Ferdinand Hutahaean Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP-PD Partai Demokrat agaknya memang menjadi salah satu kader Partai Demokrat yang sangat getol “menyerang” Jokowi. Saking semangatnya menyerang Jokowi, Ferdinand justru kerap menampakkan kecerobohannya. Ferdinand menyuruh Jokowi agar mengaku kepada publik kalau ia menggunakan stuntman dalam aksi atraksi saat pembukaan Asian games beberapa waktu yang lalu.
Ferdinand Hutahaean melalui akun Twitternya mencoba membandingkan data waduk yang dibangun oleh SBY dan Jokowi. Ia mengatakan bahwa SBY selama masa pemerintahannya membangun 273 waduk. Belakangan baru diketahui kalai Ferdinand ternyata salah membaca data. Sebab ternyata 273 waduk itu bukanlah jumlah waduk yang dibangun oleh SBY, melainkan jumlah waduk sebelum SBY menjabat sebagai presiden. Twit tersebut kemudian dihapus. Namun sudah kadung banyak yang membuat tangkapan layarnya. Tangkapan layar twit Ferdinan tersebut kemudian dishare oleh banyak orang, salah satunya oleh direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.
Ferdinand Hutahaean menjabat Direktur Eksekutif di lembaga kajian Energy Watch Indonesia (EWI). Pria yang dalam beberapa hari terakhir cukup heboh diperbincangkan di jagad maya. Aksinya yang walkout saat Presiden Jokowi berpidato di Rapimnas Demokrat, menuai polemik. Ferdinand dianggap tidak menghargai tamu khusus Demokrat, orang nomor satu di negeri ini. Namun Ferdinand tetap pada sikapnya. Ia mengaku tidak ada dendam secara pribadi kepada Jokowi. Sehingga aksi keluar ruangan saat Jokowi berpidato semata-mata hanyalah bentuk protes politik kepada Jokowi. Ferdinand hanya ingin merepresentasikan kekecewaannya kepada Jokowi melalui aksi walkout. Tidak lebih.