksi Rakyat yang memerintah sejak 2011. Ia sebelumnya menjadi Menteri Kesehatan dari Agustus 2004 sampai Mei 2011 dan Menteri Pengembangan Nasional dari Mei 2011 sampai September 2015. Ia menjadi Anggota Parlemen sejak 2001.

Khaw menikah dengan pensiunan ahli farmasi dan mendapatkan tiga anak. Ia merupakan seorang pria yang relijius dalam parlemen. Pada 2010, Khaw melakukan operasi jantung dan setelah pemulihannya, media mengabarkan bahwa ia beralih ke gaya makan vegan, dengan menghindari seluruh daging, ikan dan produk-produk susu.

Biografi Profil Biodata Khaw Boon Wan politikus Singapura kelahiran MalaysiaKhaw memulai kariernya dalam Pelayanan Sipil Singapura, bekerja dalam Kementerian Kesehatan pada 1977. Dari 1985 menjadi 1987, Khaw menjabat sebagai Ketua Jabatan Eksekutif Rumah Sakit Universitas Nasional. Ia juga bekerja di Rumah Sakit Wanita dan Anak-Anak Kandang Kerbau, dan Rumah Sakit Umum Singapura. Dari 1992 sampai 1995, Khaw menjabat sebagai Sekretaris Pribadi Utama Perdana Menteri Goh Chok Tong (yang sekarang menjadi Menteri Senior Emeritus). Dari 1995 sampai 2001, ia menjabat sebagai Sekretaris Permanen di Kementerian Perdagangan dan Industri.

Dalam memelihara dan memajukan toleransi di tengah masyarakat yang beragam, diperlukan upaya bersama untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif, terbuka, dan saling menghormati. Menteri Transportasi Singapura, Khaw Boon Wan mengatakan hal pertama yang perlu dilakukan saat ini adalah membangun sebanyak mungkin jembatan persahabatan dan saling pengertian lintas agama dan suku bangsa. "Bahwa para pemimpin agama berperan penting dalam upaya menghilangkan prasangka, menghadapi serta mencegah berkembangnya berbagai ideologi ekstrim yang dapat memicu kebencian dan ketakutan di tengah masyarakat yang beragam," ungkapnya.