
Berikutnya kecelakaan kedua terjadi pada tahun yang sama, tepatnya pada 20 November 2004 di Solo. Pesawat yang dia awaki menghantam pemakaman kawasan bandara Adi Sumarmo. Pesawat berguncang, para penumpang histeris. Laura tak luput dari hantaman berbagai benda yang terpental akibat guncangan pesawat. Bahkan, tubuhnya terpental dari bagian depan pesawat hingga sayap. Dia mengalami luka parah dan kondisinya saat itu sangat mengenaskan. Dia dilarikan ke rumah sakit dan sempat koma selama 3 hari, sampai akhirnya dia dibawa ke Singapura untuk mendapatkan operasi dan perawatan intensif karena luka serius di wajah dan kaki.
Pasca kecelakaan tersebut, operasi demi operasi terus dia jalani. Hampir sekujur tubuhnya hancur. Pipi kanan hancur hingga ditanam logam. Pinggang dan kaki patah. Kaki kanan ada luka menganga dan nyaris membusuk. Sampai operasi ke-17 dijalaninya dengan baik. Tulang yang selama ini dicari, dapat ditemukan di Amerika Serikat dan akhirnya dia bisa berjalan kembali, normal tanpa bantuan alat apapun. Kini, kondisinya terus membaik, dokter bilang tulang Laura sudah mulai tersambung kembali. Kini wanita cantik mantan pramugari ini menjabat sebagai CEO perusahaan penerbitan miliknya, Growing Publishing.