
"Dalam acara itu, terdapat Catar Akmil yang menarik perhatian Panglima TNI dan para Kepala Staf Angkatan, yaitu Enzo Zenz Allie, yang bersangkutan merupakan anak yatim yang memiliki kemauan keras untuk menjadi prajurit Infanteri dan Kopassus," kata Heri. Heri mengisahkan, Enzo lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Paris, Ibu Kota Perancis. Baru pada saat usianya menginjak 13 tahun, Enzo hijrah ke Indonesia. "Sewaktu kecil ia ikut bersama ayahnya, Jeans Paul Francois Allie. Namun, setelah ayahnya meninggal, Enzo dibawa pulang oleh ibunya, dan melanjutkan sekolah di salah satu pesantren di Serang, Banten," tambahnya. Selain bahasa Indonesia yang merupakan bahasa Ibu, tutur Heri, Enzo yang menempuh Sekolah Dasar (SD) di Perancis serta SMP dan SMA di Indonesia, menguasai bahasa Perancis dan Inggris serta lancar mengaji Al Quran.
Kemampuan bahasa memang tidak jadi persyaratan mutlak, namun menjadi nilai tambah bagi Catar dalam berkompetisi dengan yang lain. Termasuk Enzo, dinyatakan lolos untuk mengikuti pendidikan calon prajurit taruna (Capratar) karena nilai memenuhi syarat," imbuhnya. Dalam keterangan tertulis tersebut pula, saat ditemui Kapenhumas Akmil, Letkol Inf Zulnalendra, putra dari Siti Hajah Tilaria ini, bersyukur karena cita-citanya sejak kecil dapat tercapai. "Saya merasa bahagia dan bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan saya sebagai Capratar. Terima kasih (Mama) yang telah mengurus saya selama ini, terima kasih banyak," ujar Enzo. "Saya tahu Akmil dari Ibu, ketika SMP, saya pindah ke Indonesia tahun 2014 untuk melanjutkan SMP," sambungnya. Direncanakan, Enzo akan menjalani pendidikan Candradimuka bagi para Capratar Akademi TNI yang lulus seleksi. Pendidikan akan dilaksanakan pada 6 Agustus sampai 30 Oktober 2019 di Akmil dan dibuka langsung oleh Danjen Akademi TNI, Laksdya TNI Aan Kurniawan.