Sejak 2016, Gustika menjadi anggota Badan Pengawas Youth of Indonesia (YOI). Di Instagram YOI, Gustika pernah bicara soal anak muda Indonesia. "Di era globalisasi seperti sekarang, aku merasa bahwa konsep 'harus pulang' adalah hal yang kuno. Selama nafas dan detak jantung kita untuk Indonesia, kontribusi bisa dilakukan dari manapun kita berada. Dengan menyalurkan niat, usaha dan kreativitas, kita dapat mengisi dimana pembangunan itu dibutuhkan. Dimulai dari sekarang, dari pemuda," kata Gustika di akun Instagram Youth of Indonesia.
Gustika juga menjadi mentor di Indonesian UN Intern Association. Di akun Instagram indonesianunintern, tertulis bahwa Gustika punya banyak pengalaman terkait PBB. Mulai dari magang hingga mewakili Indonesia sebagai delegasi anak muda untuk CSW, UNESCO, dan UNFCCC. Di akun media sosial, Gustika menyebut dirinya sebagai pecinta kucing juga menyukai buku, seni dan musik. Sosok Gustika Jusuf Hatta jadi perbincangan saat dia meluapkan isi hatinya lewat Twitter. Dia protes ketika Koordinator Jubir Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak menyamakan Sandiaga dengan Bung Hatta.
Gustika mengaku tidak terima Bung Hatta disamakan dengan Sandiaga. Dia juga keberatan saat kakeknya dibawa-bawa dalam kepentingan politik. "Tidak kenal dengan Bung Hatta tidak usah mengibaratkan sebagai Bung Hatta. tidak elok menggunakan nama beliau (dan Eyang Karno) demi kepentingan politik. I'm so done, setiap pilpres nama beliau digadai-gadai. it's getting old @Dahnilanzar" tulis Gustika sambil me-retweet video dari akun Twitter Faldo Maldini. Dahnil Anzar Simanjuntak sendiri merespons santai protes keras dari Gustika itu. Dia mengubah pernyataanya yang sebelumnya menyamakan Bung Hatta dengan Sandi, menjadi Sandi ingin meneladani Bung Hatta.