
Serial ini berkisar pada kehidupan sehari-hari suatu keluarga. Tokoh utama adalah Marlia Hardi, berperan sebagai "Bu Mar" seorang ibu rumah tangga yang bijak. Ia didampingi suaminya, "Pak Awal", dan tiga anaknya, "Didu", "Kiki", dan "Ruri", serta seorang pembantu rumah tangga, " Bi Supi". Pada tahun 1978 Pada tahun 1980, tokoh Pak Awal meninggal, sehingga dibuat suatu episode yang menceritakan wafatnya sang ayah. Tak lama kemudian, pemeran Didu mengundurkan diri, sehingga dibuat pula episode yang menceritakan meninggalnya putra tertua tersebut. Sandiwara televisi ini berakhir ketika pemeran tokoh Bu Mar meninggal dunia pada bulan Juni 1984, dengan episode terakhir "Surat Kaleng", ditayangkan 10 Juni 1984, seminggu sebelum kematian sang ibu.
Marlia Hardi (lahir di Magelang, Jawa Tengah, 10 Maret 1927 – meninggal di Jakarta, 18 Juni 1984 pada umur 57 tahun) adalah seorang pemeran Indonesia. Namanya cukup populer pada tahun 1970-an dan 1980-an ketika memerankan beberapa peran di TV dan layar lebar. Pada bulan Juni 1984, Marlia Hardi ditemukan bunuh diri dengan menggantung diri di kusen pintu. Kematiannya yang tidak wajar ini sempat mengagetkan publik karena sebelumnya Marlia Hardi dikenal selalu memerankan tokoh ibu yang bijaksana. Polisi bersimpulan, motif yang melatari tindakan ini adalah jeratan hutang dalam kegiatan arisan call. Latar belakang keluarganya tidak banyak diketahui. Karier sebagai pemeran dimulai ketika bermain dalam film Untuk Sang Merah Putih (1950).
Selanjutnya ia berperan dalam Selamat Berjuang, Masku! (1950), Tenang Menanti (1952), Kalung Mutiara (1960), dan Ajati (1954). Sampai tahun 1978 telah membintangi 50 film, dengan peran sebagian besar sebagai tokoh "ibu". Nama terkenal di publik ketika menjadi tokoh utama sebagai "Bu Mar" dalam sandiwara televisi Keluarga Marlia Hardi yang ditayangkan sore hari di TVRI sejak 1973. Hingga meninggalnya pada tahun 1984, sandiwara televisi ini masih tayang meskipun telah ditinggalkan oleh dua tokoh lainnya, "Pak Awal" (Awaluddin, wafat 1980) dan "Didu" (Musa Sanjaya, mengundurkan diri tahun 1978). Episode terakhir, "Surat Kaleng" ditayangkan 10 Junii 1984.